Harus bagaimana lagi Vino akan melarang Zara berhenti meneguk, yang ada gadis itu ngamuk dan melemparkan botol ke kepalanya. Gadis itu hampir hilang akal, berkali-kali menghempaskan tangan Vino yang menghalanginya minum.
"Lo diem, bangsaaat" ketus Zara, matanya sudah 5 wat, kepala yang sangat berat.
Vino hanya duduk disamping gadis itu, menggeleng-gelengkan kepalanya. Selabil ini kah Zara, sampai berani meluapkan amarahnya dengan cara seperti ini.
Zara terlihat sudah lemas, kepalanya ia jatuhkan dimeja dengan tangan yang masih memegang gelas kecil. Tiba-tiba ia menangis, tak tahu apa sebabnya.
"Hikss..hiksss...jahad semuanya. Gue benciiiiii!!!!! " ujar Zara lalu beranjak pergi dengan jalan sempoyongan. Vino hanya mengekori saja, ia biarkan gadis itu berjalan sendiri. Toh Vino akan sia-sia membantunya berjalan, yang penting ia tetap mengawasi gadis itu.