Di dalam kamar, Laras sudah siap untuk mendapatkan hati Hilman. Wanita itu sangat penasaran dengan Hilman. Bagaimana mungkin dirinya tidak bisa membuat pria itu luluh. Setiap lelaki di tempatnya akan selalu luluh padanya. Hanya saja Hilman yang sebagai pendatang yang sulit untuk ditaklukan.
Hilman yang melihat Laras, merasa tidak nyaman. Ia takut Laila kembali dibuat salah paham. Padahal ia juga belum tahu, Laila masih salah paham padanya atau tidak.
"Ngapain kamu masuk ke sini?" ketus Hilman. Ia memandang Laras dengan rasa jijik karena sikapnya yang diluar batas.
"Apakah kamu merindukanku, Mas Hilman?" Walau dipandang sinis oleh Hilman, ia tetap bisa tersenyum manis. Bahkan ia sangat menikmati kegilaannya.
"Ciih! Nggak sudi aku merindukan wanita busuk sepertimu!" ucap Hilman sinis. "Lebih baik kamu pergi dari sini! Aku tidak mau bertemu dengan wanita yang seperti dirimu, sungguh wanita jahat!"