FAROHH BUKAN KUCING BIASA ....
Tak terasa satu bulan sudah kami di sini, kami jalan-jalan di sekitaran kota sihir Roma. Saja tidak kemana-mana.
"Kota sihir yang membosankan !" gerutu Farohh.
"Kamu, tuh ya !" ujar Halimah kesal, dan menjewer kuping Farohh. Aku hanya tertawa saja melihat ke akraban keduanya.
"Miawww ..." Farohh meronta dari pelukan Halimah.
"Awas, kau ya !" ujarnya.marah.
"Sudah !" kataku.
"Memang, iya sih !" Halimah akhirnya mengakuinya juga. Farohh terdiam dan melompat dari pangkuan Halimah.
"Iku aku !" ajak Farooh ketika di bawah, dia layaknya seekor kucing biasa.
"Kemana ?" tanyaku, anak-anak tidak ikut, mereka sedang berada di pulau bersama Juian dan Philip, besok baru mereka pulang bersama.
"Kalian tidak tahu? disini ada pintu ke dimensi lain ?" tanyanya. Kami menggeleng.
"Ayolah Dewi !" katanya. Aku tersenyum.
"Farohh, aku bukan dewi biasa sekarang ini! jadi kekuatanku bukan untuk hal-hal yang berbahaya dahulu !" jawabku.