"Apa semua orang kota jahat seperti tadi?"
Hiro menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah wanita yang berdiri di sebelahnya tersebut.
"Kenapa mbak Lia bertanya seperti itu?"
"Saya hanya penasaran tuan. Karena ini kali saya pertama ke ibu kota. Dan saya–menjadi takut."
"Lalu apa menurut mbak Lia saya juga jahat?"
"Ten–Tentu saja tidak tuan. Tuan Hiro sangat baik," jawab Delia. Dia kemudian langsung berjalan mendahului Hiro karena merasa malu mengatakan hal itu. Dia takut majikannya tersebut akan melihat wajahnya yang mungkin memerah.
Hiro dan Delia duduk di area rooftop kafe tersebut. Di sana Hiro bisa memandang hotel tempat pernikahan Nadila dilangsungkan. Meskipun ia tak bisa menatap langsung ke dalam ruangan itu, namun hanya melihat bagian luar hotelnya saja membuat hatinya terasa sesak.
Kenapa ini? Padahal Hiro yakin jika dia hanya menganggap Nadila seperti adik kandungnya sendiri. Namun kenapa melihatnya menikah dengan lelaki lain membuat Hiro menjadi sedikit kecewa.