"Ya udah," kata Heni kemudian. "Ntar kalau ada waktu kamu pulangin lagi aja kartu pengunjungnya. KTP kamu pasti ditinggal, kan?"
Rezqi mengangguk. "Makasih, Mbak. Terus, saya harus ke mana nih, sekarang? Maaf…"
"Jangan kaku gitu dong, Rezqi."
"Maaf," angguk laki-laki itu lagi.
Heni tersenyum dengan sedikit gelengan kepala di sana. Benar-benar, deh, pikirnya.
"Kamu ke bawah, ke kantor HRD," kata Heni. "Temuin Bu Clara. Beliau kepala HRD."
"Maaf," ujar Rezqi pula, "ee… apa saya harus diinterview lagi?"
Heni tertawa pelan, bukan karena sesuatu yang lucu melainkan betapa lugunya pria yang satu ini, pikirnya.
"Bukan, Rezqi. Masa' iya Tuan Muda diinterview, sih?"
Rezqi tersenyum, menunduk seraya menggaruk kepala yang tidak gatal.
"Lagian, kamu kan udah diinterview sama Pak Ben kemarin itu, kan?" kata Heni lagi, Rezqi mengangguk. "Nah…, ini cuman menandatangani dokumen soal jumlah gaji per bulan yang akan kamu terima aja kok, Rez. Bukan hal lain."
"Ouh… oke, Mbak."