Télécharger l’application
6.59% DADY / Chapter 26: DROP 2

Chapitre 26: DROP 2

"Hanny mau tau semuanya ma." kata hanny memegang tangan mama rafael.

Mama rafael pun menceritakan soal keisya. "Dia itu udah kayak anak mama sendiri, saudara perempuan rafael dan bisma. Mama jamin rafael gak akan balikan sama dia. Rafael beneran sayang sama kamu dan bayi kalian." bujuk mama rafael pada hanny.

"Kei, udah lama sama kita. Sejak dia sma, awalnya memang karena masalah sekolah dan bea siswa, papa rafael sih. Terus ke rafael, yang biayain semuanya. Gak lebih."

"Ya mungkin mereka pernah saling suka dan pacaran. Mama dan papa rafael juga gak keberatan. Tapi itu dulu, sayangg.."

"Sekarang itu rafael sayangnya sama kamu doang." kata mamanya.

Masalahnya mama rafael gak tau kalau hanny itu awalnya wanita bayaran untuk hamil cucu mamanya rafael.

Hanny menangis, air matanya begitu saja berlinang keluar. Mama rafael langsung mengusap air mata hannya.

"Ma," rafael menepuk pundak sang mama. Ada rasa ingin sekali memeluk, mencium dan menenangkan hanny ketika dia menangis.

Mama rafael beralih, dia membiarkan rafael untuk duduk dan menjelaskannya pada hanny.

"Aku beneran cuma sayang sama kamu. Soal kei, kenapa aku gak cerita. Aku takut kamu kenapa-napa. Tapi kamu malah berprasangka buruk sama aku."

"Aku beneran udah move on dari kei. Kei juga udah tau kok aku udah punya kamu sama calon anak kita." rafael mengusap perut hanny.

Rasanya ada sedikit ketulusan saat mengusap perut hanny. Tapi mungkin ketulusan untuk anak rafael yang ada diperut hanny. Bukan ketulusan rafael untuk hanny.

"Aku kenalin ke kei kalau kamu gak percaya. Mau?" Hanny mengangguk.

"Jangan nangis lagi. Aku sayang sama kamu." rafael berdiri dan mencium kening hanny. Hanny sedikit lega.

Hanny harus dirawat beberapa hari di rumah sakit. Rafael fokus pada hanny seperti permintaan sang mama. Hingga dia menemani hanny tidur di rumah sakit. Hanny meminta rafael untuk tidur disampingnya, satu ranjang dengannya karena ranjang yang cukup besar di kamar vvip.

"Sayang.. Baik-baik ya sampai ketemu sama papa. Ok, kamu harus janji baik-baik diperut mama"

Rafael secara tiba-tiba mengusap perut hanny dan seakan berbicara dengan bayi didalamnya. Hanny yang sejak tadi hanya tidur memeluk rafael jadi tertarik dengan interaksi manis itu.

Hanny masih ragu. Tapi dia suka sikap manisnya.

"Kei, kapan balik kesini?" tanya hanny mengalihkan pembicaraan.

"Aku ceritain ini ke kamu. Supaya kamu percaya sama aku dan gak kepikiran lagi." rafael mengubah posisinya yang tadinya tidur miring menatap hanny jadi tidur telentang menatap langit-langit rumah sakit. Hanny menjadikan lengan rafael bantalan untuk kepalanya.

Hanny menatap rafael penuh rasa ingin tau. Apa yang akan dikatakan rafael sebenarnya.

"Aku dulu emang sayang sama hanny..."

Hanny tersenyum, rafael salah sebut nama.

"Maksudnya sayang sama kei. Tapi sekarang beneran udah enggak. Aku khawatir sama dia diluaran sana. Gimana bilangnya?" rafael melirik hanny yang masih tersenyum mendengar rafael salah sebut nama.

"Gimana ceritainnya. Susahh..." kata rafael dengan lucunya.

"Ya emang aneh, kayaknya aneh. Kayak pura-pura. Tapi kalau aku sayang dan cinta sama keisya itu, kayak aku ke bisma. Iyah gituu.." rafael girang menemukan persamaan rasa itu.

"Tapi kalau aku sama kamu... Itu kayak. Aku mau lagi." kata rafael.

"Apanya yang mau lagi?" tanya hanny sama sekali tak tau maksud rafael.

"Ya mau lagi. Masak kamu gak tau. Punya kamu, aku ketagihan masuk."

"Ahh.." hanny tau maksudnya. Dia langsung menutupi miliknya dengan tangan.

"Apaan sih. Mikirnya kesana. Kan lagi bahas soal keisya."

Rafael terkekeh melihat hanny memegangi miliknya dibawah sana.

"Ya habis, dibilang sayang, gak percaya. Aku tuh sayang dan cinta beneran sama kamu hannyyyy... Yang gak tau dari mana asal usulnya. Pokoknya ketagihan aja punya kamu." rafael malah memainkan hidung dan pipi hanny, mencubitnya dengan gemas. Dia juga menggoda hanny dengan menatap kebawah. Menatap milik hanny.

"Apaan sih. Jangan liat kesana." hanny yang malu memukul dada rafael dengan pukulan kecil. Rafael malah tertawa.

Hanny rasa... Tentang ini rafael sudah benar-benar memberikan hatinya untuk hanny. Atau karena rafael hanya ingin memuadkan hasrat sebagai laki-laki.

Entahlah, hanny hanya ingin berpikir positif seperti kata mama mertuanya. Dan lagi pula rafael juga akan mengenalkan Keisya.

"Nanti beneran kenalin keisya ke aku ya, raf?" tanya hanny sedikit ragu memanggilnya dengan nama, ini kali pertama.

"Sayangg." sindir rafael.

Hanny tersenyum. Hanny gak mimpikan rafael beneran mau sama dia. Mungkin rafael memang tulus karena hanny hamil anaknya.

"Iya." kata hanny mengangguk.

"Iya apa?" tanya rafael lagi.

"Ya iya.."

"Coba panggil."

"Iya, calon papa."

Hanny malah mengganti panggilannya. Membuat rafael sedikit kesal.

"Aku tau sih, itu bagus. Calon papa. Papa. Tapi aku mau denger kamu panggil sayang ke aku." rafael menatap hanny begitu juga hanny yang menautkan alisnya. Seakan bertanya, yakin gak apa-apa hanny panggil sayang?

"Coba." rafael.

"Sayang.." lirih hanny hampir tak dengar.

Rafael puas.

*

Bisma dan papanya, juga mama rafael datang untuk menjenguk hanny di hari kedua di rumah sakit. Seperti biasa mama rafael membawa masakannya. Mama rafael jadi flashback seperti dulu. Mama rafael hampir lupa, hanny kan gak bisa sarapan. Ahh.. Tapi sudah terlanjur masak.

"Gak papa deh, buat rafael. Kasian, pasti capek jagain mantu sama calon cucu mama semalaman." kata mama rafael yang sejak pagi sudah ribet sendiri. Meminta papa dan bisma cepat-cepat lah. Dll.

Bisma dan papanya masuk ke ruangan hanny. Tapi pintunya masih dikunci. Mereka mengetuk beberapa kali, sampai suster dan dokter juga harus menunggu mereka membukakan pintu.

"Kenapa dok?" tanya papa rafael.

"Dikunci dari dalam tuan. Padahal saya harus memeriksa nona hanny." kata sang dokter.

"Wahh ngapain mereka pakai dikunci." papa rafael.

"Bis, coba telpon ponsel kakak kamu." suruh mama rafael.

Bisma pun menelpon hp rafael. Rafael yang masih tidur dengan memeluk hanny sedikit terkejut. Hanny pun ikut bangun.

"Ma, mereka tidur pelukan." kata bisma yang mencoba melihat kedalam dengan berjinjit.

Mama rafael mencoba mengintip dari balik kaca pintu. Dia senang, mungkin mereka sudah baikan. Kalau pun rafael berbohong soal perasaannya ke hanny, yang penting mereka sudah baikan.

"Bis." kata rafael mengangkat telponnya.

Tok tok

Keduanya terkejut mendengar ketukan pintunya. Hanny langsung menyuruh rafael untuk membukanan pintu. Dokter dan yang lain langsung masuk.

"Ngapain sih semalam, sampai ke siangan." kata mama rafael yang memberikan makanannya untuk rafael.

"Jangan dulu ya tuan. Istri anda masih terlalu rentan kandungannya." kata dokter yang sepertinya mengerti apa yang membuat keduanya bangun kesiangan.

"Tuh raf, dengerin dokternya." kata papa rafael melotot pada anaknya.

"Bisma gak tau maksudnya deh." kata bisma pura-pura sok polos.

"Gak kok ma, pa, dok. Tadi malem cuma ngobrol. Gak seperti yang kalian pikirkan."

Sementara hanny hanya tersipu malu dengan semuanya. Pembahasannya bukan kah terlalu intim?


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C26
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous