Firasat memang tak pernah berbohong, apalagi jika itu adalah firasat buruk.
Raga yang malam itu masih asik berkumpul dengan teman-teman satu jurusannya untuk penyambutan mahasiswa baru selalu mengirimkan pesan pada Rasty tapi tak dibalasnya sama sekali.
"Kenapa gak bales sih," gumam Raga sambil terus memandangi layar ponselnya. Dia sama sekali tidak fokus dengan acaranya saat ini.
Dia lebih memikirkan bagaimana keadaan Rasty sekarang. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk pulang lebih cepat.
Pukul tujuh Raga pulang, dia mengayuh sepedanya lebih cepat ketika tadi pagi.
Rasty tak pernah seperti ini, apalagi betah untuk tidak membalas pesan dari Raga.
Raga sampai di apartemennya jam delapan kurang lima belas menit. Begitu selesai meletakkan sepedanya, dia langsung gegas masuk untuk melihat bagaimana keadaan Rasty saat ini.
Namun yang ia temukan adalah keadaan Rasty yang pingsan dengan wajah yang pucat.
"Rasty!" Raga berusaha menyadarkan wanita itu, tapi Rasty tetap bergeming.