ANCAMAN DAN BULAN MADU ...
"Aku tidak takut! apa lagi orang sepertimu yang tak tahu apa-apa !" jawab Miranti tenang.
"Aku tidak mengerti, kamu mencintai mas Sanjaya tapi malah menyakitinya ?" tanyaku sambil menatapnya. Dia tertawa.
"Siapa bilang aku mencintainya? guruku lah yang tergila-gila kepada bapaknya! mana mau aku mencintai orang 'bekas' seperti dia !" katanya dengan nada sinis.
"Lalu kenapa menyakitinya ?" tanyaku.
"Dengar, asal tahu saja! aku benci dengan keluarga Sudirja !" jawabnya.
"Dan aku tidak akan, mengatakan apa sebabnya !" ucapnya dengan menatapku tajam.
"Dan kamu tahu? kali ini aku tidak akan main-main! aku akan membunuh siapa pun yang akan menghalangiku !" ancamnya.
"Baik, aku tunggu Miranti !" kataku.
"Tunggu saja! selamat bersenang-senang! ha ... ha ... !" dia pun menghilang. Aku terdiam, aku tahu apa maksudnya dan dia tidak bercanda. Aku menggerakan tanganku membuat mas Sanjaya kembali sadar.
"Ada apa ?" sepertinya tahu dan sadar apa yang terjadi.