Télécharger l’application
38.46% CROWN OF SIX : LEGENDARY DISABLER / Chapter 5: Chapter 05 : Menaklukkan Goblin Lair dan Quest Time Worker Part 3

Chapitre 5: Chapter 05 : Menaklukkan Goblin Lair dan Quest Time Worker Part 3

Hari yang cerah tak lagi sama saat memasuki hutan di mana Goblin Lair berada. Pepohonan yang sangat rindang nan tinggi mengelilingi hingga cahaya mentari sulit menembus masuk ke dalamnya. Hanya cercahan cahaya yang sesekali membentuk jejak kemilau yang tak dapat mengusir hawa dingin. Meski begitu, lingkungannya masih dapat terlihat dengan jelas.

Apa yang ada di hadapan mereka adalah sebuah reruntuhan besar yang disoroti oleh cahaya surya. Tampak rapuh dan hampir seluruh permukaan dindingnya diselumuti oleh lumut. Bahkan pepohonan juga telah tumbuh meninggi dari sela – sela bangunan dan seolah menjadi penyangga agar bangunan kuno itu tidak runtuh sepenuhnya.

Reruntuhan itulah yang disebut Goblin Lair.

Goblin Lair adalah sebuah zona khusus berbentuk labirin yang luas dan bertingkat. Sesuai dengan namanya, tempat ini adalah sarangnya para goblin—tempat semua goblin berasal, begitulah menurut legenda di dalam main story.

Karena bentuk zona Goblin Lair adalah labirin, maka hanya bisa diakses satu party per waktu. Sebabnya party yang lain harus antre—menunggu giliran untuk masuk. Ini adalah mekanisme yang sengaja dibuat oleh developer agar para player tidak terlalu cepat menyelesaikan misi mereka. Sekaligus agar membuat player berkumpul dan berbincang satu sama lain.

"Kalian terlambat, heh."

Suara culas yang didengar oleh Natt dan kawan – kawan adalah sosok yang mereka tidak ingin jumpai lagi.

"Kita bertemu lagi ya, Astroboya," sapa Natt dengan nada yang amat santun.

Tentu sapaan Natt itu membuat urat nadi Astronov mengeras dan ingin membalas balik ucapan sang Assassin. Tetapi, ia berada di depan Goblin Lair bukan untuk berdebat lagi.

"Heh! Newbie yang tidak punya sopan santun. Aku bukan tipe yang pendendam, tetapi maaf, kalian harus menunggu antrean." Astronov tersenyum lebar sekali.

Astronov merasa senang karena ia memang sengaja untuk memperlambat Natt dan rekannya dalam menyelesaikan quest mereka. Ia sampai menggunakan Crystal Portal—sebuah item premium yang bisa membuat seseorang atau kelompok dengan cepat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain—dan mengirim regu anggota guild muda sebelumnya ke dalam Goblin Lair. Semua itu demi membalas atas ketidaksopanan yang diterimanya.

"Tidak masalah," ujar Natt. "Kami juga ingin berembuk sejenak."

Astronov mendecakkan lidahnya karena kurang puas dengan reaksi dari player yang membuatnya merasa terzolimi. "Ya. Silakan menunggu bersama ilalang yang bergoyang."

Natt bisa mendengus niat buruk dari Astronov. Tetapi, itu bukan hal yang perlu ditanggapi dengan serius.

Natt mengumpulkan temannya di dekat salah satu pohon dan duduk melingkar. Rerumputan dan ilalang menjadi alas duduk yang mencukupi bagi mereka. Kemudian Natt meminta kepada rekannya untuk mengganti salah satu rune yang ada di perlengkapan mereka dengan [Wind Step].

Rune adalah sebuah batu sihir yang bisa meningkatkan suatu status karakter. Cara menggunakannya ialah dengan memasangkan rune ke equipment yang memiliki Rune Slot. Jika ingin menggunakan jenis rune yang berbeda, player hanya perlu melepasnya tetapi rune sebelumnya akan hancur ketika dilepaskan.

Rune [Wind Step] yang disebutkan oleh Natt merupakan rune yang menaikkan agility sebanyak 20%. Termasuk jenis rune biasa dengan tingkat kelangkaan Secret Rare. Umumnya player level 50 ke atas sudah bisa mendapatkannya dari dungeon khusus yang tersedia.

Selagi semua mengganti rune-nya, Moowah tampak gelisah sendiri.

"Haruskah aku juga mengganti rune milikku, Kapten?"

"Memangnya ada masalah, Moowah?"

"Kau tahu, semua rune yang kupakai tidak ada lagi penggantinya. Jika aku copot pasti bakal kosong. Apalagi rune [Toughness] yang susah sekali untuk kudapatkan."

"Aku punya sepuluh rune [Toughness] di inventory-ku, Moowah," sela Moddy. "Jika mau, akan kuberikan semuanya."

Mata avatar Moowah langsung memancarkan air mata—ia begitu tertolong oleh keramahan Moddy. Sementara Natt sudah menduga itu adalah the power of C.C (Credit Card).

Moddy lekas melakukan [trade] dengan Moowah dan menukar 10 rune [Toughness] dengan 1 Gold saja.

"Terima kasih, Moddy! Besto Friendto!" Reaksi berlebihan Moowah itu mengundang tawa semuanya.

"Mengapa kita memakai [Wind Step], Mas Rexhea?" tanya GranNea. "Saya rasa menggunakan rune [Redux Cooldown] akan lebih bagus bagi Wizard untuk semua jenis pertempuran."

Natt mengetahui konsep bermain di dalam labirin. Khususnya pada labirin yang memiliki jumlah monster yang banyak. Dari pada melakukan spam skill, lebih baik bisa bergerak leluasa untuk menghindari pertarungan. Itu lebih menghemat waktu dan Mana. Biasanya cara itu digunakan oleh speedrunner yang ingin namanya ada di daftar orang tercepat yang bisa menyelesaikan labirin. Sayangnya, fitur itu telah dihapus oleh developer.

"Benar. Tetapi melawan goblin kita membutuhkan kecepatan. Ingat pertarungan kita terakhir? Bahkan Goblin Overlord memiliki agility yang sangat cepat untuk ukuran monster sebesar itu."

"Kamu ada benarnya juga, Mas Rexhea. Jadi kita tetap pada rencana sebelumnya?"

"Tepat, GranNea. Kunci dari pertarungan kali ini ada padamu."

GranNea tersenyum mendengarnya. "Kamu bisa mengandalkanku, Mas Rexhea."

Tiba – tiba, sebuah suara berdengung keras sekali. Dari depan Goblin Lair, muncul sebuah cahaya kemerahan yang membentuk pilar cahaya. Setelah cahaya kemerahan itu lenyap, tampak kelompok yang telah masuk sebelumnya. Cahaya merah itu adalah pertanda jikalau suatu tim telah gagal menyelesaikan quest di dalam labirin tersebut maka akan diteleportasi keluar.

Sesuai perkiraan Natt, Astronov mendekati mereka dengan wajah yang telah memerah layaknya api yang membara.

"Kenapa kalian bisa gagal?" Teriakan Astronov menggema ke seluruh penjuru hutan. "Ini adalah labirin termudah yang ada di dekat Kota Sereneau. Bagaimana kalian menjelaskan kegagalan kalian ini kepadaku?"

Salah satu dari kelompok itu tampak ragu menjawabnya. Tetapi senggakan tiba – tiba dari Astronov membuatnya berbicara dengan menutup matanya.

"A-ada monster aneh menyerang kami! Dan juga Arch King Goblin tidak muncul!"

Saat dia berbicara, semua yang ada di dalam kelompok itu pun menyetujui ucapannya.

"Jangan banyak membual kalian!" sanggah Astronov yang semakin menggeliat marah. "Aku yang akan memeriksanya sendiri."

Astronov mengundang mereka berenam dan membentuk satu party. Lalu salah satu dikeluarkan sehingga berjumlah enam saja agar bisa masuk ke dalam Goblin Lair.

"Kenapa saya dilepas dari tim, Tuan Astronov?"

"Aku tidak membutuhkan tiga Tanker dalam satu Party," ujar Astronov yang amarahnya sedikit mereda. "Cepat kalian persiapkan diri! Kita akan masuk sekali lagi."

Seluruh anggota kelompok berseragam itu lekas mengikuti perintah sang instruktur. Tak lama kemudian, mereka pun kembali masuk ke dalam Goblin Lair dan meninggalkan satu orang di luar.

Natt ingin menghentikan Astronov sebelumnya karena itu harusnya giliran mereka. Tetapi ia khawatir jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Rekan satu timnya juga memahami apa yang Natt rasakan. Sebabnya, menunggu masih lebih baik dari pada melanjutkan debat melawan Astronov.

Natt pun mendatangi player yang tidak ikut ke dalam labirin. Ia menyapanya dan bertanya tentang apa yang terjadi di dalamnya.

"Aku juga tidak mengerti," jawab player Tanker yang berlevel 72 tersebut. "Kami telah mencapai bagian terakhir dari Goblin Lair, tetapi Arch King Goblin tidak muncul sama sekali."

"Apa maksudmu?" tanya Natt lagi.

Moowah, GranNea dan Moddy juga ikut mendengarkan pembicaraan.

Player Tanker tersebut sedikit ragu untuk melanjutkan ucapannya, namun pada akhirnya ia menepis keraguan itu.

"Ada yang menyerang kami. Tetapi monster itu … aku tidak pernah melihatnya. Gerakannya sangat cepat sampai mata kami tidak bisa mengikutinya. Dan dalam sekejap, kami semua dikalahkan."

"Apa jangan – jangan itu bug?" sela GranNea.

"Bisa jadi … tetapi aku benar – benar tidak tahu." Player itu menggeleng – gelengkan kepalanya. "Sebaiknya aku kembali dulu ke Guild Base. Maaf jika tidak bisa memberi info yang jelas kepada kalian."

"Justru itu informasi yang bagus. Terima kasih." Natt pun menjulurkan tangannya.

Player itu menjabat tangan Natt dan tersenyum sekilas. Lalu ia pergi menggunakan Crystal Portal dan lenyap menjadi bulir – bulir cahaya.

"Apa itu benar – benar bug, Mas Rexhea?" tanya GranNea mewakili rasa ingin tahu kedua rekannya.

"Aku tidak tahu. Tetapi perasaanku tidak enak tentang hal ini."

Setelah mereka menanti sepuluh menit, cahaya kemerahan yang membentuk pilar tinggi pun muncul disertai suara keras yang sama seperti sebelumnya. Dari balik cahaya yang semakin redup tersebut, terlihat tim yang dipimpin oleh Astronov.

Ya. Mereka juga gagal menyelesaikan quest labirin tersebut.

"Sudah dipastikan itu bug!" jerit Astronov. Ia beranjak pergi dan mengajak anak guildnya pergi menuju tempat Natt berdiri. "Sebaiknya kau menyerah saja, Newbie. Sudah bisa dipastikan itu bug."

"Bukannya itu alasan klasik bagi player level 90 sepertimu?" Sindiran Natt menarik perhatian semua player yang mendengarnya.

"A-apa katamu?!" Astronov naik pitam dan hendak memukul Natt. Lekas sang Assassin menggunakan Stealth dan menghilang dari pandangan.

"Ayo kita selesaikan ini, teman – teman," ujar Natt yang telah berada di depan gerbang masuk menuju Goblin Lair.

"Kembali ke sini! Akan aku beri kau pelajaran karena telah menghinaku!" Astronov terus mengoceh tanpa henti.

Semua anggota party lekas mengikuti Natt. Setibanya di sana, masing – masing dari mereka punya pertanyaan yang sama.

"Apa tidak apa – apa kamu memprovokasinya, Kapten?" Pertanyaan Moowah mewakili semuanya.

"Itu balasan karena menunda quest kita dua kali berturut – turut," jawab Natt santai.

Mendengar jawaban Natt, seluruh anggota tim menyadari kalau LD.Rexhea cukup pendendam dalam hal begitu.

"Mari kita masuk dan menyelesaikan quest Moddy, teman – teman."

Semuanya mengangguk dan masuk ke dalam gerbang batu tersebut. Kemudian siluet mereka menghilang ke dalam kegelapan.

Sementara itu, Astronov yang tak mampu memadamkan amarahnya pun ingin membalas penghinaan yang ia rasakan. Rencana yang sebelumnya agar kembali ke guild base dan melaporkan bug tersebut, ia pun menundanya. Ia menyuruh anggota guild yang dibinanya agar tetap di tempat dan menunggu.

Astronov ingin sekali menghina Natt yang pasti akan gagal menyelesaikan misi Goblin Lair. Begitu kuatnya keyakinan Astronov sampai – sampai senyuman penuh percaya diri itu tidak akan hilang dalam waktu yang lama.

Di dalam Goblin Lair, Natt rekan – rekan telah berada di garis awal untuk memulai penyerbuan. Namun, sang Assassin kembali menimbang tentang fast run yang akan mereka lakukan.

"Apa yang membuatmu ragu, Mas Rexhea?" Pertanyaan GranNea itu tepat pada sasaran. Natt pun menoleh dan menatap mata keemasan sang Wizard. GranNea sempat merasakan kecanggungan yang menyergap tiba – tiba.

"Sepertinya kita akan merubah rencana."

Ucapan Natt menarik perhatian penuh anggota party yang lain.

"Lalu apa rencana kita yang baru, Kapten?"

Natt mengelus dagu avatarnya dan mulai memaparkan pemikirannya dengan hati – hati. "Kedua tim yang masuk sebelumnya gagal dalam menyelesaikan penyerbuan di dalam Goblin Lair. Jika diperhatikan durasi mereka berada di dalamnya, tidak sampai 10 menit. Itu artinya mereka juga ingin menyelesaikannya dalam waktu yang singkat."

"Lalu apa yang jadi masalahnya, Kapten Rexhea?" Moddy hanya bisa menggaruk – garuk kepalanya.

"Dari segi spesifikasi, kedua tim yang masuk sebelumnya memiliki kesempatan yang tinggi untuk menyelesaikan misi. Terlebih lagi tim yang dibawa Astronov, aku yakin jika dia bukanlah player yang buruk dalam misi penyerbuan. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah … mengapa mereka bisa gagal?"

Pertanyaan Natt membuat suasana seketika menjadi hening. Wajah mereka mulai kaku, ada keraguan untuk menyela ataupun memberikan pendapatnya.

Natt pun menyuruh masing – masing dari mereka untuk membuka menu quest dan memperhatikan misi di sub questnya.

"Goblin Lair Quest." Moddy mengejanya.

"Bukankah ini adalah sub quest pilihan, Kapten? Tidak ada kewajiban untuk mengerjakannya kecuali ingin mendapatkan reward tambahan, bukan?"

"Bisa jadi bug yang ada menyebabkan misi pilihan ini menjadi wajib untuk diselesaikan, Moowah," jelas Natt.

"Durasi yang singkat dari kedua tim … spesifikasi tim yang masuk … mungkinkah?" Deduksi GranNea mengukirkan senyuman di wajah Natt.

"Ya, bisa jadi. Ini adalah pilihan terbaik yang kita punya. Jika kita gagal tanpa mencobanya, hanya hinaan Astronov yang akan menanti di luar sana."

"Ehhhh? Saya gak mau, Kapten Rexhea!" keluh Moddy. Ia menutup wajahnya—membayangkan betapa buruknya jika hal itu terjadi.

Reaksi Moddy itu mengundang persetujuan dari anggota guild yang lain.

"Jadi apa rencana kita sekarang, Kapten?"

~***~

"Si Newbie itu pasti berpikir, 'Kita harus menyelesaikan sub questnya,'" Astronov tertawa sangat keras, sampai – sampai ia menggetarkan jirah peraknya. "Jangan terlalu meremehkanku, Newbie. Tentu saja aku telah menyelesaikan sub quest itu. Tetapi … Sudahlah. Yang penting aku hanya ingin melihat raut kesombongan itu jatuh dan segera kuinjak – injak!"

Astronov berdiri tepat di depan pintu masuk. Sementara kelompok yang dibinanya ia suruh berbaris rapi di belakangnya. Posisi mereka seolah ingin menyergap tim yang akan keluar dari Goblin Lair. Raut wajah Astronov yang sangat tidak bersahabat sudah menjelaskannya dengan sempurna.

"Tuan Astronov," sela salah satu player binaannya. "Apakah kita tidak kembali saja dan memberitahukan bug ini kepada GM atau wakil ketua?"

"Hmmm … kau benar juga. Kalau begitu, sampaikan kepada Kibera tentang bug ini. Tetapi jangan beritahu GM terlebih dahulu. Lalu juga pinta Kibera datang kemari. Aku ingin dia menyaksikan sesuatu yang menyenangkan."

Astronov tertawa lagi. Hal itu membuat raut player binaannya menyeringai palsu.

"Baiklah, Tuan Astronov." Player binaan itu lekas menggunakan Crystal Portal dan menghilang bersama kemilau cahaya.

"Sudah saatnya aku membalas penghinaan ini dengan berlipat ganda, Newbie!"

~***~

Garis awal tempat Natt dan kawan – kawan berdiri tidak memiliki penerangan yang cukup. Tetapi di ujung jalan, terdapat cahaya yang cukup menyilaukan. Saat mereka pergi mengikuti arah cahaya tersebut, tampak sebuah wilayah yang sangat luas. Mungkin radiusnya sepanjang lapangan sepak bola.

Wilayah yang ada di hadapan mereka seperti lingkaran raksasa. Namun jika diperhatikan dari atas hingga ke bawah, bentuknya seperti tabung. Tetapi kenyatannya adalah, mereka seperti di dalam sebuah menara yang besar nan tinggi. Jika dilihat ke bawah, ada tiga lantai. Sementara di atasnya ada tiga lantai. Berarti totalnya ada tujuh lantai.

Menara itu memiliki ukiran yang sangat mengagumkan di setiap sisi permukaannya. Termasuk lantai dan atap yang telah kehilangan kekokohannya. Sudah jelas jika bangunan ini adalah bagian dari peradaban manusia yang dulu sempat berkuasa. Tetapi, suatu bencana menimpa tempat ini hingga yang tersisa adalah kerapuhan dan ukiran yang tergerus oleh lumut dan zaman. Yang kemudian para goblin menemukan tempat ini dan menjadikannya sarang mereka.

Dari tempat Natt berdiri, dapat terlihat banyak jalan masuk yang menghubungkan menara tersebut dengan bagian lain yang ada di Goblin Lair. Jalan – jalan masuk itu seperti lorong – lorong pertambangan. Sangat gelap, kotor dan tidak terawat. Jejak para goblin itu juga masih tampak jelas di mulut lorongnya.

Masing – masing lorong itu akan membawa ke tempat yang berbeda. Dari lima belas lorong yang terletak di lantai yang berbeda, hanya ada satu lorong yang membawa mereka pergi ke penghujung labirin—tempat Arch King Goblin berada.

Misi utama Moddy di dalam Goblin Lair adalah mengambil Time Fragment yang hanya bisa didapatkan setelah mengalahkan Arch King Goblin di penghujung labirin. Tetapi, sub quest Goblin Lair adalah harusnya menghabisi seluruh goblin yang terdapat di dalamnya. Artinya, mereka harus melakukan metode yang sangat berbeda dari rencana awal.

Sub quest tersebut harusnya tidak mungkin untuk dilakukan oleh tim yang level rata – ratanya masih di bawah 80 dan hanya berisikan empat player. Sebabnya, Natt harus memikirkan cara yang berbeda. Meski dalam skala teori, hal itu masih bisa dilakukan.

Kata kunci untuk rencana mereka adalah minyak, berkumpul, dan tornado api.

Masing – masing dari mereka telah mendapatkan perannya. Moowah telah siaga di tepi lorong tempat mereka bermula. Sementara GranNea membawa Moddy ke atas menggunakan skill [Icy Step]—skill yang mampu menciptakan anak tangga yang terbuat dari es—dan telah siaga di lantai teratas.

Dalam hitungan aba – aba Natt, GranNea dan Moddy lekas menelusuri satu – satunya lorong di atas. Juga memastikan untuk membunuh goblin archer yang terlihat. Sementara Natt langsung turun dan memulainya dari lantai terbawah. Ia menggunakan Stealth dan bergegas memeriksa satu per satu lorong tersebut. Ia harus menghitung dan menghapal keberadaan goblin tersebut dan menyampaikan informasi tersebut kepada rekannya.

Selain itu, Natt juga harus mendapatkan letak gudangnya berada. Ia harus memperoleh sumber minyak yang besar untuk rencananya. Goblin tidak mampu menambang minyak, tetapi biasanya mereka mencuri dari sekelompok manusia dan mengumpulkannya di gudang—itu yang tertulis dalam deskripsi kisah para goblin.

Natt menyelinap dengan hati – hati. Berusaha sekuat mungkin agar tidak menyenggol goblin minion yang lalu lalang di dalam lorong. Karena jika itu terjadi, Natt akan masuk ke dalam mode tempur dan menghilangkan efek Stealth seketika.

Natt paham akan resikonya. Sebabnya ia melakukannya dengan ekstra hati – hati. Jika satu kesalahan terjadi, bisa – bisa Natt tidak akan mampu kabur dari kejaran para goblin minion. Dan yang terburuk, misi akan berakhir dalam kegagalan.

Waktu pun bergulir cepat, Natt telah berhasil melacak semua keberadaan goblin dan juga gudangnya. Ada empat gudang yang terletak di lantai dua. Beruntungnya, persediaan minyaknya sangat banyak. Menurut perhitungan Natt, itu sudah lebih dari cukup.

Ia lekas menandai di layar peta hologram dan mengirimkan titiknya kepada anggota timnya.

"Lantai atas sudah dibersihkan, Mas Rexhea." GranNea melaporkan statusnya.

Natt pun mengangguk. Tetapi ….

"Gyack?" Sebuah suara tiba – tiba menyergap Natt dari belakang. Dengan refleks yang bagus, Natt langsung menghabisi goblin minion tersebut tanpa mengeluarkan suara.

"Ada apa, Kapten?" tanya Moowah khawatir.

"Nyaris saja. Ada goblin yang hampir mengetahui keberadaanku. Kalau begitu Moowah, sekarang giliranmu. Moddy, jangan sampai lengah. GranNea, gunakan [Icy Step] jika goblin archer muncul dan habisi mereka."

"Oke!" sahut semuanya bersamaan.

Masing – masing dari mereka pun bersiaga penuh dan bersiap memainkan perannya.

"Baiklah, mari kita mulai."

Sesuai aba – aba Natt, Moowah langsung terjun dari lantai empat menuju lantai pertama.

"Shield Stomp!"

Teriakan Moowah berpadu dengan dampak dari skill yang diaktifkannya dan menjadi melodi yang sangat berisik. Bunyi itu langsung menggema ke seluruh penjuru—menyelinap masuk ke dalam lorong – lorongnya. Suasana yang semula sunyi, mulai ramai oleh ratusan hentakan kaki yang menimbulkan melodi ketidakteraturan. Hingga suara itu semakin menguat dan tampak pada tiap – tiap lorong telah dipenuhi oleh goblin minion dengan beragam senjatanya—sesuai kelasnya masing – masing.

Tatapan mereka yang begitu bengis mengukirkan senyuman pada Moowah yang telah menanti mereka.

"War Cry!" Teriakan Moowah kembali menggema. Skill yang baru saja dikeluarkan Moowah adalah versi lain dari [Provoke], bedanya terletak pada durasi efek dan jangkauannya. Skill [War Cry] memiliki durasi tujuh detik tetapi jangkauannya sangat luas. Ini sangat cocok untuk melawan musuh yang sangat banyak, tetapi tidak cocok melawan single boss monster, sebab tidak mendapatkan pengurangan kerusakan yang diterima pengguna.

Skill yang diaktifkan Moowah menimbulkan gelombang yang menyerang mental para goblin minion. Para goblin tersebut langsung menganggap bahwa Moowah adalah target yang harus segera dimusnahkan. Karena mata bulat mereka hanya melihat satu musuh, tanpa berpikir panjang, para goblin minion langsung terjun ke lantai terbawah sembari mengangkat senjatanya.

Moowah pun mulai bertarung melawan seluruh goblin di lantai terbawah. Meski dampak kerusakan Moowah tidak besar, tetapi itu cukup untuk membuat seluruh musuh terprovokasi dan fokus kepadanya. Dampak kerusakan yang diterima Moowah sangat kecil, sehingga tanpa perlu menggunakan [Guardian Blessing] dia tidak akan terkena Knock Out.

Namun hal itu tidak berhasil memancing semua goblin. Goblin yang berada terlalu jauh dari jangkauan skill Moowah tidak akan terkena efek provokasi. Oleh sebabnya Natt juga ikut memancing yang tersisa untuk berada di dalam menara. Ia menggunakan batu yang hanya memiliki dampak kerusakan satu (fixed damage), tetapi tidak akan menghilangkan efek dari Stealth ­yang digunakan.

Natt terus memancing mereka menuju menara. Di saat para goblin itu langsung berlari, Natt sadar kalau mereka telah mengetahui keberadaan Moowah. Seketika itu para goblin juga ikut terjun ke bawah dan menyerang sang Tanker.

Sesuai rencana, tibalah giliran Moddy untuk beraksi. Sang Apprentice Time Worker menggunakan item [Girl Pantsu] dan telah diberi parfum wanita yang digunakan sebagai umpan para goblin agar tetap berada di lantai dasar menara. Puluhan item Girl Pantsu dihamburkan ke lantai dasar dan membuat para goblin semakin agresif. Item tersebut hanya bisa didapatkan melalui gacha. Tidak heran jika Moddy punya banyak stok.

Sementara itu, Natt menghabisi goblin yang tersisa di dalamnya dan berhasil menyelinap dengan aman ke dalam gudang. Natt langsung mencuri dan menyimpan item [gasoline] ke dalam inventory nya. Kemudian ia mencampurkan parfum wanita dengan minyak tersebut dan segera kembali ke tempat para goblin itu berkumpul.

Natt menunggu sampai seluruh goblin berhasil terpancing. Hingga saat itu tiba, Natt melemparkan puluhan kantong kulit yang berisikan minyak campuran ke lantai dasar. Cairan yang ada di dalamnya langsung tumpah dan membasahi semua goblin.

"Sekarang saatnya, GranNea!"

GranNea pun mulai merapal mantra.

"Clock Up!" Moddy juga langsung menggunakan skill nya untuk mempercepat waktu perapalan skill GranNea.

"Flammega Storm!" Sihir channeling yang diaktifkan GranNea langsung membentuk pusaran api yang sangat panas dan mulai membakar segalanya. Sebab minyak yang juga ikut terbakar, membuat pusaran api semakin besar dan tinggi hingga mengenai mulut – mulut lorong dan menyentuh atapnya. Kerusakan dari skill tersebut juga meningkat drastis dan memberikan efek debuff Burn kepada para goblin.

Moowah yang berada di dalam pusaran api telah menggunakan skill [Guardian Blessing] untuk menahan kerusakan dari [Flammega Storm]. Moddy langsung mengaktifkan [Time Cracking] untuk mengurangi cooldown skill [War Cry] milik Moowah, sehingga Moowah bisa langsung menggunakannya agar para goblin tidak kabur oleh panasnya api.

Para Goblin itu tersiksa oleh panasnya api dan menjerit – jerit karenanya. Mereka tidak bisa kabur dan terpaksa bermandikan api yang membakar hingga ke dalam dagingnya. Air mata mereka langsung mengering tak berguna menyisakan penyelasan yang tak terdengar. Para goblin tersebut tergeletak hangus bersamaan dengan padamnya tornado api dan menjadi debu – debu cahaya.

Menyaksikan kerjasama yang begitu baik, Moddy masih terkagum tak percaya. Tetapi, sentuhan lembut dari GranNea di bahu membuat kesadarannya kembali.

"Kita berkumpul di lantai tiga dan masuk ke dalam lorong yang aku beri tanda di peta," ucap Natt setelah memastikan seluruh goblin tidak ada yang tersisa.

Semua anggota tim langsung mengikuti arahan Natt dan mulai berkumpul.

"Apakah tidak ada yang tersisa lagi, Kapten?" tanya Moowah yang tiba paling akhir.

"Tidak ada. Sekarang kita hanya perlu menyelusuri lorong ini dan tiba ke Arch King Chamber."

"Semoga rencana ini berhasil, Mas Rexhea."

"Ya. Aku juga berharap demikian."

Party berjalan menyelusuri lorong yang gelap tersebut. GranNea menggunakan skill [Lighter] yang menciptakan api kecil yang cukup untuk menerangi langkah mereka. Natt dan kawan – kawan berjalan dengan hati – hati. Sikap siaga terus dipasang hingga tiba di ruangan yang luas dan cukup mewah.

Ruangan itu adalah Arch King Chamber. Sesuai namanya, seisi ruangan beri pernak – pernik layaknya ruangan penguasa. Tumpukan harta karun tersusun di sepanjang sisinya, karpet merah yang terhampar dari pintu masuk menuju singgasana sang raja, bahkan penerang ruangannya tidak menggunakan api, melainkan kristal yang diberi kekuatan sihir. Sungguh mewah untuk ukuran seekor goblin.

Semuanya terhening. Mereka tidak melihat Arch King Goblin duduk di atas singgasananya. Ia juga tidak ditemukan di mana pun.

"Hah …." Desahan Moddy terdengar panjang sekali. "Kalau begini kita bisa jadi bahan tertawaan Astronov."

"Hahaha! Santai saja! Santai saja!"

"Kamu terlalu santai, Mas Moowah." Moddy masih mendesah lelah—memikirkan hinaan Astronov yang akan didapatkannya.

Natt masih merasakan sebuah kejanggalan, ia pun meminta rekannya untuk memeriksa seluruh ruangan—mencari sesuatu yang mungkin bisa menjadi trigger kemunculan sang Arch King Goblin.

Selagi Natt dan rekannya sedang mencari, tiba – tiba empat pasang sorot mata berwarna merah terlihat dari lorong mereka masuk.

"Analize!" Moddy yang pertama kali melihat sosoknya, spontan mengaktifkan skill untuk memeriksa status monster tersebut. "Eh? Goblin minion level 10?"

Kengerian yang sempat mereka rasakan langsung menghilang ketika yang muncul di hadapan mereka hanyalah goblin berwarna hitam yang berlevel 10. Level setingkat itu biasanya masih dalam zona tutorial.

"Ah! Jadi ini toh bug­-nya. Sangat mengecewakan sekali." Moowah berjalan dengan santai mendatangi goblin hitam tersebut. Moowah menepuk – nepuk kepala salah satu goblin itu dan tertawa melihat betapa licinnya kepala botak sang goblin.

Semuanya juga ikut tertawa. Hingga dalam secepat kilat, lengan Moowah terputus oleh tebasan sang goblin berlevel 10.

Debuff Amputation diterima!

"!" Moowah terkejut, tetapi lengan satunya dengan refleks menghujamkan perisai ke arah sang goblin hitam. Sayangnya, serangan balasan itu gagal mengenainya. Makhluk – makhluk cebol sangat gesit sampai – sampai mata Moowah tak bisa mengikuti pergerakannya.

Suasana langsung menjadi tegang tak terkendali. Semuanya langsung mengeluarkan senjata dan bersiap untuk bertarung.

"Hei, Kapten," Suara Moowah bergetar, keceriaan di wajahnya padam tak tersisa. "Bagaimana mungkin goblin level 10 memiliki debuff Amputation? Bukankah itu skill yang hanya dimiliki oleh PK berkelas Assassin?"

"Mereka tidak tampak sekadar bug, Moowah. Aku rasa mereka lebih mengerikan dari pada itu."

Empat goblin berwarna hitam itu mengeluarkan bunyi deru mesin dari mulutnya—bukan suara goblin yang biasa didengar. Terlebih lagi, kecepatan mereka hampir menyamai Runner of Agibeast, yang sejatinya tak mungkin dimiliki oleh monster mana pun—apalagi goblin berlevel sepuluh.

Setelah cukup lama melompat ke sana kemari, empat goblin itu berhenti di depan mulut lorong. Kemudian mereka menghadap ke arah party dan mulai menunduk, mirip dengan posisi awal pelari jarak pendek. Mereka pun mengencangkan genggaman pada belatinya. Seketika—keempat goblin meluncur seperti pegas dalam tekanan penuh setelah dilepaskan. Sangat cepat sehingga mata Natt dan kawan – kawan tak dapat melihat gerakannya.

Tiba – tiba saja, belati sang goblin sudah begitu dekat dengan Natt. Dengan refleks yang dimiliki kelas Assassin, Natt berhasil menghalau serangan kilat dari salah satu goblin hitam. Moowah juga berhasil menghalau musuh dengan perisainya. Bukti kalau keduanya bukanlah player sembarangan. Tentu juga itu berkat rune [Wind Step] yang meningkatkan agility mereka.

GranNea mengaktifkan skill [Frost Shield] sedetik lebih cepat dari serbuan goblin dan membuatnya aman dari serangan tersebut. Tetapi, salah satu monster itu berhasil—dengan cepat menebas lengan Moddy yang berada di belakang barisan. Moddy terkejut, ia tak sempat berteriak—ia tidak sadar kalau tangan kanannya sudah terputus.

"Eh?" Hanya kata itu yang dikeluarkan dari mulut sang Apprentice Time Worker. Kemudian ia berteriak histeris oleh rasa sakit yang dirasakannya—keperihan yang sangat tidak masuk akal.

"GranNea! Cover Moddy!" perintah Natt dengan cepat dilaksanakan sang Wizard.

"Fire Barrier!" Sebuah lapisan api berbentuk setengah bola yang gemerlapan mengelilingi GranNea dan Moddy. Sesaat salah satu goblin hendak menerjang masuk, gesekan yang terjadi menimbulkan ledakan yang mementalkan sang monster.

Meski begitu, keempat monster tidak berhenti menyerang. Kelincahan yang diperlihatkan tidak bisa diimbangi oleh mata mereka.

Meski terus mencoba untuk menangkis serangan musuh, Bar HP Natt dan rekannya terus terkuras. Mereka benar – benar bagai telur di ujung tanduk.

Tidak ada pilihan, Natt menggunakan skill ultimate-nya [Last Breathing] dan berhasil memberhentikan gerakan dari salah satu goblin abnormal tersebut. Dalam tempo yang begitu singkat, Natt menggunakan [Blade of Death] dan menghujamkan belati pada titik vital musuh. Seketika goblin itu mati dan lenyap menjadi bulir – bulir kegelapan.

Menyadari kalau Bar HP goblin hitam itu tidaklah tebal, Natt langsung memberikan perintahnya.

"GranNea, gunakan Flammega Frosta!"

"Eh? Sihir itu bisa menghabiskan Bar HP kalian!"

"Tenang saja!" sahut Natt yang masih mencoba menahan serangan demi serangan.

"Kami pasti selamat, GranNea! Percayalah!" Ucapan Moowah menguatkan tekad GranNea.

Sang penyihir lekas merapal mantera dan membuka lingkaran sihir yang amat besar.

"Flammega Frosta!" Udara bergetar, suhu dingin langsung merasuk ke dalam ruangan. Dampak dari proses pembekuan akibat skill sang penyihir itu tidak hanya menimbulkan status debuff Freeze, tetapi juga mengurangi agility musuh secara overtime.

Dalam tempo yang begitu singkat, gerakan goblin hitam yang super cepat, mulai melambat. Natt melihat jelas langkah musuhnya—meski masih berlari kencang. Natt lekas melemparkan dua belatinya dengan perhitungan yang matang dan berhasil mengenai dua goblin hitam. Kedua goblin itu pun mati dan tersisa satu lagi yang masih tak terlihat.

Ruangan mulai bergetar hebat. Dari lantai yang gemeretak, muncul gelombang air besar yang menjelma menjadi naga es berukuran raksasa. Karena ukurannya amat besar, kepala naga es itu sampai membentur dan menghancurkan atap ruangan. Keruntuhan pun tidak dapat dihindari. Bongkahan atap yang retak itu mulai berjatuhan ke lantai dan memenuhi ruangan. Hal itu membuat goblin hitam tak lagi bisa bergerak bebas.

"Batalkan skillmu, GranNea!"

GranNea panik luar biasa saat perintah Natt terdengar tiba – tiba, tetapi ia masih sempat membatalkan sihir yang sedang diaktifkannya. Namun, penalti yang diterima GranNea akibat pembatalan skill tersebut membuat seluruh mananya langsung terkuras habis.

Hal itu tidaklah mengapa. Berkatnya, sang Assassin sudah mendapatkan posisi goblin hitam terakhir berada. Natt lekas menggunakan Stealth—bergerak dengan lincah di antara bongkahan tanah dan membelakangi sang monster hitam. Tetapi sang goblin menyadarinya—tubuhnya berputar bersamaan dengan belatinya yang tajam dan langsung menyerang balik.

Natt pasti kalah oleh kecepatan sang goblin hitam yang luar biasa ….

"Time Stopper!" Saat skill tersebut diteriakkan, sang goblin hitam spontan berhenti bergerak—seolah dewa waktu menghentikan sel – sel tubuhnya, termasuk belati yang nyaris mengenai jantung sang Assassin. Sementara belati Natt yang sudah meluncur kencang langsung menembus tengkorak sang goblin hingga kepalanya terpecah menjadi bulir – bulir kegelapan.

"Kombinasi yang bagus, Moddy! Kapten!" Moowah yang pertama kali terkagum meski sedang menahan bongkahan bangunan yang amat besar dengan satu tangannya.

Tidak sempat memikirkan pujian untuk Moddy, Natt bergegas menghancurkan bongkahan – bongkahan atap yang menimpa sang Tanker dan pelindung api sang Wizard.

Kemudian musik selebrasi—atas quest yang berhasil diselesaikan pun—dilantunkan bak orkestra kerajaan. Meski begitu syahdu, entah mengapa mata Natt seolah ditarik pada kekosongan singgasana yang tak pernah diduduki sama sekali.

"Pada akhirnya, Arch King Goblin benar – benar tidak muncul."

8.000.000 Exp didapatkan! 1.000.000 Gold didapatkan!

Title [Goblin Slayer] didapatkan!

[Goblin Full Set Equipment] didapatkan!

[Time Fragment] berhasil didapatkan!

Sub-Quest Goblin Lair telah berhasil diselesaikan!

Hadiah Bonus : 14.000.000 Exp didapatkan!

Quest Awakening Time Worker berhasil diselesaikan!

[Time Worker] Class berhasil dibuka!

LD.Rexhea Level 70 → 71 Moddy Level 67 → 70

GranNea Level 72 → 73 Moowah Level 74 → 75

***


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C5
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous