Martin mencium Li dengan begitu bersemangat hingga Li kehabisan napas. Pemikirannya tadi tentang rasa tidak enaknya pada Lupi karena telah merebut Martin menjadi kekasihnya, kini sirna sudah. Li sudah tidak peduli lagi dengan perasaan Lupi.
Yang ia inginkan saat ini adalah mengungkapkan perasaannya yang menggebu-gebu di dalam dada. Ia sangat merindukan Martin. Terkadang ia lupa jika ia sudah memiliki kekasih. Itu karena ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
Li sangat mencintai Martin dan menginginkan Martin untuk menjadi miliknya seutuhnya. Saat itu sudah larut malam. Li sadar jika seharusnya ia beristirahat untuk mempersiapkan dirinya besok.
Namun, ia tidak peduli. Besok bukan hari yang penting bagi Li. Itu adalah pertunangan Zack. Sekalipun ia tidak merias wajahnya atau menyanggul rambutnya, tidak akan ada yang peduli.
Martin mencumbunya dengan rakus, lalu bergerak untuk menciumi lehernya. Li merasakan ada getaran yang menggelitik pembuluh darahnya hingga ia mendesah-desah.