Ittt .... Brak! Suara gesekan dan tabrakan mobil terdengar begitu keras. Hantaman mobil dari belakang tepat mengenai di samping belakang mobil milik Daniel. Hingga mobil itu terseret lumayan jauh sampai membuat mobil itu hancur di bagian belakangnya. Namun, mobil yang lain juga lumayan parah lantaran mereka mengerem mendadak sampai membuat kedua mobil itu dalam keadaan tragis.
"Astaga! Daniel!" Queen berteriak sembari berlari menuju kearah mobil Queen berada.
Sampai di dekat mobil milik suaminya. Queen yang sebetulnya tidak terlalu suka melihat darah hingga akhirnya ia memberanikan dirinya membuka pintu mobil lalu mencoba menyentuh Daniel. Ia perlahan mengecek denyut nadi. Lalu ia merasakan jika masih ada denyut nadi yang masih berdetak. Dengan cepat ia mencoba mengeluarkan tubuh Daniel meskipun ia sedikit kesusahan.
"Tolong .... Tolong! Bantu saya! Dan suami saya!" teriak Queen sembari mencoba menarik tubuh Daniel yang kakinya sedikit tersangkut.
Hingga akhirnya semua warga yang berada di sana keluar berhamburan karena panik. Meskipun di tempat itu tidak begitu banyak penduduk, namun setidaknya cukup membantu. Daniel berhasil di bawa keluar dari mobilnya. Ia mencoba memeluk suaminya sampai-sampai noda darah itu membuat pakaian Queen kotor. Namun, ia tidak peduli meskipun ia sangat tidak suka dengan darah. Lalu Queen berlari ke tengah-tengah jalan sembari terus menangis. Mencoba memberhentikan mobil yang lewat hingga akhirnya sebuah mobil berhenti lalu dengan cepat para warga membawa Daniel masuk dan langsung diikuti oleh Queen.
Di dalam mobil menuju ke rumah sakit. Queen terus memeluk tubuh Daniel bahkan ia mencoba mencium kening suaminya meskipun ada noda darah di sana. Namun, ia tidak peduli dengan traumanya dengan darah. Yang ia tahu hanya ingin menghabiskan waktu dalam pelukan dan menggenggam tangan suaminya. Di saat itu Queen membenamkan wajahnya di leher suaminya. Tapi, tiba-tiba ia menyadari jika ada sedikit getaran yang ia rasanya dari tangan Daniel.
Sontak membuatnya bangkit dan menatap kearah wajah suaminya. Betapa senangnya ia saat melihat mata Daniel terbuka perlahan hingga membuat Queen mengusap wajah itu sampai-sampai air matanya jatuh di atas wajah Daniel.
Saat itupun ia merasakan jika Daniel ingin mengucapkan sesuatu, tapi tiba-tiba Daniel kembali tidak sadarkan diri hingga membuat tangisan Queen kembali pecah lebih besar.
"Daniel, kamu ingin mengatakan apa? Ku mohon ... bertahanlah kita akan sampai ke rumah sakit. Pak, tolong lebih cepat saya akan membayar banyak jadi tolong lebih cepat," ucap Queen, yang langsung di jawab anggukan oleh Bapak tersebut.
Mendengar kata bayaran sampai membuat Queen menelan ludahnya di tengah-tengah ia menangis. Sebab di saat ia mencoba kabur tidak ada sepersen pun uang yang dia bawa. Bahkan uang sisa miliknya pun tertinggal di kamar. Karena sewaktu dirinya kabur yang begitu buru-buru lantaran pintu luar yang tidak terkunci apalgi saat itu Daniel bersama dengan Rose sedang berbicara empat mata. Itulah mengapa ia bisa kabur.
'Ya ampun, bagaimana caranya aku bayar? Jika aku tidak bayar bisa-bisa pemilik mobil ini tidak akan mau mengantar ku sampai ke rumah sakit jika dia tahu aku tidak punya uang. Tapi, aku juga tidak mungkin membiarkan Daniel kesakitan. Tunggu sebentar, melihat pakaian Daniel yang sudah rapi mungkinkah dia memasukkan dompetnya kedalam saku celananya? Sebaiknya aku harus periksa,' batin Queen, lalu melakukan apa yang dia pikirkan.
Saat itu ia merasa bersyukur saat menemukan dompet Daniel di saku celananya. Tanpa menunggu lama ia mengambil dompet itu dan melihat begitu banyak uang di sana lengkap dengan beberapa kartu yang bisa ditebak oleh Queen adalah kartu yang semuanya memiliki uang.
Merasa lega dengan uang. Queen kembali fokus menatap wajah Daniel yang sedang terbaring lemah di atas pangkuannya dengan ceceran darah yang masih mengalir di beberapa titik luka. Queen dengan sengaja mengusap rambut Daniel dengan begitu pelan dan penuh kasih sayang.
'Daniel, kenapa kamu harus memanggilku saat itu? Sampai-sampai kamu tidak fokus. Seharusnya kamu tidak perlu mencari ku. Jika sudah seperti ini aku merasa bersalah denganmu. Padahal sudah seharusnya kamu membiarkan aku pergi dan mencari pekerjaan demi membayar semua uang milikmu. Tapi, aku minta maaf dalam keadaan seperti ini aku bisa memelukmu dan mencium mu hingga membuat trauma ku dengan darah perlahan menghilang. Tapi, aku juga sedih memelukmu dalam keadaan seperti ini. Aku mohon bertahanlah demi diriku agar nantinya aku bisa memelukmu lagi dalam keadaan sehat. Dan nanti aku akan jujur tentang perasaanku selama ini lalu aku akan berusaha keras untuk mendapatkan cintamu. Jadi ku mohon ... bertahanlah demi diriku, suamiku,' batin Queen sembari terus mengusap rambut Daniel.
Sekitar dua puluh menit kemudian akhirnya mereka tiba di rumah sakit. Pemilik mobil itu langsung membantu keluar sebelum akhirnya pihak petugas rumah sakit membawanya. Daniel langsung di bawa kedalam ruang unit gawat darurat. Queen mencoba menunggu dengan gelisah. Ia bahkan mondar-mandir di saat menunggu. Lalu saat ia sedang begitu cemas tiba-tiba seorang pria datang mendekatinya sampai-sampai memeluknya langsung tanpa aba-aba.
Queen yang belum melihat wajah dari orang itu. Ia berusaha menghindar. Lalu ia tidak menyangka saat melihat Darrel yang sudah berada di dekatnya. Queen pun bertanya.
"Darrel! Bagaimana kamu bisa tahu aku di sini?"
"Oh itu, waktu itu aku sedang menuju ke mansion mu. Lalu tiba-tiba tidak sengaja melihatmu sedang berjalan seorang diri, tapi aku juga sempat melihat kalau saat itu suamimu sedang memanggilmu. Ya sudah aku hanya bisa menonton dari jauh. Tapi, sampai akhirnya hantaman keras membuatku terkejut. Oh ya, di saat Daniel terjebak di dalam mobil waktu itu aku juga ikut menolongnya. Yah ... mungkin saja kamu tidak menyadarinya karena terlalu panik. Dan sewaktu aku ingin menghidupkan mobilku membawa kearah mu. Kamu justru memberhentikan mobil lain di tengah jalan. Yah ... begitulah. Um, Kau tahu bahwa aku akan tiap hari ketempat mu hanya demi memastikan keamanan mu. Tapi, jangan pikirkan ucapan ku barusan," sahut Darrel dengan panjang lebar.
Queen terdiam sambil terus menatap wajah Darrel. Ia mencoba mencerna semua ucapan yang Darrel ucapkan hingga akhirnya Queen pun mengangguk lalu menjawabnya.
"Terima kasih, Darrel. Aku berhutang budi padamu," jawab Queen dengan sangat pelan dan tidak ada tenaga.
"Tidak masalah kita adalah teman. Dan seorang teman sudah seharusnya membantu temannya. Oh ya! Ini ku bawakan untukmu makanan juga minuman. Kupikir kamu pasti belum sarapan jadi lebih baik sarapan lah dulu apalagi wajahmu sudah terlihat pucat," ucap Darrel penuh perhatian sembari memberikan yang ia bawa.
Queen menggelengkan kepalanya berusaha menolak. "Aku tidak lapar, Darrel. Aku harus tahu keadaan Daniel. Jadi sebaiknya simpan makanan ini atau kamu bisa memakannya sekarang. Sungguh aku tidak apa-apa."
"Hey, jangan menolaknya, Queen. Sini biar ku perlihatkan wajah cantikmu itu pada kamera ponselku. Lihat sangat pucat bukan? Aku tahu kamu sangat khawatir dengan keadaan suamimu, tapi kamu harus perhatikan kondisimu. Jika nantinya suamimu sadar lalu kamu yang sakit. Bagaimana kamu bisa melihatnya sembuh. Ayo cepat makan, atau aku akan menyuapi mu," paksa Darrel sampai mencoba menyakinkan.