Bagaimanapun juga, Ai Zhiyi tidak akan pernah mengatakan bahwa ia selalu memarahi Chu Weixu belakangan ini, dan bahkan sering berdebat dengannya hanya untuk menghadapi keras kepalanya yang selalu mengabaikan hal itu.
Selama ini, Ai Zhiyi mengenal Chu Weixu sebagai orang yang dengan kesabaran tinggi dan juga keras kepala yang luar biasa. Ia bisa sangat sabar menghadapi Ai Zhiyi, namun juga sangat tidak mau diatur sewaktu-waktu.
Di lain sisi, Chu Xinian terdiam sejenak begitu ia mendengar Ai Zhiyi mengatakan hal itu. Ia tidak meresponsnya dengan segera, dan hanya memakan makanan di hadapannya dengan sangat tenang.
Namun, dibalik ketenangan itu, ia seperti sebuah lautan tanpa ombak yang menyimpan berjuta-juta misteri di dalamnya.
Tidak ada yang tahu apa yang sedang ia pikiran saat ini.
Setelah beberapa detik, Chu Xinian kembali bertanya dengan nada acuh tak acuh, "Lalu, bagaimana dengan hubungan kalian berdua? Apakah baik-baik saja?"
Ai Zhiyi tidak menjawabnya dengan kata-kata, dan hanya mengangguk pelan.
"Apa kau yakin?" Chu Xinian tertawa renyah. "Kau selalu memberikan tanggapan yang sama."
Sejak dulu, ketika Chu Xinian menanyakan hal itu, Ai Zhiyi akan memberikan jawaban yang sama. Jika bukan dengan kata-kata 'baik-baik saja', ia akan menanggapinya dengan anggukan kepala.
Selama ini, Chu Xinian tidak pernah berkomentar, tetapi kali ini ia merasa perlu melakukannya.
"Chu Weixu itu keras kepala dan sangat nakal. Sejak dia masih di Sekolah Dasar, dia merusak mobil ayah kami karena keinginannya tidak dituruti. Kamudian, Setelah dia di Sekolah Menengah Atas, dia dikurung dan berhasil memecahkan kaca jendela kamarnya, lalu kabur. Dan lagi, begitu ia memasuki tahun pertamanya di perguruan tinggi, dia tidak pernah tiba di universitas dan kawin lari dengan seseorang. Aku pikir, kau juga mengetahui kejadian-kejadian itu dengan sangat baik seperti aku. Tapi, bagaimana kau bisa yakin semua itu akan baik-baik saja?"
Mendengar hal itu, Ai Zhiyi merendahkan sedikit pandangannya sambil berpikir bahwa Chu Xinian tidak biasanya terlalu blak-blakan seperti itu. Entah itu karena masalah yang tadi ia bicarakan sehingga membuat moodnya tidak bagus ataukah Chu Xinian sudah merasa muak?
Ai Zhiyi tidak ingin mengabaikan kata-kata Chu Xinian, jadi ia pun berbicara dengan kata-kata yang menurutnya benar, "Tentu saja aku yakin. Aku sudah bersamanya selama bertahun-tahun, jadi akulah satu-satunya orang yang mengetahui perubahan itu." Ai Zhiyi tersenyum penuh arti, lalu melanjutkan, "Waktu itu dia masih anak-anak, jadi dia akan selalu berbuat onar. Tapi, sekarang dia sudah dewasa, dan dia bukanlah bocah ingusan lagi seperti yang ada di bayanganmu. Selama ini, dia selalu menuruti semua kata-kataku, jadi semuanya akan baik-baik saja."
Ai Zhiyi menggertakkan gigi ketika ia menyelesaikan kata-katanya seolah-olah daging yang ada di mulutnya adalah sebuah permasalahan yang ingin ia hancurkan. Bagaimanapun juga, jika Chu Weixu menjadi bajingan di masa lalu atau di masa depan sekalipun, ia tidak akan mudah melepaskan Weixu.
Bisa dikatakan bahwa ia dan juga Chu Weixu adalah magnet yang saling tarik-menarik. Karena sifatnya sama, tidak ada dari mereka yang saling mendominasi.
Ai Zhiyi mengenal Chu Weixu sejak mereka di usia kanak-kanak, dan mulai menjalin hubungan saat mereka remaja, lalu memberontak saat mereka masih di fase yang sama.
Mereka berdua sudah hidup mandiri sejak saat itu. Berlari dari pengejaran keluarga mereka, bersembunyi di suatu tempat, lalu menghilang. Kemudian masa-masa sulit berlalu, mereka pin dilupakan seperti peninggalan masa lalu yang tidak berharga di mata dunia.
Hingga Chu Xinian menemukan mereka.
Untungnya, Chu Xinian berbeda dari Keluarga Chu yang lain. Ia adalah satu-satunya orang yang membantu mereka, bahkan berhasil membujuk keluarga yang menentang hubungan mereka untuk berhenti menyusahkan mereka. Pada akhirnya, Ai Zhiyi dan Chu Weixu bisa hidup lebih tenang sebagaimana sekarang.
Di tengah pemikirannya, Ai Zhiyi tersenyum pahit. Ia tidak senang dengan seseorang yang berani menyimpulkan hubungan mereka. Namun, karena orang itu adalah Chu Xinian, orang yang begitu ia hormati, ia tidak ingin merusak hal baik di antara mereka, jadi ia hanya bisa membela hubungan mereka dengan mengatakan hal itu dengan sopan dan rasa hormat.
Sementara itu, Chu Xinian juga tampaknya tidak ingin memperdebatkan apa pun, jadi ia hanya tersenyum dan menikmati semangkuk sup hangat yang sudah mulai dingin di hadapannya, lalu berkata dengan suara kecil, "Kata-katamu ada benarnya. Aku harap kalian bisa terus seperti itu. Itu juga akan membuatku senang."
Kesenjangan di antara mereka diisi dengan banyak suara dari orang-orang yang berada di restoran ini, dengan kata-kata yang tidak begitu jelas di telinga mereka, namun cukup bising.
Di tengah keheningan mereka berdua, Ai Zhiyi teringat akan suatu hal, jadi ia bertanya dengan hati-hati, "Um, apa kau sudah mengunjungi Xiaoyu?"
Mendengar itu, Chu Xinian tersenyum. Wajahnya terlihat lebih menyenangkan daripada sebelumnya. "Tentu. Sebelum mengunjungimu, aku lebih dulu datang padanya. Tidak terasa, sekarang dia sudah berusia hampir lima tahun."
Ai Zhiyi merasa sangat akrab dengan suasana menyenangkan ini, jadi ia tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum, sambil berkata, "Xiaoyu akan masuk di Taman Kanak-Kanak setelah usianya lima tahun. Aku ingin membicarakan hal ini kepada Weixu."
"Apa kau yakin dia akan menyetujuinya?" mata Chu Xinian yang memiliki binaran indah tiba-tiba saja menjadi sangat gelap. Ia ragu dengan keputusan itu, jadi ia lalu berbicara dengan kata-kata yang terkesan dingin, "Weixu tidak akan menyetujuinya—tidak akan pernah. Tidak ada yang bisa mengubah pandangan itu dari dirinya, sekalipun itu adalah kau."
Chu Xinian menatap Ai Zhiyi seolah di matanya ada kata-kata "Jangan harap!" untuk beberapa detik sebelum ia melanjutkan dengan nada tegas, "Mungkin jika kau bilang dia mengalah padamu terhadap sesuatu yang lain, aku masih bisa anggap itu benar. Tapi tidak untuk ini. Kau bisa percaya padaku. Jika kau masih ingin hubungan kalian baik-baik saja, maka jangan pernah ungkit itu di depannya. Kau tidak perlu meminta pendapatnya jika itu menyangkut Xiaoyu. Anak itu tidak bersalah, jadi kenapa kau butuh pendapat orang yang tidak bisa menerimanya?"
Ai Zhiyi tertegun sesaat setelah ia mendengar perkataan itu. Ia mengetahui bahwa Chu Xinian sedang mencoba untuk memperingatinya saat ini.
Lagipula, Ai Zhiyi juga merasa tidak yakin dengan pemikirannya sendiri, bahkan setelah ia memikirkannya berulang kali, ia tetap tidak pernah mendapatkan jawaban pasti.
Terima kasih sudah membaca. ^^