Waktu itu … Dera diam-diam menemui Savira di toko bunganya tanpa sepengetahuan Rafael. Niatnya tentu saja untuk mengancam Savira, karena mengancam Rafael sepertinya sudah tidak mempan.
"Selamat datang!" sapa Savira dengan ramah ketika dia belum tahu kalau wanita itu adalah Dera.
"Hai Vir! Lama gak ketemu," sindirnya. Ia kemudian duduk di salah satu meja yang ada di sana tanpa diminta oleh Savira.
Ia mengamati toko bunga tersebut dan tersungging senyum sinis yang menyebalkan.
"Ini dari Rafael, kan? Kamu enak ya, dapet apa aja dari dia," gumamnya yang jelas didengar oleh Savira.
"Wajar kan suami ngasih sesuatu buat istrinya," sahut Savira. Dia masih bergeming di tempatnya berdiri dan menatap tajam Dera. "Mau ngapain ke sini?" tanya Savira.
"Duduk sini dong, kamu mau aku ngomong sambil teriak-teriak."
Savira menghela napasnya, kemudian berjalan menghampiri meja Dera. Dia duduk di depannya dan menatap dengan tangan bersilang di depan dada.
"Apa?" tanya Savira.