"Pa, semua orang pasti bakal benci sama kita bertiga. Sama kak Gian, kak Gino, sama Gina juga." Si bungsu dari keluarga Adhitama itu menjawab, mewakili apa yang terjadi hari ini untuk diceritakan kepada Papa mereka.
Bukannya mengernyit bingung, sang Papa malah tersenyum tipis. Mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh ketiga anak kembarnya sampai bisa menangis seperti itu. Keduaa tangannya ia gunakan untuk mengelus punggung Gian, Gino, Gina bergantian.
"Kenapa? Kok bisa gitu?"
Gina mengangguk, dengan matanya yang mengeluarkan air mata hingga memerah, bibir sedikit melengkung ke bawah, juga pipi gembul yang dipenuhi air mata sukses membuat sang Papa tersenyum menahan tawa gemas atas wajah menggemaskan putrinya ini.
"Kehidupan Gina sama kakak bakal hancur, Pa. Semua orang bakal benci sama kita bertiga." Sesaat setelah menyelesaikan kalimatnya, Gina menangis lagi dengan keras.