Isabel sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa sekarang. Hatinya benar-benar hancur berkeping-keping. Belum pun usai masalah suaminya yang masuk penjara dan dijatuhi hukuman selama 10 tahun. Ini dia malah harus mendengar lagi kabar tentang pesawat jatuh yang ditumpangi oleh kedua mertua dan juga kedua orang tuanya.
Azam pun begitu sedih dan hancur mendengar kabar tersebut. Azam mengacak rambutnya karena frustasi. Lalu dia memukul jeruji besi itu menggunakan kepalan telapak tangannya.
Sementara Anin, dia sudah seperti orang linglung yang kehilangan arah. Anin rasanya tidak mau mempercayai tentang kabar ini. Tapi mau bagaimana lagi, memang itu yang sudah menjadi takdirnya. Meski sulit Anin harus tetap kuat untuk menghadapi cobaan ini.
"Anin, ayo kita pergi," ajak Isabel. "Kita harus memastikan tentang kabar ini," lanjutnya. Anin pun langsung menganggukan kepalanya pertanda dia setuju dengan ajakan Isabel.
"Ayo, Kak Isabel. Aku juga ingin memastikannya," setuju Anin.