Lord Izta meninggalkan tempat latihan saat ini dan meninggalkan Emery dan yang lainnya untuk berlatih sendiri. Tugasnya adalah menemukan senjata pilihan.
Emery yakin akan selalu memilih longsword sebagai senjata utama pilihannya. Sejak dia masih kecil, impiannya yang sudah lama ditunggu-tunggu adalah menjadi seorang ksatria yang bertarung dengan pedang, seperti ayahnya. Pemandangan ayahnya melatih ilmu pedang di halaman rumah mereka terukir dalam di benaknya. Dan meski kini sudah menjadi magus, Emery tak pernah melupakan mimpi ini.
Namun, hal yang sama tidak bisa dikatakan dengan pilihan senjata sekundernya. Pilihannya tidak akan semudah itu. Kurangnya pemahaman Emery tentang senjata lain selain pedang panjang membuatnya sangat berhati-hati dalam hal ini.