Chapitre 43: Memberangus Sindikat Narkoba

Yuji menggosok pipinya yang masih perih karena cubitan Reiji tadi.

"Ya tapi ... enggak kenceng juga kali, Rei! Ngubitnya kudu pake perasaan dikit dong," ucap Yuji, memelas

"Lagian ngapain coba minta di cubit segala, Bang Yuu?" tanya Reiji kembali. Reiji masih kesal karena ia yang disuruh nyubit duluan, tapi malah dibentak-bentak oleh Abang Yuji-nya.

Yuji menarik lengan Reiji untuk mendekat ke arahnya. Yuji mendekat ke telinga adiknya.

"Liat deh mbak penjual batagornya, Rei! Mirip sama Mbak Kei Lopelis, ya?" bisik Yuji sambil senyum-senyum sendiri.

"Yuji, Reiji, kalian bahas apaan, heh? Kok bisik-bisiknya cuma berdua? Gus enggak diajakin nih?" protes Siji, tegas.

"Dih ... si Sithok kepo, deh. Ini rahasia sesama orang tampan tau, nggak boleh dikasih tau sama orang burik seperti elu," jawab Yuji dengan senyum indahnya.