Télécharger l’application
23.52% Please Untie Me / Chapter 4: Pembunuhan pertama

Chapitre 4: Pembunuhan pertama

Tidak ada yang berubah dalam keseharian mereka, baik naruto maupun sasuke. Namun kini semenjak pertemuan naruto dengan sakura, membuat keduanya semakin akrab.wanita berambut pink itu juga sering datang menemui naruto. Entah itu sekedar belajar, bermain atau menyapa.

Sasuke juga tidak bereaksi apapun dengan kedekatan mereka berdua. Masih saja asik dengan urusannya dalam belajar dan berlatih beladiri. Naruto pun juga semakin akrab dengan semua penghuni rumah. Membuatnya sangat bahagia dikelilingi orang -orang yang menyayanginya. Meski terkadang dirinya harus ektra waspada ketika menghadapi fugaku yang mulai menyerang nya.

" nee... sasuke-sama, tidakkah kau merasa bosan hanya menghabiskan waktumu untuk belajar dan berlatih. Tidakkah kau berkeinginan untuk menghabiskan waktu sejenak untuk bermain," tanya naruto ketika menemani Surai hitam belajar di kamar.

Sasuke yang kala itu tengah berkonsentrasi pada buku bisnisnya menghentikan aktivitasnya sejenak dan memandang naruto yang duduk di atas kasur.

"Kemarilah....." senyum sasuke singkat sembari memindahkan posisi duduknya yang tadi menghadap meja, kini berubah menghadap naruto. Tangannya sudah membentang lebar seolah bersiap menangkap si Surai kuning.

Perlahan naruto beranjak dari dari kasur dan segera duduk di pangkuan sasuke. " Haaaah..." dengan lembut dipeluknya naruto dan membuat si Surai kuning bersipu merah.

" Mou....tiap kali aku menemanimu belajar kau pasti melakukan ini, " rajuk naruto sembari menggembungkan pipinya. Membuat siapapun yang melihat akan merasa gemas dengan tingkahnya.

" ini hukuman karena kau sudah mengganggu belajarku, dobe," ucapnya semakin mempererat pelukannya." Lagipula dengan begini aku bisa mengisi baterai ku sejenak".

"Hai...hai... hai," ucap naruto sembari mengelus kepala sasuke. Dirinya memang sempat bingung dengan sikap tuannya ini. Bila dulu terlihat dingin, kini berubah menjadi sangat manja dengan dirinya. Pelukan seperti ini sudah biasa mereka lakukan. Apalagi naruto tahu jika apa yang dikerjakan sasuke benar benar berat mulai dari belajar, berlatih bela diri hingga mengurusi bisnis. Ini bukanlah pekerjaan yang seharusnya dilakukan anak seusianya.

"Hey dobe, "

"Hmm, "

"Jika suatu hari aku melakukan sesuatu yang buruk dan tak termaafkan. Apa yang akan kau lakukan? Apakah kau akan meninggalkan ku?"

Naruto memandang sasuke sejenak sembari menyengitkan alis tanda tak mengerti.

"Bukan berarti aku akan melakukan hal yang jahat. Tapi aku juga bukan orang yang sempurna bukan? "

Mata sasuke menatap lurus kearah naruto seolah meminta jawaban di sana. Sedangkan naruto yang tadinya terdiam kini mulai menyunggingkan senyumnya.

" Tentu saja aku tak akan meninggalkankanmu. Kau telah menyelamatkan hidupku Sasuke sama, "

" Berhentilah kau memanggilku dengan sebutan itu ketika kita berdua, baakaa, "

"Hai, hai, " kembali dipeluknya naruto dengan erat sembari menikmati lantunan suara musik jazz yang mulai menggema di setiap sudut ruangan dan membuat suasana menjadi semakin larut.

-----------------------------

Hangat musim semi begitu terasa menjalar di seluruh tubuh Naruto. Peluh yang tadi bertengger di keningnya , kini dengan bebas terjun ke bawah. Meski keringat terus membasahi hampir seluruh tubuhnya, tak membuat pemuda manis ini menghentikan pekerjaannya memotong kayu.

Walaupun tubuhnya terbilang kecil namun soal tenaga tidak diragukan lagi. Dan sudah hampir 1 jam naruto memotongi tiap Batang kayu.

"Nampaknya kau butuh bantuan naru-chan, " terdengar suara seseorang mendekati dirinya. Naruto menghentikan kegiatannya sejenak dan mencari si asal suara. Setelah tahu siapa yang mendatangi nya , dia tersenyum senang.

"Yuu-chan, " panggil naruto pada pemuda yang memiliki postur tubuh hampir mirip dengan dirinya namun dengan kulit putih pucat dan rambutnya hitamnya yang sedikit panjang.

"Sepertinya aku datang untuk menyelamatkanmu, heh? "

"Sugoi.... Kau seperti peramal saja, " senyum naruto sembari menarik pria manis itu untuk mendekatinya.

Yuusuke nama asli pemuda itu. Usianya 2 tahun diatas naruto. Dirinya juga berasal dari orang tidak mampu yang dipekerjakan keluarga Uchiha. Meski demikian jika dibandingkan naruto, yuusuke terbilang masih baru. Ya, baru 2 tahun dirinya bekerja disini.

Meski demikian dengan perawakannya yang terbilang cantik untuk ukuran laki-laki membuatnya dinobatkan sebagai pria kesayangan fugaku. Dimana hampir setiap hati dirinya diminta untuk menemani tidur sang pemilik rumah.

"Emmm, yuu-chan. Sepertinya kau musti beristirahat. Lihat wajahmu pucat sekali, " pinta naruto khawatir melihat kondisi sahabatnya itu.

"Aku baik-baik saja naru, " senyum Yuusuke berusaha meyakinkan.

"Apakah fugaku-sama 'menghajarmu' kemarin? " tanya Naruto semakin kuatir.

"Maksudmu seks? Hahahahaha... Itu justru enak naru. Tuan benar-benar hebat dalam bercinta, "

"Haah? "

"Kau seharusnya bergabung denganku naru, "

"Baka, aku ini pelayan pribadi sasuke sama. Dan aku bersyukur tidak menjadi 'peliharaan' fugaku sama, "

"Baiklah... Baiklah. Aku tak mau menyinggung mu kawan, " kembali yuusuke tersenyum.

"Lalu apakah karena 'peliharaan' nya yang lain? Kudengar mereka begitu ganas akhir - akhir ini, "

"Ya, kau benar. Mereka bahkan menghajar beberapa anak baru di sini. Tapi kau tak usah khawatir naru karena mereka tidak berani menyentuhku, "

"Benarkah itu? "

"Hmm, " jawab yuusuke memeluk naruto.

Ehem!

Terdengar suara bariton mengejutkan mereka dan segera dilepasnya pelukan itu setelah tahu si pemilik suara.

"Sasuke-sama, " ucap Yuusuke dan Naruto bersamaan. Tak butuh waktu lama ditariknya tangan naruto menjauhi yuusuke dan bergegas meninggalkan pria berambut hitam itu sendiri.

Naruto yang masih bingung dengan sikap tuannya ini menatap sasuke seolah meminta jawaban dari nya. Sementara sasuke masih terdiam sampai mereka memasuki mobil ford perak milik si surai hitam itu.

"Apa yang anda lakukan sasuke sama? " mencoba untuk bertanya. Sedangkan sasuke masih mengacuhkannya dan memilih untuk membuka suaranya pada sopir pribadinya untuk menjalankan mobil kesayangannya itu.

Selang beberapa lama, barulah sasuke membuka suara.

"Siapa dia? "

"Hmm? "

"Pria yang tadi memelukmu, dobe, "

"Yuusuke, "

"Aku tidak menanyakan namanya , baka, "

"Aah! Dia pelayan sama sepertiku, "

"Lalu apa hubunganmu dengannya? "

"Kami hanya teman. Lagipula dia adalah pelayan kesayangan Fugaku-sama, " Jawab naruto sembari menatap sasuke sejenak. Dan bisa ditebak, raut keras si surai hitam yang sedari tadi mengisi wajahnya kini mulai melembut.

"Naru, kemarilah ," tangan sasuke mendekati ujung jari naruto sementara kakinya yang tadi bersilang, kini sudah disejajarkan sama.

Namun tidak seperti biasanya, naruto agak sedikit menolak. Apalagi ketika dirinya memandang sang sopir, membuat wajahnya sedikit memerah. Dan seolah tahu apa yang sedang pria manis itu pikirkan, Sasuke memberikan perintah pada sang sopir untuk menutup tirai pembatas antara kursi depan dan tengah.

"Sekarang naiki aku naru, "

"Hai hai, "

Perlahan naruto mendekati sasuke dan duduk dipangkuan tuannya. Tangan sasuke yang sedari tadi membentang kini telah merapat dipunggung naruto dan memeluknya erat. Matanya terpejam menikmati tubuh mungil si surai kuning itu.

Sementara itu si pelayan, yang tubuhnya terjebak hanya bisa pasrah mendapati perlakuan si tuannya. Meski terkadang dirinya tidak memahami setiap tindak tanduk sasuke namun entah mengapa ada perasaan nyaman ketika si tuan memeluknya seperti ini. Aah entahlah, tak mau berkutat pada beragam pertanyaan yang terlintas pada pikirannya, Naruto memilih untuk menikmati setiap momen yang mereka lewati.

Tanpa terasa langit malam mulai menghiasi jalanan. Dan mobil yang sudah lebih dari 4 jam memutari kota, kini sudah kembali ke rumah.

Sekembalinya mereka, tampak sesuatu yang ganjil terjadi disana. Bagaimana tidak, beberapa mobil polisi sudah terparkir di depan rumah. Dan belum lagi beberapa orang yang memakai seragam hilir mudik melewati mereka.

Melihat ada sesuatu yang terjadi, sasuke segera menarik tangan naruto untuk mencari asal masalah. Dan perjalanan mereka terhenti di ruang tidur salah satu pelayan pria.

Mata naruto terbelalak, mulutnya ternganga lebar tak percaya dengan apa yang dia baru lihat. Kakinya melemas ketika dirinya melihat sesosok pemuda tergantung di atas platform dengan pisau masih tertancap di dadanya.

Tak berhenti disitu saja, ada satu orang lagi yang tergeletak disamping tempat tidur dengan bersimbah darah. Kondisinya bahkan jauh lebih menyedihkan dengan belasan luka tikam disekujur tubuhnya. Benar-benar pemandangan yang mengerikan.

Tahu kondisi naruto yang shock dengan apa yang baru dilihatnya itu dengan sigap sasuke menutup mata pelayannya itu dengan dasi miliknya dan membopong pria sembari memeluknya erat.

Berusaha menenangkan naruto, sasuke memilih meninggalkan tempat itu menuju kamar tidurnya. Namun ditengah perjalanan terdengar sayup-sayup suara yuusuke memanggil naruto. Dan Tak berselang lama suara bariton berat ikut terdengar. Bahkan kini terasa begitu dekat.

Meski tak dapat melihat akibat penutup mata yang dipasang sasuke namun dirinya tahu jika fugaku-sama ada di dekatnya.

"Wah... Wah... Wah.. Romantis sekali. Baru tahu ada pelayan yang berani digendong majikannya," ejek fugaku.

"Bukan urusanmu tou-san ,"jawab sasuke dingin", Daripada mengurusi orang lain bukankah lebih baik kau urus saja 'kucing - kucing' kecilmu itu. Tampaknya mereka mulai berulah".

Tak ada jawaban yang terdengar. Namun hanya ada suara dengusan kesal yang naruto tahu itu berasal dari si tuan rumah. Dan dapat dirasakan, sasuke kembali melanjutkan perjalanan menuju kamar.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, sampai naruto sadari tubuhnya terasa dibaringkan pada sesuatu yang empuk dan ketika tutup matanya dibuka dirinya sadar tengah berada di kamar sasuke.

Ditatapnya sasuke, tubuh naruto masih bergetar hebat. Air matanya mengalir dengan deras membuat wajahnya semakin tak karuan. Melihat hal itu, sasuke segera membaringkan naruto dan memeluk tubuhnya erat. Tangan kanannya menepuk punggung naruto lembut berusaha untuk menenangkannya.

"Kau takut? "

"Mmmm.. "

"Benar - benar takut? "

"Mmmmm... "

"Tenanglah. Aku ada disampingmu. Kau tidurlah disini malam ini. Mengerti?, "

Tak ada jawaban dari naruto, namun sasuke dapat merasakan pelukan dipinggangnya semakin mengerat dan seakan menjadi jawaban atas pertanyaannya. Butuh waktu lama sampai kemudian terdengar dengkuran halus dari mulut naruto yang menjadi tanda dirinya sudah menyeberangi alam mimpi.

Sasuke yang sedari tadi memeluk naruto hanya tersenyum ringan. Dan perlahan dibukanya pelukan itu untuk melihat kondisi pelayannya itu.

Meski kusut oleh airmata tak membuat wajah manisnya itu terhapus melainkan terlihat semakin menawan. Sasuke yang sedari tadi menatap naruto mulai mendekatkan wajahnya dan berhenti tepat di depan bibir naruto.

Sejenak dirinya bergumam halus, " wajah menangismu benar-benar luar biasa 'sayang'. Jadi ingin melihat wajah mengerangmu".

Perlahan dikecupnya bibir naruto ringan. Namun hal itu tak berlangsung lama sampai kecupan ringan itu berubah menjadi lumatan. Bibir atas maupun bawah naruto menjadi korbannya. Lagi dan lagi dilumatnya semakin dalam, membuat Adik dibawahnya mulai mengeras.

Erangan naruto menjadi tanda bagi sasuke untuk sadar akan apa yang dilakukannya. Meski bisa dikatakan sedikit terlambat jika dilihat dari bibir naruto yang sedikit membengkak.

"Sabar... Sabar. Aku harus bersabar. Ya... sedikit lagi kau akan menjadi milikku 'sayang'. Dan hanya milikku. Sampai kau tak mampu jauh dariku, " seringai sasuke menatap naruto penuh nafsu.

Drrrtttt.. Drrrrttt getaran ponsel sasuke terdengar. Dan senyumnya semakin mengembang setelah tahu siapa yang menghubunginya.

"Hn, "

"........"

"Kau yang melakukannya? "

"......"

"Bagus. Lanjutkan rencana kita, "

"......"

"Hn, "

Setelah percakapan singkat itu terputus. Sasuke kembali meraba bibir naruto dan memainkan jarinya. Senyumnya semakin mengembang. " Sebentar lagi".


L’AVIS DES CRÉATEURS
ambar260292 ambar260292

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Creation is hard, cheer me up!

Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C4
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous