Heri melangkah maju, menggenggam pergelangan tangannya yang ramping dengan jari-jari yang terikat kuat, "Masuk ke mobil, aku akan membawamu ke lembaga penelitian."
Gita mengedipkan mata, artinya para wanita kelas atas itu masih mengintip, lalu dia dengan cepat membuang tangan besar Heri.
Detik berikutnya, bahunya yang berkilau digenggam oleh sebuah tangan besar, dan Heri langsung menekannya ke tiang lampu jalan.
"Tuan Heri, apa yang kamu lakukan, kita sedang bertengkar…" Gita mengingatkan dengan gugup.
Heri memperhatikan matanya yang menatap mengalir di langit berbintang, dan bergumam dengan suara rendah dan menawan, "Menguntit ... ciuman yang kuat ... bukankah ini pertengkaran?" Dia menunduk dan menciumnya dengan keras.
Gita pingsan oleh ciuman itu, dan kepalanya menjadi kosong. Kata-katanya terus bergema di telinganya, melacak ... ciuman yang kuat ... bukankah itu juga pertengkaran?