Chapitre 124: NAFSU BERLEBIHAN

Itu membuatku membayangkan dia sendirian Natal lalu di kota di mana dia hampir tidak mengenal siapa pun, dan itu menghancurkan hatiku. Aku membuat titik untuk menyimpan itu untuk diriku sendiri, meskipun. Hal terakhir yang dia butuhkan adalah berpikir bahwa aku merasa kasihan padanya.

Willy membayar ongkos ketika kami sampai di apartemennya, dan aku mengambil barang-barangku dan mengikutinya keluar dari taksi. Kami berada di lingkungan yang disebut Turi Beach, tanpa alasan yang jelas. Itu di tepi teluk, tetapi tidak ada pantai yang bisa ditemukan. Yang ada adalah Bay Bridge yang sangat besar, menjulang kelabu dan menjulang tepat di depan kami.

Aku menoleh untuk melihat gedung tinggi tempat dia tinggal dan berusaha untuk tidak mengerutkan kening. Itu mencolok, modern, dan tidak memiliki semua kepribadian klasik Jakarta Pusat Victoria yang aku sebut rumah.