Gian menerima air mineral dari seorang gadis yang disukainya dengan canggung kemudian menegaknya. Beberapa kali ujung mata Gian melirik ke arah Airyn yang kini masih tidak melepaskan pandangannya dari dirinya.
"Makasih," ujar Gian canggung. Jujur sekali ia saat ini sangat gugup melihat bagaimana seseorang yang disukainya memandangnya dengan tatapan intens dan tidak beralih barang sedetik.
Sebuah senyum tipis terukir di wajah cantik milik Airyn, gadis itu tahu bahwa remaja laki-laki di hadapannya tengah gugup. Bisa dilihat dari cuping telinga Gian yang memerah, Airyn dapat menyimpulkan sesuatu yang selama ini dirinya ketahui diam-diam.
"Gua mau kita ngobrol hari ini abis pulang sekolah." Perkataan yang baru saja diberikan Airyn yang pasti untuknya, sukses membuat Gian melebarkan matanya.
Gian merasakan nafasnya sedikit tercekat tatkala sebuah harapan besar menelusup masuk ke dalam hatinya, namun hal itu tidak berlangsung lama. Anak sulung tersebut mengulum bibirnya ke dalam.