Irene berdehem. "Maafkan saya juga ya, Pak. Itu karena saya tidak lihat kanan kiri sebelum menyebrang," katanya.
Devan tidak mengalihkan tatapan dari ponsel. "Heem."
"Bapak tidak ada cedera yang serius kan?" tanya Irene berusaha membuat percakapan. Dia tidak akan membiarkan Devan lolos.
"Tidak."
"Ngomong-ngomong, saya dipecat baru hari ini sih, Pak. Karena ada masalah tapi bukan hal serius," ujar Irene memberitahu.
Tidak ada balasan dari Devan.
"Di perusahaan bapak, apa ada lowongan jadi sekretaris? Saya lagi mencari pekerjaan nih Pak."
Karena pusing mendengar cerocosan Irene yang tidak berhenti, Devan pun menatapnya. "Tidak tahu dan saya tidak mau tahu. Kalau mau mencari pekerjaan, silakan datang ke institusi yang mencari."
"Galak," gumam Irene sambil mengalihkan pandangannya.
Devan mendengkus. Ketika dia ingin menimpali sikap Irene tadi, seorang dokter di dampingi perawat masuk ke dalam bilik mereka.
"Siang, Pak, Bu."
"Siang, Dok."