Usai membersihkan diri, Bryana mengenakan terusan dress sebatas lutut berwarna merah dengan bagian pinggang yang terdapat semacam tali aksesoris. Dia memoles wajahnya dengan make up tipis, kemudian menjepit sebagian rambutnya ke belakang. Wanita yang sedang hamil muda itu terlihat begitu anggun sehingga suaminya tersenyum bahagia menatapnya.
"Cantik." Dean tersenyum begitu hangat.
"Kamu juga tampan, meski ada perban di kepalamu." Bryana mendekati Dean yang bersandar di atas ranjang. Suaminya itu sudah selesai melakukan pemeriksaan dan tidak lagi menggunakan selang oksigen karena keadaannya mulai membaik. Pria itu juga sudah tampak lebih fresh setelah tubuhnya dilap dengan air hangat, kemudian ganti pakaian yang merupakan pakaian pasien berwarna biru keputihan.
Dean tersenyum merona karena Bryana tidak pernah bosan memuji ketampanan nya. "Apa kamu akan pergi sekarang?" tanyanya kemudian.