Ye Che perlahan berjalan masuk ke dalam vila. Vila itu indah dan megah. Hanya saja dia tidak melihat orang muncul untuk sementara waktu, tetapi kucing putih kecil di pelukannya berbisik ke suatu tempat.
Kemudian dia melompat dari pelukannya dan dengan cepat berlari ke tempat lain dengan langkah kecil yang anggun.
Ye Che mengangkat alisnya sedikit lalu mengikuti sosok kucing putih itu.
Perlahan, suara piano yang merdu memenuhi telinganya. Begitu indah, Ye Che merasa tidak asing di telinganya, seperti lagu yang terkadang dia dengungkan di telinganya di malam hari.
Dia berjalan ke lantai dua dan berjalan di tangga yang berputar-putar. Lambat laun, sosok muncul.
Dia duduk di lobi di lantai dua, menghadap ke arahnya, mengenakan pakaian formal. Wajahnya yang tampan seperti patung, wajahnya yang tajam seperti pisau, tubuhnya tegap, dan terlihat sangat menarik.