Mendengar kata-kata itu, Ai Zhiyi menghela napas berat, kemudian berkata seolah-olah ia tidak memiliki pilihan, "Jika memang kau mengatakan hal yang sesungguhnya, maka baiklah, aku percaya padamu. Apa boleh buat."
Chu Weixu tersenyum ironi. "Kau terdengar sangat terpaksa mengatakan itu."
Ai Zhiyi mendengus pelan. "Jika kau menyadarinya, kau seharusnya tidak perlu mengungkit hal itu," ujarnya.
Chu Weixu melepaskan tangannya di tubuh Ai Zhiyi, kemudian tiba-tiba berkata, "Kau tahu, kau memang selalu saja seperti itu."
"Seperti apa?" tanya Ai Zhiyi.
Menyunggingkan senyum, Chu Weixu menjawab, "Seperti itu. Merajuk hanya karena hal-hal sepele. Bagaimana jika aku juga merajuk padamu karena kau tidak mau mendengar kata-kataku? Aku seharusnya marah."
Setelah kata-kata Chu Weixu, Zhiyi seketika hening. Ia mengetahui ke arah mana pembicaraan ini akan berlansung, jadi ia memilih diam, berharap Chu Weixu juga akan berhenti untuk mengatakan sesuatu.