Abian membuka matanya, keadaan masih sangat gelap. Ia tahu ini masih jam setengah 2 dini hari. Waktu yang tepat untuk melaksanakan sholat sunnah tahajud, sekalian sahur untuk puasa sunah Senin dan Kamis.
Menarik napas panjang melalui hidung mancung yang ia miliki, Abian pun mengusap wajahnya dan berpaling dari arah langit-langit menuju wajah milik Ayla. Wanita itu entah sudah berapa lama tertidur dengan gaya seperti ini. Menjadikan tangan Abian sebagai bantal, menelusupkan wajah pada dadanya dan melingkarkan tangan pada perut Abian.
Tadi malam, Ayla membujuk Abian habis-habisan untuk mau memaafkannya dan menghabiskan makan malam. Abian yang tidak jago berpura-pura dan akhirnya luluh juga. Ia melihat Ayla masih menutup rapat kedua bola mata indahnya, tanda si empu masih terbuai di alam mimpi.
Bibir Abian terseret naik, menimbulkan senyuman tipis saat merasa Ayla mengusek-usek dadanya, geli. Abian pun menunduk, memperhatikan apa yang akan di lakukan sang istri.