Seorang perempuan berjubah hitam dengan kulitnya yang berwarna putih pucat berjalan di tengah gelapnya malam dengan mulutnya yang melantunkan sebuah lagu dengan lirik yang dinyanyikan dalam Bahasa Slavic kuno. Irama lagu tersebut begitu datar dan dingin.
Perempuan tersebut berjalan menuju ke arah sebuah pos Polisi Prussia, di mana ada beberapa Polisi Prussia sedang bertugas.
Seorang Polisi Prussia datang menghampiri perempuan berjubah hitam tersebut, "Bisa kau tunjukkan kartu identitasmu, nyonya. Mengingat saat ini sedang diterapkan jam malam."
Perempuan tersebut menatap Polisi Prussia tersebut dengan tatapan yang dingin dan ekspresi wajah yang datar.
Zbigniew Liszewski hanya terdiam mematung melihat perempuan aneh tersebut. "Apa yang dilakukan perempuan seperti dirimu di tengah malam dan sendirian seperti ini?"
"Aku hanya ingin darah," balas perempuan itu segera menggigit leher Zbigniew Liszewski.
Zbigniew Liszewski meronta-ronta dengan suaranya yang keras. Sementara beberapa rekannya mengarahkan senjatanya ke arah perempuan dari ras vampir tersebut.
"Lepaskan, atau aku bunuh, kau!"
Deliliah Rutkowska melepas gigitannya pada leher Zbigniew. Dia segera bergerak dengan cepat dan menyerang para Polisi Prussia yang tengah berjaga. Polisi Prussia yang berjaga pada berjatuhan satu per satu setelah Deliliah menyobek leher mereka. Hanya ada satu Polisi Prussia yang dibiarkan hidup, yaitu seorang perempuan berambut bergelombang berwarna pirang kecokelatan, dan bermata biru pucat yang bernama Celestina Navikauskiene.
Celestina mengarahkan senapannya ke arah Deliliah, "Berhenti, atau aku bunuh!"
Deliliah hanya tersenyum tipis digertak oleh Celestina. Dia bergerak dengan sangat cepat dan membanting tubuh Celestina. Deliliah memukul beberapa titik pada tubuh Celestina untuk melumpuhkannya. Setelah itu, Deliliah menelanjangi tubuh Celestina dan merenggut kesuciannya. Vampir itu begitu nafsu dalam menikmati tubuh Celestina. Deliliah mencium bibir Celestina dengan penuh hasrat, sehingga membuat Celestina sesak nafas.
Celestina hanya bisa pasrah ketika dia diperkosa oleh seorang vampir perempuan. Darah segar mengalir dari area sucinya dan air mata membasahi wajah cantiknya. Deliliah terlihat begitu senang ketika jarinya bermain di area suci Celestina, sehingga Deliliah bisa menikmati air yang keluar dari area suci Celestina.
Deliliah tertawa begitu keras sambil menciumi dan menjilati wajah cantik Celestina.
"Lihatlah, kau telah basah, dan tidak suci lagi. Aku sangat senang dengan ekspresi wajah seperti itu. Itu adalah ekspresi dari perempuan yang sudah tidak suci lagi. Walaupun kau sakit, tetapi kau juga menikmatinya. Aku benar-benar senang merenggut kesucianmu."
Setelah Deliliah berhubungan seks lesbian dengan Celestina. Perempuan vampir itu mengikat tubuh Celestina dengan tali dan membiarkannya terbaring di tanah. Deliliah mengambil sebuah pisau dan menuliskan huruf "DR" pada perut Celestina.
Deliliah menghilang di saat kabut muncul secara tiba-tiba.
Ekspresi wajah Celestine benar-benar suram dan mentalnya telah hancur, setelah dia diperkosa oleh seorang perempuan dari ras vampir. Terlebih lagi Celestina merupakan satu-satunya Polisi yang tersisa dalam tragedi berdarah tersebut.
.
.
"Apakah kau tahu tadi malam ada tragedi penyerangan terhadap Polisi di Salcz?" tanya seorang Polisi laki-laki bernama Adam Schneider kepada Vivi yang tengah menyantap sandwich.
"Aku tahu," jawab Vivi sambil mengunyah sandwich-nya. "Aku dengar, pelakunya adalah seorang vampir perempuan."
"Bukankah aku dengar kau sempat diserang oleh werewolf dan vampir kemarin."
"Pelaku sudah menyerahkan diri. Mereka menyerangku karena khilaf dan di bawah pengaruh alkohol. Jadi dia memutuskan untuk menyerahkan dirinya langsung. Mereka benar-benar ksatria, walaupun melakukan tindakan penyerangan. Tidak seperti vampir sialan saat ini."
Adam tertawa mendengar penjelasan dari Vivi. "Konyol sekali orang yang menyerangmu. Mereka menyerangmu karena khilaf dan karena takut menjadi buronan Polisi, akhirnya mereka menyerahkan diri." Adam menatap Vivi dengan dalam, "Dahulu kau itu Tentara. Kalau bukan karena anak tiri Kanselir Leopold, kau itu tidak bakalan bisa menjadi Polisi."
Vivi menatap tajam Lelaki berambut hitam kemerahan dan bermata biru tersebut. Sedangkan Adam hanya tersenyum tipis sambil menunduk meminta maaf.
Vivi hanya bisa memasang tampang cemberutnya pada rekannya sesama anggota Polisi.
.
.
Seorang perempuan berkacamata yang mengenakan pakaian serba putih dan berkerudung hitam dengan kalung salib yang tergantung di lehernya tengah duduk sambil mengamati Celestina Navikauskiene yang terbaring di kasur. Sementara di sebelah suster tersebut berdiri seorang lelaki dan seorang perempuan yang sudah lanjut usia.
"Jangan khawatir. Anak kalian akan baik-baik saja. Aku hanya memanipulasi alam bawah sadarnya, sehingga tidak menimbulkan trauma, dan berbagai macam kenangan buruk lainnya. Ini adalah cara terbaik untuk menjaga martabat dan harga dirinya," ungkap Puteri Alexandrine Leonne Brunhilde Charlotte von Oranien-Nassau, kakak dari Kanselir Leopold, dan Brigadir Jenderal Frederick Edward.
"Syukurlah kalau begitu, kami benar-benar berterima kasih banyak padamu, Puteri Charlotte," ungkap Nyonya Navikauskiene penuh rasa syukur.
"Hanya saja, Celestina harus dibawa ke tempat dengan pemandangan alam yang bagus, sejuk, dan diharuskan untuk tinggal di sana selama satu bulan untuk menyegarkan pikirannya. Kalian juga harus membimbingnya dan memberikan banyak hiburan untuk memperkuat mentalnya. Jangan lupa untuk selalu beribadah bersama, agar fondasi spiritual-nya kuat," ungkap Puteri Alexandrine Leonne Brunhilde Charlotte von Oranien-Nassau.
"Baiklah, setelah selesai dirawat di sini. Kami akan segera melakukan apa yang kau katakan, Puteri Charlotte. Terima kasih," balas lelaki tua yang bernama Agustias Navikauski seraya membungkukkan badannya, dengan diikuti oleh sang istri.
.
.
Suara desahan itu terdengar begitu menggoda. Lelaki dewasa itu hanya berbaring di atas kasurnya. Sementara Deliliah yang telah telanjang bulat sedang naik turun menikmati gesekan di dalam area kewanitaannya. Sepasang tangan lelaki itu meremas-remas gunung kembar Deliliah yang berukuran besar.
"Kau masih saja kuat dan selalu membuatku terangsang, Delilah," kata lelaki berbadan kekar yang bernama Matthias Schneider.
"Aku datang ke sini hanya untuk bermain denganmu. Aku benar-benar kangen denganmu, walaupun kau sudah berkeluarga."
"Jangan pernah pedulikan keluargaku, lagian di sini hanya ada kita berdua." Matthias Schneider dan Deliliah bertukar posisi.
Deliliah berdiri menghadap tembok dan membelakangi Matthias Schneider. Sementara Matthias segera menyerang Deliliah dari belakang. Kedua tangannya meremas gunung kembar Deliliah dan Matthias mencium Deliliah dengan penuh nafsu dari arah belakang.
Matthias Schneider merupakan seorang Pebisnis terkenal di Kota Stettin sekaligus salah satu orang kaya di Kota tersebut. Dia adalah pemilik Stettin Mall yang merupakan Mall terbesar di Kota Stettin, serta memiliki beberapa cabang bisnis lainnya. Walaupun terkenal sebagai orang kaya, dia memiliki sisi gelap, yaitu sering bermain dengan para perempuan. Di antara semua perempuan yang ada, dia memiliki perempuan spesial dari ras vampir yang bernama Deliliah Rutkowska.
Deliliah Rutkowska juga bukan sembarangan orang, di mana dahulu dia merupakan seorang finalis kecantikan di Kota Stettin. Hanya karena dia menjalani kehidupan yang hampa, Deliliah memutuskan untuk hidup dalam kegelapan, di mana Dia menjadi seorang pekerja seks. Nama Deliliah Rutkowska sangat terkenal di Kota Stettin, di mana dia sering bermain dengan orang-orang yang berasal dari kelas elit. Tidak peduli mereka itu laki-laki ataupun perempuan. Deliliah Rutkowska akan melayani mereka dengan sangat baik. Bisa dikatakan, Deliliah Rutkowska memiliki orientasi seks yang biseksual.
.
.
Di sebuah kamar yang bercahaya redup dengan diiringi musik bergenre Heavy Metal. Vivi tengah duduk sambil menatap layar laptopnya. Jemarinya mengetik setiap tautan dari kata kunci yang tengah dia cari. Saat ini, Vivi tengah mencari informasi tentang rekannya, yaitu Adam Schneider. Dari salah satu tautan yang diklik, Adam Schneider merupakan anak dari Matthias Schneider. Vivi juga tengah menelusuri deep web, untuk mendapatkan akses lebih jauh tentang beberapa tokoh dari Kota Stettin bernama belakang Schneider.
"Jadi, Adam itu anak dari salah satu orang kaya di Stettin," kata Vivi sambil menatap layar laptopnya. Dia meminum secangkir kopi yang ada di mejanya. "Mungkin dikarenakan ayahnya memiliki rekam jejak yang buruk. Adam berusaha untuk menjadi Polisi yang baik. Dia juga tidak terbuka, sehingga kehidupannya terlihat begitu misterius."
Suara ketukan pintu membuat Vivi merasa terganggu. Dia membuka salah satu aplikasi di laptopnya yang terhubung dengan CCTV di pintu rumah kontrakannya. Dari CCTV tersebut menampilkan visual seorang lelaki berambut merah kecokelatan berbadan tinggi ramping yang mengenakan seragam Polisi dan bersenjatakan AK-47.
Vivi segera berjalan dan membuka pintu rumah kontrakannya, "Ada apa denganmu? Apakah ada tugas mendadak?"
Adam segera memasuki rumah kontrakan tersebut, "Aku hanya mendapatkan perintah dari Lichtenberg. Dalam tugas itu, aku boleh memilih rekanku. Maka dari itu, aku butuh bantuanmu."
"Baiklah kalau begitu," balas Vivi secara spontan. "Aku akan membantumu."
Vivi sudah paham akan apa yang dimaksud oleh Adam. Lichtenberg merupakan markas dari Stasi yang merupakan Dinas Intelijen dan Polisi Rahasia Federasi Prussia.
Vivi segera bergegas dan mengambil sepucuk senapan AK-47 dan pistol Glock34, beserta dengan amunisinya. Dia menaruhnya di sebuah tas.
Mereka segera bergegas menuju ke sebuah tempat di yang merupakan sisi gelap Kota Stettin dengan mengendarai mobil jeep. Mereka berdua hanya berdiam diri selama perjalanan. Adam tak menjelaskan apa maksudnya membawa Vivi. Begitupula dengan Vivi yang memilih untuk diam dan tidak ingin bersuara.
Mobil jeep itu berhenti di sebuah Hotel melati bintang lima di Kota Stettin yang dikelola oleh Matthias Schneider. Di lobi Hotel ada banyak perempuan penghibur beserta para lelaki hidung belang dan perempuan dewasa yang kesepian.
Mereka berdua berjalan dengan santai tanpa adanya rasa curiga dari para pengunjung Hotel dan para pegawai Hotel. Para Preman yang menjaga Hotel memperkenankan Adam dan Vivi masuk, mengingat sebelumnya Adam sudah menghubungi beberapa pentolan Preman tersebut, dan memberinya uang.
Adam dan Vivi memasuki aula, di mana banyak orang yang sedang berpesta. Adam berbisik kepada Vivi, "Perempuan yang sedang berdansa dengan ayahku adalah vampir yang telah membunuh rekan-rekan kita."
Vivi melihat Matthias Schenider sedang berdansa dengan Deliliah Rutkowska. Mereka segera mengambil AK-47 dalam tas mereka dan segera bergerak dengan cepat di tengah keramaian. Adam segera melepaskan berondongan peluru ke arah ayahnya dan langsung membunuhnya.
Sementara Vivi menembaki Deliliah yang menghindar dengan cepat.
Orang-orang berlarian meninggalkan aula. Suasana pesta yang begitu meriah, kini telah berubah menjadi lautan manusia yang begitu panik. Di sana hanya ada Vivi dan Adam yang berdiri berhadapan dengan Deliliah.
"Hai, pelacur sialan. Kau adalah orang di balik tragedi Salcz kemarin," kata Adam berbicara terus terang dengan suaranya yang dingin dan berat.
"Jika ia, memang kenapa?!" balas Deliliah dengan congkak.
"Kalau begitu, aku akan mengirimmu ke neraka bersama dengan ayahku." Adam segera menembaki Deliliah.
Vampir itu bergerak dengan cepat dan gesit. Vivi juga ikut menembakinya.
Vampir itu berlari menuju ke arah Adam dan menyerangnya. Namun, Adam menghindari serangannya. Mereka bertarung dalam jarak dekat, di mana Adam bertarung menggunakan sepasang pisau belati.
"Kau benar-benar pengecut. Di mana menggunakan sepasang belati dalam melawan perempuan tak bersenjata," ejek Deliliah.
"Diam kau, pelacur sialan!" teriak Adam yang dibakar amarah. Tebasan belatinya memberikan luka pada wajah cantik Deliliah.
Deliliah hanya bisa terdiam sambil tangannya memegang bekas luka sayatan, yang mana membuat tangannya menjadi berwarna merah darah. Deliliah yang marah, segera menyerang Adam. Dia memberikan beberapa pukulan dan tendangan sehingga membuat Adam terjatuh.
Deliliah bergerak menghampiri Adam dan menghajar wajah tampannya. Vivi datang untuk membantu Adam. Namun, nasibnya sangat naas ketika Deliliah menusuk leher Vivi dengan belati yang telah dia rebut dari Adam. Serangannya membuat Vivi langsung tewas seketika. Sedangkan Adam hanya bisa berteriak dengan suaranya yang nyaring.
Deliliah tertawa keras mengejek kematian Vivi.
"Akhir yang tragis juga."
Adam segera bangkit dalam keadaan penuh amarah. Dia tidak terima akan hinaan yang ditujukan kepada rekannya yang telah mati secara mengenaskan. Adam berlari dengan sangat cepat dan menghajar wajah Deliliah hingga dia terpental sejauh dua meter.
Adam menarik Pistol Glock34 miliknya, segera melompat, dan menindih tubuh Deliliah. Adam memberikan beberapa pukulan, dan menembak tepat di kepala Deliliah. Sehingga dia langsung tewas seketika.
Dengan ekspresi yang begitu sedih, dan air mata yang membasahi wajahnya. Adam berjalan perlahan menghampiri jasad Vivi yang tergeletak di lantai aula. Dia mengelus pelan wajah cantik Vivi dan memberikan sebuah ciuman lembut di bibirnya. Setelah itu, Adam mengambil pistol milik Vivi dan mengarahkan moncongnya di bawah dagunya.
Dia menarik pelatuk pistol tersebut, dan Adam langsung tewas seketika karena mentalnya yang benar-benar hancur.
.
.
Beberapa orang berpakaian serba hitam berkumpul di Komplek Pemakaman Lichtenberg. Simone berusaha untuk tetap tegar dan kuat walaupun sebenarnya dia sedih. Di Komplek Pemakaman Lichtenberg, Vivi dikebumikan untuk beristirahat dengan tenang dan penuh kedamaian.
Meskipun Vivi bukanlah anak kandungnya. Namun, sebagai seorang perempuan, dan juga seorang ibu. Simone begitu sedih mendengar kematian anak dari pasangan lesbiannya. Bagi Simone, Vivi sudah dia anggap sebagai anak kandungnya sendiri, dan kini Vivi telah menyusul ibunya serta ayahnya di akhirat untuk beristirahat dengan tenang, dan penuh kedamaian.
Bagi Simone, ini adalah tahun kesedihannya, di mana dia telah ditinggalkan oleh orang-orang yang dia sayangi, dan begitu berharga bagi dirinya.,
Cerita dark fantasy yang wajib kalian baca dan koleksi.