Chapitre 58: Ketakutan Seorang Laki-Laki

Rezqi melangkah sembari memerhatikan ikan-ikan nila besar di dalam kantong plastik di tangannya itu. Ia tersenyum dan bisa membayangkan jika lauk untuk makan malam nanti, pastilah Bi Ayu akan mengolah ikan yang ia bawa sekarang itu.

"Hemm…" gumam Rezqi seorang diri. "Olahan seperti apa yang akan dibuat Bi Ayu nanti, ya?"

Digoreng balado enak sepertinya, pikir Rezqi pula. Tapi sepertinya Bima, Arjuna, dan terutama si kecil Shinta akan protes nantinya, sebab ketiga adik sepupu Rezqi tersebut tidak kuat makan pedas, istilahnya.

Atau dibikin semur ikan nila, soalnya Bi Ayu kan orang Jawa, dan memang sering membuat semur lauk teman makan untuk keluarganya dalam berbagai varian. Entah itu semur tempe, semur tahu, atau juga semur daging juga semur ikan. Untung saja Rezqi memiliki selera makan yang tidak memilih-milih, sebut saja: selera Nusantara. Jadi, ya… masakan sang bibi yang notabenenya orang Jawa cukup bisa ia nikmati dengan lidah Sumatranya itu.

"Mau ke mane, Rez?"