"Elliot! Hallo, Elliot. Bangunlah ..."
Aku yakin mendengar suara seseorang dan perlahan aku membuka mata. Dena sudah berada tepat di depanku.
"Selamat pagi Dena."
"Kak Dena, berapa kali aku harus memberitahumu supaya memanggilku Kak Dena?"
Aku terkekeh mendengar dia yang begitu ngotot ingin dipanggil seperti itu. "I-iya, maafkan aku."
"Aku akan mencoba mencari sesuatu yang bisa kita makan. Kau tunggu di sini sebentar."
"Tidak, aku juga ikut."
Aku mencoba bangun dari posisi duduk tapi rasa sakit yang sempat hilang, kini kembali kurasakan. Suara rintihan kesakitan pun lolos dari mulutku.
"Sudah, jangan memaksakan diri. Kau masih terluka. Biar aku saja yang mencarinya. Aku tidak akan pergi jauh-jauh kok."
Sepertinya memang tidak ada pilihan selain mempercayakan pencarian makanan ini pada Dena. Aku pun mengangguk setuju. "Baiklah, tapi kau harus hati-hati."
"Iya, tenang saja."