Chapitre 208: Meninggalkan Bogor ke Ibukota 

"Terkadang dia tidak mau pulang pada malam hari dan mengatakan banyak hal yang menyakitkan, tapi aku tahu dia tidak bermaksud begitu, dan dia sedih. Dulu aku membayangkan dengan orang seperti apa aku akan jatuh cinta. Harus lembut, perhatian, sempurna dan kuat. Kemudian, ketika aku bertemu dengannya, aku menyadari bahwa aku mencintainya. Aku tidak pernah ingin meninggalkannya. Aku ingin menemaninya di musim semi, musim gugur, musim dingin dan musim panas, dan menyembuhkan luka di hatinya. Aku ingin menyerahkan tangan saya. Di telapak tangannya, biarkan dirinya tumbuh di sisinya dan menjadi tua perlahan."

Suara Gita lembut dan lembut, dan matanya yang jernih bersinar dengan senyum cerah, "Jadi wanita tua, aku akan mengecewakanmu."

Nyonya tua itu mengerti, dan memahaminya. Peri kecil sudah menikah, dan dia sangat mencintainya.

Sudah berakhir, sudah larut!