"Wow, you really are a brave woman, Greta. You didn't even blink your eyes when you killed your own uncle, hahaha! I really didn't choose the wrong partner this time, hahaha!"
(Wah, kau benar-benar perempuan berani, Greta. Kau tidak mengedipkan matamu sedikitpun saat membunuh pamanmu sendiri, hahaha! Aku memang tidak salah memilih rekan kali ini, hahaha!) tawa Damian pecah seiring pujian yang ia lontarkan atas pertunjukkan menyenangkan yang dibuat Greta di depannya.
"I don't have a traitorous uncle like him, Sir! He deserved to die for not knowing anything and blaming me instead!"
(Aku tidak memiliki seorang paman penghianat sepertinya, Tuan! Dia memang pantas mati karena tidak tahu apapun dan malah menyalahkanku!) jawab Greta tanpa menoleh pada Damian dan masih memandang lekat mayat Arnold yang bersimbah darah karenanya.
Ponsel Arnold berdering di saku celananya. Dengan cepat seorang anak buah Damian mengambil ponsel milik Arnold tersebut dan menunjukkannya pada Damian.