Setelah makan siang dan melampiaskan nafsunya pada Grayfia, Andreas kini mulai mengerjakan pesanan William.
Selama berbulan-bulan ini dia berusaha dengan keras untuk menguasai essence of the crafter, berkat latihan itu kini dia bisa membuat apapun seperti Emiya Shirou, tentu saja berbeda dengan Shirou benda yang dia buat akan bersifat permanen.
Tentu saja jika benda yang dibuat seperti itu mempunyai beberapa kekurangan.
Pertama saat pembuatan memerlukan konsentrasi tingkat tinggi agar bisa mengvisualisasi benda yang diinginkan, jika visualisasi tidak lengkap maka akan terjadi kecacatan, seperti berat yang tidak seimbang atau ada beberapa bagian yang rapuh, untungnya itu bisa dibantu oleh essence of the arcmage.
Kedua jumlah enchantment yang bisa dibuat jauh lebih sedikit dari pada dibuat secara manual, jumlah maksimal enchantment yang bisa dipasang adalah 3, sedangkan jika melalui cara manual, enchantment yang bisa dipasang bisa lebih dari 7 dan tergantung pada bahan pembuatannya.
Ketiga enchantment pada benda akan bersifat permanen, sehingga tidak bisa diubah, jika hasil enchantment lemah tidak akan bisa di upgrade.
Sisi baiknya adalah dia bisa menghemat waktu dan biaya, apalagi jika dia mendapat pesanan yang banyak.
Kini dia masih mencoba mencari jalan tengah agar bisa menggunakan keuntungan dari kedua cara dan meminimalisir sisi negatifnya.
Saat hari menjelang sore, Andreas sudah selesai membuat bilah untuk kedua pedang, tinggal membuat pegangan serta hiasan, dan sarung pedang.
Setelah menutup toko dan makan malam serta latihan, Andreas bergegas untuk segera tidur dan menunggu datangnya hari esok.
Setelah melakukan aktivitas pagi, dia lalu segera pergi ke area latihan di Winterfell.
Sesampainya disana Brandon dan William sudah menunggunya dengan zirah dan pedang untuk latihan, Brandon dengan greatswors, sementara William dengan pedang dan perisai, tentu saja tidak hanya mereka berdua, disekelilingnya banyak pasukan dengan perlengkapan lengkap juga sudah menanti.
Melihat kedua orang yang menjadi lawan tandingnya sudah bersiap-siap, Andreas segera mengambil dua buah pedang latihan di rak senjata yang sudah disediakan, lalu dengan santai dia berjalan ke tengah tempat latihan.
"Beberapa bulan kita tidak bertemu, tunjukkan perkembanganmu sejauh ini." Kata Andreas sambil memberi aba-aba untuk menyerang.
Melihat aba-aba yang diberi Andreas, Brandon segera mengangkat pedang dan mengambil kuda-kuda, disampingnya William juga melakukan hal yang sama dengan Brandon.
"Dua lawan satu apa ini pertarungan yang adil Bran?." Tanya William.
"Tentu saja tidak adil, meskipun orang di sekeliling kita ikut menyerang tetap tidak adil, Ser Roddick bilang biasanya Andreas berlatih melawan lebih dari 50 secara langsung dan sering berakhir tanpa satupun yang bisa mendaratkan serangan di tubuhnya, dan jika kau berpikir dua lawan satu ada suatu yang tidak adil, ya itu tidak adil bagi kita." Jawab Brandon dengan nada serius, sebelum latihan pagi ini ser Roddick memperingatkan Brandon tentang latihan yang sering dijalani oleh pasukan keluarga Stark, tentu saja Brandon menganggap serius hal tersebut karena instingnya mengatakan Andreas lebih kuat dari yang dia perlihatkan.
"Sialan." Perkataan tersebut keluar dari mulut William setelah mendengar penjelasan Brandon, dia tidak menyangkal perkataan Brandon karena pada dasarnya mereka berdua tumbuh bersama sehingga dia tahu kapan akan bercanda dan kapan akan serius.
"Sialan memang." Sahut Brandon.
"Kalau kau sudah tahu, kenapa kau mengajakku latihan melawannya."
"Sebagai balas dendam kemarin." Kata Brandon yang kemudian berjalan maju menyerang Andreas.
Sementara William hanya tersenyum masam mendengar perkataan Brandon.
Mereka berdua mulai menyerang Andreas, tentu saja yang mengawali adalah Brandon, berkat essence yang Andreas ikatan serta pedang khusus yang dia buat, membuat kemampuan berpedangnya meningkat pesat, dia tidak lagi melihat gerakan sia-sia dari sang penerus keluarga Stark tersebut saat menyerang.
Tidak ada lagi tebasan kuat dan liar, setiap serangan dan langkah menjadi terukur dan sudah diperhitungkan, pandangan tajam seolah berusaha mencari celah kelemahan lawan, kesiagaan tinggi memperhatikan daerah disekitarnya, dan siap menerima serangan atau siap memberikan serangan balik yang mematikan.
Melihat perkembangan tersebut membuat Andreas cukup puas, setidaknya dengan kemampuan Brandon yang sekarang dia sudah bisa bertarung seimbang dengan kingsguard, dan jika dia terus mempertahankan perkembangannya yang sekarang mungkin setengah atau satu tahun lagi, dia bisa mengalahkan ketujuh anggota kingsguard secara bersamaan dengan satu tangan dibalik pinggang.
Disini lain bagi Brandon melawan Andreas bukanlah tentang menang atau kalah, tapi lebih tentang pengalaman menghadapi orang yang levelnya jauh diatasnya, meskipun setiap serangan dan tipuan bisa terbaca dengan mudah, meski begitu bukan rasa frustasi atau sebal karena serangannya gagal namun dia seperti melihat pencerahan, setiap kali Andreas menggagalkan serangannya, Brandon melihat suatu hari dia bisa melakukan teknik yang dilakukan oleh Andreas kepada orang lain.
Berkat essence yang diikatkan oleh Andreas, tidak hanya kemampuan bertarung, banyak perubahan yang juga terjadi pada Brandon secara psikis, dia tidak lagi sembrono, serta sudah mulai mengendalikan emosinya, selain itu dia mulai sadar dengan tanggung jawab yang kini dia emban.
Sebagai putra tertua dan penerus keluarga Stark dia bertanggung jawab atas keamanan dan kesejahteraan rakyat di seluruh wilayahnya, dan harus mempunyai berbagai macam kekuatan agar bisa menghadapi masalah yang akan datang pada suatu hari nanti, dan kemampuan bertarung adalah salah satunya, keluarga Stark mempunyai tradisi untuk memimpin pasukan garis depan, sehingga kemampuan bertarung sangat dibutuhkan agar bisa bertahan hidup di medan perang, dan bertarung melawan orang yang levelnya jauh diatas adalah salah satu cara paling cepat untuk meningkatkannya.
Sementara Brandon berjuang keras melawan Andreas, disisi lain William melihat pertarungan tersebut dengan kagum, dia tahu betapa kuatnya Brandon, dan terlebih lagi perkembangannya beberapa bulan ini sampai veteran yang mengabdi pada keluarga Dustin sudah tidak ada yang bisa mengalahkannya.
Sekarang dia melihat ada orang yang bisa membuat Brandon terlihat seperti amatir yang baru belajar berpedang, dan saat Brandon mengatakan ini pertarungan yang tidak adil, dia tidak bisa menyangkalnya.
Setelah pertarungan berjalan cukup lama dan gerakan Brandon mulai sedikit melambat karena staminanya sudah mulai terkuras, William bergabung untuk membantu Brandon.
Berbeda dengan Brandon, William bertarung dengan lebih bertahan sambil memperhatikan gaya bertarung musuh dan mengandalkan serangan balik, sedikit berbeda dengan orang Utara kebanyakan.
Setelah mengembalikan stamina yang terkuras, kini Brandon bergabung dengan William untuk melawan Andreas bersama-sama, mereka berdua menyerang dan bertahan secara bergantian, setiap salah satu membuat celah pada lawan, yang lain akan mengeksploitasi kesempatan tersebut, begitu pula sebaliknya jika salah satu sedang dalam posisi terjepit maka lainnya akan mencoba mengalihkan perhatian lawan agar bisa membuat ruang untuk yang lain.
Melihat serangan gabungan mereka berdua Andreas sedikit tersenyum, jika yang mereka berdua hadapi bukanlah dirinya, bisa dipastikan kekalahan adalah hal yang pasti.
Namun sayangnya Andreas sudah sangat terbiasa dengan pertarungan yang seperti ini, saat kedua lawannya mulai kelelahan, dia langsung melakukan serangan balik.
Tentu saja Brandon dan William yang sudah mulai kelelahan tidak dapat menghentikan serangan balik Andreas.
"Apa kalian menyerah?." Kata Andreas pada kedua lawan tandingnya.
"Aku menyerah." Brandon dengan nafas yang terengah-engah lalu menjatuhkan greatsword yang dia pegang.
"Aku juga menyerah." William juga mengikuti apa yang dilakukan Brandon.
Setelah mendengar perkataan tersebut, pelayan keluarga Stark lalu membantu Brandon dan William ketempat lain yang lebih nyaman untuk istirahat.
Disisi lain Andreas tetap meneruskan latihan, kini yang dia lawan adalah household guard milik keluarga Stark, dan seperti ucapan ser Rodrick, meskipun Andreas dikeroyok oleh banyak orang tidak ada satupun yang bisa mendarat serangan.
Melihat Andreas melawan semua pasukan yang ada di tempat latihan membuat kedua saudara asuh tersebut tercengang dengan kemampuan Andreas.
"Ku kira kemampuanmu sudah menakutkan, tapi aku tidak menyangka ada yang bisa membuatmu terlihat seperti amatir yang baru belajar berpedang." Kata William dengan nada bercanda.
"Andre sangatlah kuat, seberapa kuat dia, aku tidak tahu karena belum pernah melihat dia bertarung dengan serius."
"Apa kau iri?."
"Sebagai swordman aku iri dengan kemampuan yang dimiliki Andre, tapi sebagai Lord aku sangat senang memiliki vassal yang cakap."
"Apa kau tidak takut kalau suatu hari dia akan berkhianat?."
"Tidak, karena kau dan dia punya satu persamaan yaitu kau tidak akan pernah mengkhianati orang yang kau anggap sebagai teman."
Setelah percakapan antara dua pemuda tersebut, mereka berdua melanjutkan untuk melihat latihan antara Andreas dan pasukan keluarga Stark.
— Un nouveau chapitre arrive bientôt — Écrire un avis