Bryana menggeliat dan perlahan membuka mata. Dia melirik Dean yang masih terlelap di sampingnya. Terlihat begitu tenang, nyenyak dan sangat rentan. Melihat kepala suaminya yang masih terpasang perban, wanita itu merasa takut dan membayangkan betapa sakitnya kepala itu.
Bryana memiringkan posisinya dan meraba rahang Dean yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia menatapi suaminya itu dengan begitu intens dan membayangkan kejadian kemarin yang begitu membuatnya takut. 'Terima kasih sudah bertahan untukku.'
"Ehmmm." Dean sedikit menggeliat namun tubuhnya malah terasa sakit hingga membuatnya meringis. "Aduh ...."
Bryana segera mendudukkan dirinya. "Kenapa, yang mana yang sakit?" tanyanya dengan khawatir.
"Semua, semua sakit," jawab Dean kemudian mengingat saat terjatuh dari tangga. "ini semua karena orang sialan itu!"
Bryana menatap iba pada Dean. "Aku akan meminta kak Raymond untuk datang dan mengurus masalah ini."