"Eh?" Ketika Nevan baru saja berniat melangkahkan kakinya, tiba-tiba niat tersebut berhenti. Kakinya tidak jadi melangkah dan kembali ke tempat semula.
Duduk di samping Gina yang kini tengah memperhatikannya.
"Terus gimana caranya gua bisa tau mana hp lu terus jatohnya dimana?" ujar Nevan gamblang. Ia serius menatap Gina seolah-olah pertanyaan tersebut merupakan hal yang teramat penting.
"Cih," Gina mendecih remeh. Ia kira tampang laki-laki di depannya ini setidaknya terlihat seperti orang yang pintar, ternyata tidak. Gina tidak pernah menyangka akan bertemu orang bodoh seperti laki-laki itu.
Tapi satu yang membuat hati Gina tenang dan tidak lagi dilanda rasa takut akan orang baru yang ada di depannya ini.
Bahwa orang bodoh kemungkinan besar bukanlah orang jahat. Karena apa? Karena Gina sendiri yakin sebelum si bodoh ini menjahati dirinya, ia akan menyerang laki-laki tersebut hanyaa dengan sedikit permainan otak.