Télécharger l’application
88% PESONAMU (JENLISA) / Chapter 22: Part 21 (Liburan II)

Chapitre 22: Part 21 (Liburan II)

Di kantin 9 yeoja berkumpul di salah satu meja panjang. Karena hari ini adalah hari terakhir bersekolah jadi, mereka memiliki jadwal kelas kosong. Joy memegang pena dan mencoret coret lembaran kertas dengan berbagai rencana yang akan mereka lakukan selama di Thailand. Beruntung mereka mendapatkan bantuan dari mommy Lalisa, jadi mereka tidak perlu susah payah untuk menyusun jadwal berpergian. Mereka hanya merencanakan hal yang sekiranya tidak ada di dalam jadwal seperti kegiatan yang akan mereka lakukan di tempat menginap nanti.

"btw, apa benar Tzuyu akan ikut bersama kita?" Irene menghentikan diskusi, ia menatap Lalisa meminta jawaban

"ne, tadi pagi mommy meminta Lili untuk menjaga Tzuyu" jawab Lalisa sesekali melirik kucing betina di sampingnya

"Yak mana ada, memangnya kau bodyguardnya?" Jennie mengeluarkan nada tingginya, membuat semua tersentak kaget.

"Jen sabarlah, bukankah seharian kemarin kau sudah bertengkar dengan Lalisa soal perkara itu?" Jisoo mengusap lembut lengan Jennie.

Benar yang dikatakan Jisoo kemarin lebih tepatnya setelah mommy Lalisa mengatakan bahwa Tzuyu akan ikut liburan bersamanya, Jennie marah dan mendiami Lalisa seharian. Bahkan Jennie meminta Lalisa untuk membujuk mommynya agar Tzuyu tidak ikut dengan mereka. Jennie juga mengancam jika Tzuyu tetap ikut dirinya tidak akan berangkat ke Thailand.

Lalisa yang tidak tau apa apa harus menjadi korban kemarahan Jennie yang tidak jelas itu. Sudah berkali kali Lalisa katakan bahwa dirinya dan Tzuyu adalah saudara, dan Tzuyu tidak mungkin mengklaim Lalisa dari Jennie. Dan Lalisa juga menjelaskan dengan jelas apa maksud mommynya mengajak Tzuyu, untuk menemani Yeri yang selalu menjadi anak pungut saat mereka semua mendapat pasangan. Tapi tetap saja si kucing betina yang keras kepala dan egois itu merajuk marah.

"Li, kau pilih aku atau dia?" tanya Jennie mendramatisir. Lalisa yang sudah lelah mendapatkan pertanyaan berulang dari Jennie hanya bisa menghembuskan nafas berat. Ia menampilkan senyum lebarnya dengan penuh paksa.

"Lili pilih kamu Nini" jawab lalisa menekan setiap kalimat yang ia ucapkan.

"hust, jangan berdebat. Lili tidak mau Nini menangis lagi seperti kemarin" Lalisa meletakkan jari telunjuknya di depan bibir mungil Jennie

Jisoo Irene Seulgi Joy Wendy Rose Yeri hanya menyimak drama gratis dua bucin itu.

"oke, kita lanjutkan lagi" Joy menarik penanya membuat garis pembatas.

Mereka melanjutkan diskusi menyusun jadwal dengan serius dan khidmat, hingga seorang namja datang mengusik ketenangan mereka.

"Hai Jennie" panggil namja itu menyela pembicaraan Jennie dan Jisoo

"ada apa?" ketus Jennie melirik namja yang sudah ada di sampingnya

"eomma menyuruhku untuk menyampaikan pesannya" jawab namja itu shy shy cat

"katakan saja, aku tidak memiliki banyak waktu" dingin jennie

sedari tadi Lalisa menatap namja itu penuh dengan tatapan ketidak sukaan, rasa jijik, benci, marah bercampur hingga ia sendiri ingin muntah.

"eomma mengajakmu menghabiskan liburan ke Paris, bersama ku dan keluargaku" Jennie menepis lengan Kai yang hendak meraih tangannya

"katakan pada eommamu, aku sudah memiliki rencana berlibur dengan teman temanku" Jennie mengeratkan genggaman tangan lalisa di bawah meja, ia tau bahwa gadisnya itu sudah mulai terpancing amarah.

"kau bisa menjadwalkannya jika kau mau, atau ajak teman temanmu sekalian ke Paris. Biar aku yang mengurus semuanya" Kai bergaya sok cool

"pergilah, tidak ada yang perlu kita bicarakan, karena aku menolak ajakanmu" singkat Jennie mengusir Kai si pengganggu.

"pikirkanlah dulu, aku tau kau sangat menyukai Paris. Aku bahkan masih mengingatnya sampai saat ini" Kai terkekeh dengan perkataannya sendiri.

Jennie menarik Lalisa yang hendak berdiri.

"no Hon" larang Jennie berbisik di telinga Lalisa

"Kim Jongin, apakah kau tidak punya telinga? Atau pendengaranmu terganggu? Bukankah Jennie mengatakan jika ia menolakmu. Kau seorang laki laki, akan sangat memalukan jika terus mengemis di hadapan wanita yang bahkan tidak menganggapmu ada" giliran Seulgi yang geram melihat aksi dan kelakuan Kai sejak tadi.

"pergilah sebelum aku yang menyeretmu pergi, dan satu lagi jangan dekati Jennie, dia sudah memiliki kekasih" lanjut Seulgi membuat mata Kai membulat sempurna.

"what? Jen apa yang dikatakan Seulgi itu benar?" wajah kai berubah menjadi sendu, bibirnya mencebik.

"kau sudah mendengarnya sendiri, jadi aku tidak perlu menjawabnya" Jennie menyenderkan kepalanya di bahu lalisa.

"Yak Jennieeee" rengek Kai seperti anak kecil, namanya juga anak mami.

"tunggu apa lagi? Pergilah!" bentak Seulgi membuat Kai berlari sekencang mungkin meninggalkan kantin.

Mereka semua tertawa terbahak bahak melihat tingkah Kai yang seperti anak hendak mengadu kepada orang tuanya karena dirundung.

"kita lanjutkan diskusinya" Seulgi mendudukkan dirinya.

.

Hari keberangkatan tiba, semua yeoja berkumpul di salah satu restoran untuk makan siang sebelum flight. Semua nampak memasang wajah bahagianya, termasuk Irene dan Seulgi yang sedari tadi tidak mengendurkan senyumannya. Namun berbeda dengan jennie, ia sejak tadi memasang wajah cemberutnya.

Saat di rumah Lalisa tadi Jennie dikejutkan dengan kehadiran Tzuyu yang akan ikut berangkat ke bandara bersamanya. Dan parahnya lagi saat akan memasuki mobil Tzuyu menyerobot kursi duduknya, yang seharusnya ia duduk dikursi penumpang bagian belakang dengan Lalisa, terpaksa Jennie duduk di kursi sebelah supir. Lalisa yang tau bahwa kondisi sedang dalam bahaya hanya bisa pasrah karena ia tidak bisa menolak Tzuyu. Ditambah sejak turun dari mobil hingga masuk restoran tangan Tzuyu tidak pernah lepas mengait lengan Lalisa, Jennie yang berjalan di belakang mereka sudah seperti nyamuk saja. Dan semua kesebalan Jennie belum berakhir, saat Lalisa memutuskan hendak duduk di sebelah Jennie tiba tiba saja Tzuyu langsung mendudukkan dirinya di sebelah Jennie mau tak mau Lalisa mengambil duduk di samping Tzuyu.

Jisoo menyadari raut waut wajah Jennie yang suram itu, ia berpikir keras hingga sebuah ide muncul di kepalanya.

"aku yang akan memutuskan pembagian kursi saat di pesawat nanti" Jisoo

"bukankah kita akan duduk dengan pasangan kita masing masing?" protes Seulgi

"untuk kali ini aku yang akan menentukannya" kata Jisoo

"Aku akan duduk dengan Rose, husstt diam jangan ada yang protes" Jisoo menghentikan Seulgi yang hendak berbicara

"Lalu irene dengan Seulgi, Joy dengan Wendy, Lalisa dengan Tzuyu dan Jennie dengan Yeri" lanjut Jisoo

"Yak Kim Jisoo" bentak Jennie tidak terima dengan keputusan Jisoo

"wae Kim Jennie? Kau tidak terima? Oke siapa disini yang keberatan atas keputusanku?" Jisoo berdiri menunggu seseorang untuk berargumen dengannya

Jennie melirik Lalisa dan tidak ada pergerakan dari gadisnya itu

Jennie POV

"aish, jinjja? Dia bahkan tidak memprotes keputusan Jisoo gila itu" batinku melirik Lalisa yang asik dengan makanannya.

"jika tidak ada aku rasa keputusan ini final" Jisoo unnie kembali duduk dan menyantap makan siangnya tanpa dosa

jujur saja aku sangat merasa kecewa pada Lalisa, bukankah beberapa hari lalu ia memintaku menjadi kekasihnya. Tapi lihatlah sekarang, bahkan bisa bisanya dia menerima perlakuan dari wanita lain. Aku memejamkan mataku menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar.

"aku ke kamar mandi sebentar" aku mengambil tas channel hitam dan pergi ke kamar mandi

"hati hati" Irene unnie di sela kunyahannya

"aish paboya. Sungguh aku ingin mencakar jalang murahan itu" gerutuku berjalan tergesa gesa menuju kamar mandi.

Tanpa aku sadari ada seorang namja yang yang berlajan dari arah berlawan, aku yang tidak sempat menghentikan langkahku langsung menubruk tubuhnya hingga ia terhuyung dan hampir terjatuh kebelakang.

"mi mianhae"

"eoh jennie?"

"Taehyung oppa?"

aku dan Taehyung oppa saling tunjuk.

"apa yang oppa lakukan di sini?" tanyaku merapikan rambut yang sedikit berantakan

"aku? Aku baru saja habis dari kamar mandi" sepertinya dia salah paham, batinku.

"ah, maksud Jennie kenapa oppa ada di bandara? Apa oppa sedang ingin pergi berlibur?"

"hahaha, iya iya tentu aku sedang menunggu penerbangan ke Thailand" Jawab Taehyung oppa canggung, ia bahkan menggaruk tengkuknya.

"wah kebetulan sekali, Jennie juga sedang menunggu penerbangan ke Thailand" aku tersenyum kecil padanya, sepertinya aku melupakan tujuanku pergi kekamar mandi.

"ah, begitu ya. Kau sendirian?" tanya Taehyung oppa

"tidak aku bersama teman temanku" aku menunjuk meja dimana aku dan teman temanku duduk

"sepertinya seru, berlibur dengan teman teman" Taehyung oppa terkekeh

"oppa sendiri?"

"aku sendirian" aku menganggukkan kepalaku.

"Jennie, kenapa lama sekali di kamar mandinya?" Lalisa memeluk pinggangku mesra dari samping, ia juga menyandarkan kepalanya di bahuku.

Aku melihat Taehyung mengerutkan keningnya.

"eoh, oppa kenalkan ini lalisa, Lalisa kenalkan ini Taehyung"

Aku yang tau situasi berubah menjadi canggung segera berpamitan pada Taehyung oppa dan pergi kembali ke meja.

"siapa dia?" tanya Lalisa yang masih memeluk pinggangku

"bukankah aku sudah mengenalkannya padamu? Dia Taehyung" jawabku dingin.

Ingat, aku masih sebal kepadanya.

"kamu kenal dia dimana?" tanya Lalisa

"jangan banyak bertanya" ketusku melepaskan tangannya di pinggangku

aku mendengar Lalisa mendengus, kemudian ia kembali duduk di kursinya.

"ayo kita segera check in" ajak Jisoo

Normal POV

Untung saja mommy Lalisa sangat mengutamakan kenyamanan, jadi mereka mendapatkan kursi first class. Perjalanan dari Incheon ke Suvarnabhumi menempuh waktu 6 jam.

Jennie menghabiskan waktu penerbangan dengan tidur, karena Jennie memiliki motion sickness jadi ia mau tak mau harus tidur selama perjalanan untuk mengurangi mabuknya. Yeri yang bersebelahan dengan Jennie memilih menonton film yang tersedia di layar tablet kecil dih adapannya.

Rose si manusia doyan makan itu memanfaatkan waktu untuk memesan semua makanan yang berada di buku menu. Jisoo yang berada di sebelahnya hanya bisa menggelengkan kepala dan menemani Rose mencicipi makanan yang dipesan tadi.

Berbeda dengan pasangan lain, Irene dan Seulgi yang memilih bermanja manjaan, berciuman, bahkan tangan Seulgi sudah bermain nakal menjalar menelusup di dalam kaos Irene. Tenang saja kegiatan mereka hanya mereka saja yang tau, selama Irene bisa menahan desahannya semua akan aman aman saja.

Wendy dan Joy duduk tenang di kursi masing masing menikmati film yang mereka putar, ya pasangan normal pada umumny lah mereka menikmati waktu mereka dengan tangan yang saling menggenggam.

Beralih ke Lalisa dan Tzuyu, tidak ada hal yang menarik. Lalisa tidur, dan Tzuyu bermain ponselnya, melihat galeri fotonya.

~to be continued


L’AVIS DES CRÉATEURS
jenlisa23_ jenlisa23_

Update Setiap Hari Kamis

Stay Tune !

Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C22
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous