Milly sedang memandang tanah tempat bayinya dikubur. Ia menguburnya di pekarangan rumahnya sendiri. Nick menandainya dengan batu-batu putih yang melingkar di atasnya. Mereka menamai bayi itu Andreas dengan harapan bahwa anak mereka memang adalah seorang laki-laki.
Nick muncul di belakangnya sambil memeluk pinggangnya. Dagunya disimpan di bahu Milly.
"Apa kamu sedang merindukan anak kita, Sayang?" tanya Nick dengan suara yang lembut.
"Ya. Tidak pernah satu hari pun aku melupakannya. Setidaknya, anak itu sudah pernah berada di dalam rahimku selama beberapa minggu. Meski hanya sebentar, tapi hal itu sudah cukup untuk membuat ikatan di dalam hatiku."
Nick memeluk Milly semakin erat. "Bersabarlah, Sayang. Suatu hari nanti kita pasti akan dikaruniai lagi seorang anak. Kamu tidak usah khawatir."
Milly mengangguk. "Iya. Aku tidak khawatir sama sekali. Rahimku harus istirahat dulu sekarang supaya nanti aku bisa hamil lagi."
"Iya, Sayang."