Chapitre 8: Percaya
Setiap hari, setiap pagi. Saat Matahari bersinar dan langit cerah. Rasanya seakan semuanya ingin menyiksa. Walau jelas semua itu tidak ada hubungannya. Semua orang menjalani hidupnya masing-masing. Terus berjalan tanpa memperhatikan yang lain. Senang atau sedih. Berat atau ringan. Adil atau tidak.
Rasanya ingin semuanya menghilang saja.
Sayap hitam yang menghalangi semuanya seperti penyelamat.
Tapi apa bisa dipercaya?
Hari-hari bagaikan mimpi berlalu. Semuanya seakan tidak berharga. Selama sayap itu menyelimuti. Dan ketika sayap itu pergi...
'Perempuan bodoh'
Mengeluarkan pisau yang disebunyikan. Nyanyian dan pelukan terhenti.
Sayap hitam itu berlutut dalam bayangan yang dibuat cahaya bulan.
Sambil melangkah kebelakang, menuju suara ombak dibawah sana.
'Kau pikir ini menyakitiku? Jangan membuatku tertawa'
Sayap hitam masih tidak bergerak.
'Kau pikir ini pertama kalinya aku ditusuk dari belakang? Aku sudah melewati hal-hal menyedihkan sampai saat ini!'
Ketika berbalik, laut dan langit malam menyambut. Cahaya bulan purnama tidak menyakitkan.
Ombak dibawah seakan memanggil.
Sudah tidak bisa kembali
'Kau benar, pemandangan tempat ini sangat indah untuk saat terakhir'
Sudah terlambat untuk menyesal
'Kalau aku bisa kembali...'
Mata pisau yang sudah kembali mengkilap
'Biarkan aku membalasmu ditempat ini'
Kembali berwarna merah
Sayap hitam sudah kembali pulih
Dengan rasa sakit yang mengembalikan pikiran
Tidak akan kumaafkan
Kata terakhir itu terbawa hingga dasar laut
État de l’alimentation hebdomadaire
-- Classement
Power Stone 
-- Power
stone