Télécharger l’application
0.45% KARINA MARRIAGE / Chapter 1: PART 1 "PURPLE"
KARINA MARRIAGE KARINA MARRIAGE original

KARINA MARRIAGE

Auteur: Qois_Dhya_Putri

© WebNovel

Chapitre 1: PART 1 "PURPLE"

Karina menenteng barang belanjaannya dengan kesusahan,hidup sendirian di tengah kota besar ini sangat menyusahkan belum lagi tekanan hidup yang banyak harus dia lalui.sejak kuliah Karina memang memutuskan untuk hidup mandiri dan jauh dari kedua orang tuanya padahal orang tua nya tidak pernah sama sekali kekurangan materi bahkan bisa di katakan sangat berkecukupan tetapi Karina menolak semua fasilitas dari orang tua nya dan memutuskan untuk hidup mandiri.

"mas,pesan gado gado nya satu" ucap Karina,setelah hampir 2 jam dia bergelut dengan sesak nya pasar tradisional sekarang dia bisa terbebas dari semua itu dan sekarang waktu nya dia memberi makan cacing di perut nya.

"baru dari pasar neng?" tanya penjual gado gado itu sambil mengolah pesanan Karina

"iya mang,beli keperluaan bulanan" jawab Karina,jika ada yang bertanya mengapa Karina tidak belanja bulanan di supermarket saja jawabannya adalah karena mahal,Karina lebih suka berbelanja di pasar karena harga nya yang lebih murah dan keadaan barang nya yang lebih segar dibandingkan supermarket.

"kenapa Jadi belanja di pasar? Biasa nya seumuran eneng orang belanja di supermarket" tanya pedagang itu,Karina tersenyum mendengar ucapan pedagang gado gado itu

"mahal mang,nggak ada uang buat belanja disana" balas Karina sambil tersenyum.

"sayang maaf terlambat jemputnya"

Dimas menghampiri Karina yang sedang menyantap gado gado nya dengan lahap,Karina menggeleng dan tersenyum menatap Dimas.

"nggak,aku baru aja pesan,kamu mau juga?" tanya Karina kepada Dimas

Dimas mengangguk dan Karina pergi untuk memesan satu porsi lagi,sambil menunggu mereka berdua asyik bicara dan bercanda,Karina merasa sangat bahagia bagaimana tidak laki laki yang dia cintai hampir separuh usia nya itu akhirnya menjadi milik nya.

Saat itu kelas 1 SMP saat pertama kali Karina mengenal Dimas,laki laki dingin yang hanya menampilkan wajah datar tanpa ada senyuman di wajahnya,disaat orang lain ketakutan untuk mendekati Dimas,Karina justru berani mendekati Dimas dengan kepolosan wajahnya.

Hampir 6 tahun cinta Karina tidak terbalas tapi takdir berkata lain akhirnya meraka bertemu kembali di perkuliahan karena jurusan mereka yang sama, sekarang sudah 3 tahun mereka berpacaran,Dimas sudah mencintainya dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.hidup Karina sudah terasa lengkap sekarang dengan pekerjaan dan orang yang dia cintai.

"purple,kamu tahu di tempat kerjaan tadi ada banyak orang yang ingin periksa darah" ucap Dimas,Dimas memang suka memanggil Karina dengan nama Purple di bandingkan Karina.

"oh ya,untung saja aku hari ini nggak masuk" balas Karina sambil tertawa,selain menjadi penulis novel Karina juga bekerja sebagai Analis karena dia memang lulusan itu,dan untuk menulis sendiri hanya lah hobi Karina yang dia kembangkan.

"habis ini temani aku pergi beli perlengkapan untuk di laboratorium ya" ucap Dimas sambil tersenyum dan di balas anggukan oleh Karina.

Karina membuka pintu apartemennya dan menghidupkan lampu serta lilin aroma terapi,seharian Dimas mengajak nya berkeliling untuk mencari peralatan yang dia cari.

Duduk dan menikmati secangkir susu coklat panas adalah hal yang paling menyenangkan bagi Karina,tiba tiba mood nya menjadi lebih baik setelah meminum nya.

Tret...tret...tret.

Karina beranjak dari duduk nya dan mengangkat telponnya

"halo,kenapa ma?' tanya Karina saat melihat nomor ibu nya lah yang menghubungi nya

"besok kamu bisa pulang sayang?" tanya ibu Karina

Karina terdiam dia mengingat ngingat apa dia ada jadwal kerja besok.

"kalau besok kayanya bisa ma,tapi Karin nggak bisa lama lama lusa harus pulang" ucap Karina

"nggak lama kok,paling Cuma 2 hari aja"

"oke ma,nanti Karin pulang besok" Karina menutup telponnya dan kembali duduk,dia hanya merasa heran tumben ibu nya meminta nya pulang biasanya kalau orang tua nya rindu kepada Karina mereka sendiri yang akan menemui Karina.

**

Sudah 2 jam dia menempuh perjalanan dengan mobilnya,sebenarnya dia ingin mengajak Dimas untuk ikut tetapi Dimas sibuk alhasil hanya diri nya lah yang pulang sendirian.

"baru jam 11 pagi tapi perut sudah lapar" gumam Karina sambil melihat jam di tangannya

Karina memakirkan mobil nya di tempat makan yang memang sering dia singgahi kalau dia pulang.

"mas pesan nasi campur + ayam goreng nya satu porsi" ucap Karina memesan,dia mengedarkan pandangannya mencari tempat yang kosong tetapi tempat nya sangat ramai padahal belum jam makan siang.

"permisi mas,boleh saya duduk disini?" tanya Karina dengan sopan.

Pria itu mengangkat kepala nya dan mengangguk memperbolehkan Karina untuk duduk di samping nya.

Karina tersenyum dan duduk di samping pria itu,mereka awalnya hanya makan dengan diam tetapi itu berubah saat pria itu bertanya.

"nama kamu Purple Karina Renaldi kan?" ucap pria itu,Karina menoleh dengan bingung sejak kapan pria ini tahu nama lengkap nya.

"maaf tahu nama lengkap saya dari mana ya?" tanya Karina bingung,pria itu hanya diam sambil menatap Karina

"tahu dari mana nya kamu nggak perlu tahu" ucap pria itu,dia menyeka mulut nya dengan tisu

"suatu saat nanti kita pasti akan bertemu lagi" ucap pria itu lagi,dia berdiri meninggalkan karina dengan wajah bingung nya.

Karina tersadar pria itu telah meninggalkannya dan sekarang dia merasa takut,apa pria tadi adalah pria jahat yang sudah mengincarnya ? Karina yakin dia tidak memiliki teman seperti pria tadi sebelumnya dan ini adalah pertemuan pertama mereka,tapi bagaimana bisa pria itu dapat dengan mudah mengetahui nama lengkap nya ?

Karina menghabiskan makannya dengan cepat cepat,setelah itu dia pergi ke toilet dia takut kalau pria tadi akan mengikuti nya.

"sayang kalau aku nggak kabari kamu dalam 2 jam ke depan,tolong telpon polisi"

Karina mengetikkan pesan itu dan mengirim kannya ke Dimas,dia hanya ingin berjaga jaga jika nanti terjadi sesuatu dengan dia.

"kamu kenapa? Aku telpon polisi sekarang ya" balas Dimas dengan cepat

"jangan aku nggak papa kok,pokoknya ingat pesan aku ya.aku jalan lagi" Karina menutup telponnya dan memasukkan nya ke dalam tas dan melanjutkan perjalanannya.

**

"mama,Karina pulang" teriak Karina lega setelah dia sampai di rumah orang tuanya,ternyata tidak terjadi apa apa dengan dia mungkin hanya pikirannya saja yang terlalu over terhadap pria tadi,mungkin saja mereka dulu pernah berkenalan cuman hanya Karina yang lupa.

"ih anak mama,ingat pulang juga akhirnya" sindir ibu Karina sambil memeluk putri nya itu

"anak baru pulang bukannya di peluk atau di ucapin ini malah di sindir" ucap Karina kesal,sedangkan Ibu Karina hanya tertawa melihat kelakuannya anak nya.

"omong omong ma kenapa mama minta Karina buat pulang? Biasanya juga datang sendiri" tanya Karina

"nggak ada hal yang penting sih,Cuma mau minta kamu temani mama besok kerumah teman lama mama"

Karina membelalakkan mata nya jadi ibu menyuruh nya datang hanya buat menenami dia pergi kerumah teman lama.

"kan ada Ayah,kenapa nggak pergi sama Ayah aja ?"

"mana mau dia,kalau Ayah kamu lagi asyik dengan istri baru nya" ucap ibu Karina marah

Karina yang mendengarnya pun hanya tertawa,istri baru yang dimaksud ibu nya bukanlah yang seharus nya melainkan burung kaka tua yang selalu bicara tanpa henti,dan sayang nya Ayah nya sangat mencintai burung itu.

"sudah,sana mandi dulu baru kita jalan jalan ke taman" ucap ibu Karina,Karina mengangguk dan naik ke lantai atas tempat kamarnya berada.

Karina melihat ke sekeliling,kamarnya masih sama dan terlihat rapi dari sebelum dia tinggalkan,Karina mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi,dia menuangkan banyak sabun ke dalam bathup dan berendam disana.


Chapitre 2: BAB 2 "HE"

Karina baru saja akan merebahkan badannya saat ibu nya tiba tiba memanggilnya dengan keras

"Karin,kebawah sebentar" teriak Ibu Karina,Karina yang mendengar itu pun segera bergegas turun ke bawah

"kenapa jadi banyak polisi disini ma?' tanya Karina bingung,saat melihat ruang tamu nya penuh dengan polisi

"maaf,apa anda yang bernama Karina purple Renaldi?" tanya polisi itu menghampiri Karina

Karina mengangguk "iya pak,itu nama lengkap saya" balas Karina

Polisi itu mengangguk dan mencek sesuatu di buku yang di bawanya "2 jam yang lalu ada laporan kalau anda sudah hilang selama 24 jam" ucap pak polisi itu

Karina membelalakkan mata nya,sial dia baru saja teringat kalau dia meninggalkan pesan ke Dimas untuk menelpon polisi

"hilang selama 24 jam?" tanya Ibu Karina bingung

"eh anu ma" ucap Karina gagap

"iya pak,kemarin saya tersesat dan keadaan saya sekarang baik baik saja pak" ucap Karina memberi keterangan

"maaf pak,yang melaporkan itu atas nama siapa?" tanya Ibu Karina penasaran

"atas nama Dimas renata"

Karina menepuk jidat nya,sekarang dia harus memberikan penjelasan kepada Ibu tercinta nya ini

"laporannya bisa di cabut pak,mohon maaf atas ketidak nyaman ini" ucap karina,polisi itu mengangguk,setelah beberapa pemeriksaan akhirnya polisi itu pun kembali.

"sekarang jelaskan ke mama !" ucap Ibu Karina

Karina menggigit bibir bawah nya "tadi waktu Karin kesini berhenti sebentar buat makan dan saat makan itu ada pria yang tahu nama Karin dengan lengkap,padahal kami nggak pernah kenal ma dan karena takut kalau terjadi apa apa Karin telpon Dimas buat nelpon polisi kalau Karin nggak ada kabar" jelas Karina

Ibu Karina yang mendengarnya pun hanya bisa geleng geleng kepala "hampir saja mama jantungan lihat polisi datang ke rumah,kirain mau nangkap ayah kamu dengan laporan membuat keributan dengan burung" ucap Ibu Karina

**

"Karin cepat,kita sudah terlambat" teriak Ibu Karina dari bawah

"mau jalan jalan ke taman saja,kenapa harus pakai baju bagus sih ma?"

"karena ada sesuatu nanti disana" balas Ibu Karina,Karina menaikkan sebelah alis nya penasaran dengan kalimat ibu nya itu.

Karina mengikuti ibu nya yang sedari tadi modar mandir seperti orang linglung

"sebenarnya mama mencari apa sih?" tanya Karina dia memakan ice cream nya dengan lahap

"mencari teman lama mama" ucap Ibu nya

Karina mengangguk dia melanjutkan aktivitas memakan ice cream nya.

"nah itu dia" ucap Ibu Karina sambil menunjuk seorang wanita seumuran Ibu nya datang menghampiri mereka

Karina mengalihkan pandangannya dan sedikit menyipitkan mata nya,seperti nya dia pernah melihat perempuan ini di suatu tempat.

"Karina ini teman mama,waktu kamu kecil sering mama tinggal sama dia" Karina menjulurkan tangannya dengan hormat,pantas wajah wanita ini seperti tidak asing bagi Karina

Tret...tret...tret...

"ma,tante,maaf Karina angkat telpon dulu" ucap Karina sopan dan pergi menjauh

"halo sayang kenapa?"

"..."

"ah iya,polisi nya datang kerumah,kata mama hampir jantungan karena ngira nya ayah yang mau di tangkap" ucap Karina sambil tertawa tetapi mata nya tidak jauh dari menatap kedua wanita yang asik bergosip sambil menunjuk diri nya

"....."

"nggak ada masalah serius,Cuma mama aja yang kangen kata nya"

"...."

"mungkin besok atau lusa aku pulang"

"...."

"hm,pasti"

Karina menutup telponnya dan kembali berjalan menghampiri Ibu nya.

"yang nelpon tadi siapa Karina? Tante lihat kamu senyam senyum sendiri" ucap teman Ibu nya

"oh tadi pa-"

"cuman teman Karina aja,biasa anak remaja suka ngegosip juga" balas Ibunya memotong pembicaraan Karina

Karina mendengus menggosip apa nya dan juga anak remaja? Dia sudah 25 tahun remaja dari mana nya

"jadi kan malam ini datang?" tanya teman Ibu nya kepada Ibu Karina

Ibu karina mengangguk semangat "pasti,sayang banget ya anak kamu nggak bisa datang padahal kan bisa lihat Karina" ucap Ibu nya

"hahaha,nggak papa nanti malam ketemu juga"

**

Perasaan tidak enak Karina ternyata benar saja,Ibu nya memaksa nya untuk ikut makan malam di rumah teman yang mereka temui sore tadi.

"ayo masuk sini,anggap saja rumah sendiri" ucap teman Ibunya menyambut mereka,Karina memperhatikan interior rumah dengan kagum.

Rumah nya sangat besar bahkan mungkin 2x lebih besar dari rumah Karina

Tret...tret...tret..

Karina melihat handphone nya yang berbunyi dan tertera nama Dimas disana,Karina ingin mematikannya tapi dia juga tidak tega menolak panggilan dari Dimas.

"hm maaf tante,boleh Karina tahu halaman belakang ? soal nya ada telpon dari kerjaan" ucap Karina berbohong.

Karina berjalan menuju halaman belakang sesuai dengan arahan yang telah di katakan dan lagi lagi dia merasa kagum dengan halaman belakang yang begitu luas.

"kerja apa sih temannya mama jadi bisa sekaya ini" gumam Karina,dia mengambil handphone nya dan menelpon balik Dimas.

Cukup lama Karina dan Dimas bicara,sampai Karina tidak sadar ada seseorang yang memperhatikan nya sedari tadi.

"maaf lama,ada pekerjaan yang harus di selesaikan tadi" ucap Karina sopan,dia mengedarkan pandangannya sambil tersenyum ke semua orang,tapi senyumannya terhenti saat dia melihat seorang pria yang dia temui beberapa hari lalu.

"ada pekerjaan atau hal lain?" tanya pria itu dengan datar,dia menatap Karina dengan datar.

Karina mengerutkan kening nya,dari mana pria ini tahu kalau dia berbohong?

"Karin,ayo sini duduk di samping mama" ucap Ibu Karina,Karina mengangguk dan duduk di samping Ibu nya tetapi sial nya ternyata kursi nya bersebrangan dengan pria tadi.

"karina?"

"iya tante?' balas Karina

"perkenalkan ini anak tante,Rayhan aditama,mungkin kamu lupa tapi waktu kecil kalian sering main bersama sebelum kamu memutuskan untuk kuliah di luar kota"

Karina memasang wajah bingung,kenapa dia bisa tidak mengingat hal itu sama sekali

**

"gimana anak teman mama tadi? Tampan kan?" saat ini mereka sedang berada di mobil

Karina mengangguk,harus di akui kalau pria tadi memang tampan bahkan lebih tampan dari Dimas pacar nya sendiri.

"kalau mama jodohin kamu sama dia mau?"

Karina mengalihkan pandangannya ke ibu nya "nggak,mama kan tau kalau aku sama Dimas"

"sudah hampir 3 tahun kalian berpacaran dan umur kamu sudah 25 tahun,tapi dia tidak ada sama sekali ngajak kamu nikah" balas Ibu nya

Karina terdiam,apa yang di katakan ibu nya benar Dimas selalu mehindari percakapan mengenai pernikahan.

"Rayhan tadi sudah punya pekerjaan tetap dan dia baik karin,Ibu ingin kamu dapat pria seperti dia bukannya pria yang hanya bisa mengurung diri di dalam laboratorium"

"tapi Karina cinta sama Dimas ma,mama kan tahu berapa lama aku buat dapatin Dimas" ucap Karina kesal

"iya,tapi apa dia pernah buat ajak kamu nikah? Umur kalian sudah nggak muda lagi dan kalian juga sudah punya pekerjaan tetap apa yang harus kalian khawatirkan" karina hanya diam,dia tidak tahu harus menjawab apa

"setiap hari Ibu selalu khawatir melihat kamu jauh dari ibu,kalau ada yang jaga kan Ibu bisa lebih tenang" sambung Ibu nya

"Karin yakin ma,kalau Dimas bakal nikahin Karin suatu hari nanti" balas Karina

Ibu Karina menarik nafas nya "sampai kapan?"

Lagi lagi Karina terdiam

"baiklah Ibu beri waktu kamu 1 minggu buat bujuk Dimas untuk menikahi kamu,kalau kamu nggak bisa kamu bakal ibu jodohin dengan Rayhan"

Karina menutup pintu mobil nya dengan keras,dia merasa kesal dengan Ibunya yang dengan mudah menjodohkan dia dengan orang yang tidak di kenal nya.

"bagaimana bisa aku membujuk Dimas dalam waktu 1 minggu" gumam Karina,dia merasa dilema disatu sisi pria yang dia cintai selama ini hanya Dimas dan di lain sisi ada Ibu nya yang mengharapkannya menikah dengan orang lain.


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C1
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank 200+ Classement de puissance
    Stone 0 Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous

    tip Commentaire de paragraphe

    La fonction de commentaire de paragraphe est maintenant disponible sur le Web ! Déplacez la souris sur n’importe quel paragraphe et cliquez sur l’icône pour ajouter votre commentaire.

    De plus, vous pouvez toujours l’activer/désactiver dans les paramètres.

    OK