Chapitre 137: Perhentian

Kami memasuki jalan raya Asteriach.

Jalanan ini terlihat lurus saja, namun tanahnya sedang tertutupi lapisan salju, sehingga pergerakan kuda akan terpengaruhi.

Jarak tempuh perjalanan kali ini berlangsung lebih jauh dari dugaanku. Aku tidak memperkirakan ini sama sekali, bahwa negeri ini ternyata jauh lebih luas dari bayanganku.

Hari beranjak malam ketika kami melewati suatu lembah dan sungai.

Cuacanya secara perlahan-lahan berubah. Kini awan tampak mendung, dan badai salju mendadak menjadi lebih ganas.

Butiran salju datang bersama teriakan angin kencang, memaksaku menyipitkan mata demi bisa melihat ke arah depan. Akan sangat sakit bagiku jika tetap membiarkan kelopak mataku terbuka lebar. Tapi aku harus tetap menjaga pandanganku agar kesadaranku tidak menghilang.

'Perjalanan ini jadi jauh lebih sulit ....'

Kami berhenti ketika sampai di suatu sisi jalan raya.