Ana mengangkat telepon dari Raga malam itu. sebelumnya dia sudah cemas karena anaknya itu tak juga pulang padahal sudah malam.
Sebelumnya Raga juga tidak mengatakan jika akan menginap di rumah neneknya. Karena setahu Ana, Raga tak akan betah berlama-lama dengan saudara dari ayahnya tersebut.
'Bu, Raga nginep di rumah nenek. Besok siang baru pulang, gak apa-apa kan?' tanya Raga.
"Iya gak apa-apa yang penting kamu udah kasih ibu kabar."
'Hmm, makasih Bu.'
"Ngapain terima kasih, kamu aneh banget akhir-akhir ini."
Lalu suara tawa kecil terdengar dari ujung. Ana tahu jika Raga belum bisa sepenuhnya melupakan Savira, maka dari itu dia mengabulkan keinginan anaknya itu selama dia bisa bahagia dan senang.
Telepon pun ditutup ketika Raga mengakhiri pembicaraan tersebut. Tak lama Ana mendengar suara bel berbunyi, dan dia tahu dia siapa. Sudah pasti Rico.