Rio menundukkan kepalanya dan tatapan matanya terkunci pada bibir manis Gisa. Wajah Rio yang tampan memunculkan lengkungan bibir yang menarik. Dia mengecup dan melumat bibir itu hati-hati seolah memperlakukannya seperti barang berharga, Rio lalu mendongak kepalanya menatap wajah merah padam Gisa, ia memiringkan kepalanya mengucap banyak kata cinta dengan begitu mesra di telinga Gisa.
Wajah Gisa seketika memanas panas, mata coklat terangnya membelak. Gerakan lembut yang hati-hati membuat dia agak kebingungan karena biasanya pria ini akan menyerangnya dengan ganas dan tanpa ampun seperti seorang binatang buas yang kelaparan.
"Mas..." Panggil Gisa seraya mencegah tangan Rio yang hendak menyentuh dadanya.
"Mmm..." Jawab Rio dengan suara berat menandakan gairah pria ini tengah memuncak.
"Mas, harus segera pulang, ini sudah tengah malam takutnya Kiran tahu kalau mas tidak ada di rumah dan curiga dengan mas."