"Oh jadi kamu nikah karena terpaksa?"
"Iya, aku nikah karena Rafa. Kalo bukan karena dia, mana mungkin aku mau cerai sama Savira!"
Rafa yang mendengar keributan tersebut keluar dari kamarnya, dan menatap sedih pada Rafael. Sudah lama dia selalu mendengar nama Savira selalu disebut ketika ayahnya bertengkar dengan ibunya.
"Rafa," desis Rafael terkejut begitu melihat anaknya keluar dari kamar dengan wajah yang kecewa.
"Rafa pikir, papa menikahi mama karena cinta. Tapi karena Rafa? Jadi—papa masih menyukai istri papa sebelumnya?" tanya Rafa.
Dia sudah kelas empat SD dan sedikit tahu apa yang diributkan oleh ayah dan ibunya tadi.
"Kalo karena terpaksa, lebih baik papa gak usah nikah sama mama. Rafa lebih baik gak punya papa, daripada lihat mama berantem terus sama papa," ungkapnya sedih.
Dera yang juga terkejut langsung berlari ke arah Rafa. Namun anak kecil itu langsung masuk ke dalam kamarnya.