Télécharger l’application
15.93% Suamiku pilihan ayah / Chapter 29: 29.Reza datang ke perusahaan company fernandez group

Chapitre 29: 29.Reza datang ke perusahaan company fernandez group

Keesokan paginya, terlihat Jihan tengah bersiap- siap memakai pakaian kerjanya, setelah selesai memakai pakaiannya dan memoles sedikit wajahnya dengan make up Jihan beranjak keluar dari kamarnya dengan membawa tas dan kunci mobilnya menuju meja makan untuk melakukan sarapan paginya bersama wisnu sebelum.

Sesampainya di meja makan Jihan melihat Wisnu sang ayah sudah berada di meja makan.

"Selamat pagi ayah?"ucap Jihan menghampiri wisnu.

"Selamat pagi sayang."ucap wisnu.

"Ayah...ayah baik- baik sajakan ?"tanya Jihan.

"Alhamdulilah ayah baik- baik saja sayang, jangan khawatir. ."ucap wisnu melihat jihan.

"Syukurlah, kalau ayah baik- baik saja."ucap Jihan.

"Iya sayang, ya sudah mari kita makan."ucap wisnu.

"Iya ayah."ucap wisnu.

Jihan mengambil kan makanan untuk Wisnu setelah itu untuk dirinya sendiri, Jihan dan Wisnu menikmati sarapan mereka tanpa ada obrolan.

Hampir beberapa menit menikmati makanan nya terlihat Wisnu dan Jihan akhirnya selesai dengan makanannya.

"Ayah, Jihan pamit dulu?"ucap Jihan menyalami tangan Wisnu.

"Iya sayang, hati- hati dijalan ya."ucap wisnu.

"Iya ayah."ucap Jihan.

"Assalamualaikum?"ucap Jihan.

"Waalaikum salam."ucap wisnu.

Jihan berlalu pergi meninggalkan Wisnu yang berada di meja makan, terlihat kini Jihan sudah di dalam mobilnya sejenak Jihan memanaskan mobilnya sebelum pergi.

Setelah memanaskan mobilnya Jihan berlalu pergi meninggalkan kediaman nya menuju perusahaan company fernandez group, saat dalam perjalanan ponsel jihan seketika berdering sejenak Jihan memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

Jihan seketika mengambil ponselnya yang berada di dalam tasnya, Jihan melihat nama di layar ponselnya Ibrahim sejenak Jihan menghembuskan nafasnya.

"Huh...Ibrahim, ada apa lagi dia nelpon."ucap Jihan malas.

Jihan menjawab telpon dari Ibrahim walaupun malas untuk menjawab nya.

"Halo, assalamualaikum?"ucap Jihan.

"Waalaikum salam, han kamu bisa datang kerumah? aku lagi gak enak badan ."ucap Ibrahim.

"Gue gak bisa datang kerumah lho, minum aja obat."ucap Jihan.

"Aku tau minum obat tapi siapa yang mau belikan."ucap Ibrahim.

"Suruh teman lho."ucap Jihan.

"Teman aku kan hanya kamu han."ucap Ibrahim.

"Terserah lho him intinya gue gak bisa datang kesana, gue mau pergi kerja."ucap Jihan langsung mematikan sambungan telepon dari Ibrahim.

Setelah mematikan telpon nya dengan Ibrahim, Jihan menirukan perkataan Ibrahim dengan mimik mengejek.

"Han kamu bisa datang ke rumah aku, aku lagi gak enak badan."pakai bilang gak ada teman yang mau belikan obat lagi, dasar pembohong lho him." Gerutu Jihan.

Selesai dengan gerutunya, Jihan melanjutkan perjalanan nya menuju perusahaan company fernandez group, tak berapa lama Jihan pun sampai di depan gedung pencakar langit perusahaan tersebut.

Setelah memarkirkan mobilnya Jihan langsung keluar dari dalam mobil menuju masuk kedalam perusahaan, sesampainya di dalam perusahaan Jihan jalan menuju lift untuk mengantarkan Jihan menuju ruangannya saat jalan menuju lift Jihan disambut sapaan karyawan, Jihan pun membalasnya dengan senyuman.

Tak butuh lama berada di dalam lift akhirnya lift pun terbuka, segera jihan langsung keluar dari dalam lift menuju ruangannya, sesampainya di dalam ruangannya Jihan menduduki kursi kebesaran nya dan memulai pekerjaan nya.

Di perusahaan Malik Surya Grup

Reza Kini tengah berada di ruangannya bersama Andi asisten Reza untuk menanyakan kepada Reza, apakah Reza sudah menyelidiki teman dekat jihan.

"Andi bagaimana?apakah kamu sudah menyelidiki teman dekat jihan?"tanya Reza.

"Saya sudah menyelidiki teman dekat dari nona Jihan, pak."ucap andi.

"Siapa saja teman dekat jihan?"tanya Reza.

"Nona Jihan mempunyai sahabat perempuan yang bernama Maura tapi."ucap andi sejenak berhenti.

"Tapi apa Andi?"tanya Reza penasaran.

"Nona Jihan punya teman dekat laki- laki yang bernama Ibrahim, pak."ucap andi.

"Apakah dia menyukai Jihan?"tanya Reza.

"Dia menyukai nona Jihan karena harta nona Jihan saja pak."ucap andi.

"Apakah Jihan tau masalah ini?"ucap Reza.

"Nona Jihan sudah tau pak masalah ini."ucap andi.

"Oh... baguslah kalau Jihan sudah tau, apakah Jihan masih sering bertemu dengannya, andi?"tanya Reza.

"Bukan nona Jihan yang sering bertemu dengannya pak tapi Ibrahim itu yang selalu ingin bertemu nona Jihan."ucap andi.

Reza sejenak diam saat perkataan andi asisten nya.

"Baiklah Andi kamu boleh kembali bekerja, terima kasih telah membantu saya."ucap Reza.

"Iya pak, saya pamit pak."ucap andi.

Reza hanya menganggukkan kepalanya saja saat perkataan andi asisten nya.

Andi berlalu pergi meninggalkan ruangan Reza sedangkan Reza sejenak memikirkan sesuatu di kursi kerjanya, tak berapa lama dengan pikiran nya terlihat Reza keluar dari ruangannya.

Kini terlihat Reza sudah berada di parkiran perusahaan nya, Reza melangkah kan kakinya menuju mobilnya, sesampainya di mobil Reza langsung melajukan mobilnya menuju perusahaan company fernandez group.

Hampir setengah jam melajukan mobilnya menuju perusahaan company fernandez group akhirnya Reza sampai juga, Reza langsung memarkirkan mobilnya yang berada di perusahaan company fernandez group setelah memarkir kan mobilnya Reza langsung masuk kedalam gedung perusahaan Jihan.

Terlihat Reza menghampiri resepsionis untuk menanyakan dimana ruang Jihan berada.

"Permisi, saya ingin bertanya? dimana ruangan Jihan berada?"tanya reza.

"Maaf pak, sudah buat janji dengan nona Jihan?"tanya salah satu resepsionis.

"Belum, bilang saja saya Reza Malik Surya ingin bertemu denganya."ucap Reza.

"Baiklah pak."ucap resepsionis.

Resepsionis langsung menelpon Jihan, tak berapa lama telpon langsung dijawab Jihan.

"Buk Jihan, ada yang ingin bertemu dengan buk jihan."ucap resepsionis.

"Siapa?"tanya Jihan disebrang telepon.

"Pak Reza Malik Surya, buk."ucap resepsionis.

"Oh...baiklah suruh saja dia datang ke ruangan saya."ucap Jihan.

"Baik buk."ucap resepsionis langsung mematikan telpon nya.

Setelah mematikan sambungan telpon dengan Jihan, resepsionis tersebut langsung berbicara ke pada Reza.

"Pak Reza, buk Jihan menyuruh pak Reza menemuinya diruangannya."ucap resepsionis.

"Baiklah, dimana letak ruangan Jihan berada?"tanya Reza.

"Di lantai tiga puluh pak, pak Reza silahkan menaiki lift yang ada disana."ucap resepsionis menunjukan lift yang akan mengantarkan Reza ke ruangan Jihan.

"Baiklah, terima kasih."ucap Reza.

"Iya pak."ucap resepsionis tersenyum.

Reza berlalu pergi meninggalkan ruang resepsionis menuju lift, kini Reza terlihat sudah berada di dalam lift untuk mengantarkan nya ke tempat ruangan Jihan berada.

Disisi lain terlihat Jihan sedang menunggu kedatangan Reza ke ruangannya, Jihan mendengus kesal. "Mau ngapain dia datang kemari." Gumam Jihan.

Tak berapa dari pintu ruangan Jihan terlihat Amel asisten jihan membuka pintu ruangan Jihan, Jihan langsung melihat siapa yang membuka pintu ruangan nya.

"Buk Jihan?"panggil Amel di depan pintu ruangan Jihan.

"Iya Amel, masuklah."ucap Jihan.

"Tidak buk, saya hanya mengantarkan pak Reza saja ke sini."ucap Amel.

"Oh... suruh pak reza masuk."ucap Jihan.

Belum sempat Amel memanggil Reza, terlihat Reza langsung masuk ke dalam ruang Jihan.


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C29
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous