Télécharger l’application
61.81% ZEN: Didunia Fiksi / Chapter 170: Menepati Janji

Chapitre 170: Menepati Janji

Saat ini, Yui sedang menikmati apa yang sedang dia lakukan saat ini. Kedua tanggannya saat ini melebar untuk menerima hembusan angin yang menerpa dirinya saat berada diatas langit pada domain Papanya ini.

Dibelakangnya, Zen dengan sigap menjaga putrinya itu agar tidak terjatuh. Zen sangat senang melihat ekspresi bahagia dari putrinya tersebut, terlebih lagi Zen akhirnya bisa menyelesaikan janji yang sudah lama dia janjikan kepada Yui.

Yui yang sangat bahagia bisa menunggangi seekor naga, mulai melihat pemandangan indah yang ada dibawahnya tersebut. Bisa dilihat beberapa Mamanya yang ada dibawa melambaikan tangannya kearahnya.

"MAMA!!" teriaknya sambil melambaikan tangannya kearah Mama – mamanya tersebut, sambil menunjukan senyum manisnya.

Tio memang menerapkan beberapa skill untuk membuat orang yang menungganginya merasa nyaman, terutama mengurangi intensitas angin yang menerpa orang yang menungganginya.

Berjam – jam Zen menemani Yui terbang dengan naga yang ditungganginya tersebut, hingga akhirnya raut kelelahan bisa terlihat dari putrinya tersebut. Walaupun Yui masih bersemangat, tetapi tubuhnya sudah kehabisan energi saat ini.

"Baiklah, kita turun sekarang oke?" kata Zen dan dijawab anggukan oleh Yui.

Akhirnya mereka berdua akan mendarat halaman didepan rumah Zen. Namun perbedaannya, saat ini semua wanitanya sudah berada disana, karena mereka sudah selesai menyelesaikan urusan mereka masing – masing dan sudah kembali ke Alaska saat ini.

Zen lalu menggendong putrinya untuk turun setelah naga yang ditunggangi mereka berdua sudah mendarat dengan mulus dihalaman depan rumah mereka. Setelah mereka turun, Naga yang ditunggangi Zen dan Yui akhirnya mulai bercahaya dan berubah menjadi bentuk manusia.

"Gohon!" ucap naga itu sambil menutup setengah wajahnya dengan kipas yang dibawanya.

Kejadian itu sangat membuat semua orang yang berada disana kecuali Zen, Yue dan Shea sangat terkejut. Mereka tidak mengira, bahwa naga yang ditunggangi putrinya berubah menjadi sesosok wanita saat ini.

"Salam semuanya, namaku Tio Klarus, generasi terakhir dari clan naga Klarus" kata Tio sambil membungkuk dan memperkenalkan dirinya dengan elegan.

Hampir semua wanita Zen saat ini tidak tahu harus berkata apa setelah melihat kejadian tersebut. Setiap Zen membawa beberapa wanita pulang, wanita yang dibawanya merupakan seseorang yang mereka tidak bisa bayangkan.

Vampire, manusia kelinci dan sekarang manusia Naga, saat ini mereka semua termenung, karena mereka merasa seperti seekor katak yang berada didasar sumur saat ini. Mereka seakan tidak tahu apapun tentang apa yang terjadi pada semesta yang luas ini.

Namun berbeda dengan Yui. Yui yang awalnya sempat kelelahan, tiba – tiba saja aura matanya mulai berbinar setelah melihat transformasi dari Tio. Karena semua fantasi yang dia lihat pada buku ceritanya, ternyata bisa dia lihat secara langsung saat ini.

Yui sendiri akhirnya mulai mendekati Tio saat ini dan mencoba menyentuhnya. Tio yang merasakan kehadiran yang mirip seperti Zen mulai menatapnya sejenak.

"Jadi master sudah mempunyai anak kandung?" gumam Tio, namun gumaman itu didengar oleh Zen.

"Dia putriku, dia sangat menyukai naga, jadi jagalah dia mulai sekarang oke?" kata Zen.

"Baiklah Master" kata Tio sambil mendekati putri Zen saat ini dan mulai mengelus kepalanya dengan lembut.

Zen sebenarnya menyuruh Tio untuk tidak memanggilnya Master, namun karena wanita itu memaksa, akhirnya dia membiarkannya saja, terlebih lagi Tio berkata itu merupakan panggilan untuk orang yang sangat dihormatinya.

Akhirnya mereka mulai memasuki kediaman mereka di Alaska ini untuk menyambut kepulangan Zen dan lainnya, terutama Tio yang baru bergabung dengan mereka saat ini. Yui saat ini sudah digendongan Tio dan merasa sangat nyaman saat ini. Entah mengapa naga masokis itu bisa sedekat itu dengan anak – anak dan membuat mereka nyaman.

.

.

Disebuah lab, saat ini Zen sedang memeriksa projek yang dibuatnya bersama dengan Rinko dan Lisbeth saat ini. Sekarang pengerjaannya sudah mencapai 85% dan akan selesai saat ini. Projek yang mereka buat saat ini adalah sebuah benda menyerupai roket, namun benda tersebut merupakan sebuah satelit serbaguna.

Mereka merombak sepenuhnya bentuk satelit tersebut, dikarenakan semua komponennya terdapat senjata yang siap diluncurkan kapan saja. Bahkan disetiap bagian benda berbentuk roket ini, terdapat senjata pelindung otomatis yang dibuat oleh Lisbeth, yang mampu membunuh musuh atau penyusup dengan sekejap saat hendak menyerang benda ini.

"Apakah ada hambatan Rinko?" tanya Zen.

"Bisa dibilang inovasi bank mana yang kamu ciptakan bisa membuat benda ini sangat sempurna saat ini Zen. Benda ini dipastikan seperti satelit yang mengapung dengan tenaga mandiri dan sangat sempurna untuk menjadikan benda ini sebagai penghubung komunikasi antara dunia yang berbeda, serta pelindung bagi kita semua saat terjadi keadaan darurat" Kata Rinko

"Dan bagaimana dengan pengamanannya?" tanya Zen kemudian.

"Tenang saja Zen, berkat semua senjata otomatis yang telah kubuat dan juga barier pelindung, dipastikan benda ini akan sangat sempurna saat ini dan jangan lupa, kami juga membuat teknologi Stealth untuk menyamarkan benda ini pada atmosfir" jawab Lisbeth dengan bangga.

Mendengar semua itu, Zen hanya bisa tersenyum karena menugaskan wanita yang cocok membuat sesuatu yang mereka senangi, dan dapat terlihat hasilnya memuaskan saat ini. Bahkan jika dia yang membuatnya, dipastikan akan hanya seperti biasa saja saat ini.

"Lalu mengapa sampai saat ini belum selesai, bukankah kubilang saat aku kembali, benda ini akan selesai dan aku akan membawa kalian semua kedunia dimana Yue dan Shea berada?" tanya Zen.

Memang rencana Zen akan menggunakan benda yang dibuatnya bersama Rinko dan Lisbeth sudah direncanakan selesai pada waktu tertentu. Namun Zen keheranan, mengapa benda ini masih sekitar 15% dari selesai saat ini.

"Pertama, pehaman kami saat membangun sesuatu berdasarkan teknologi, ternyata sangat bertolak belakang saat kami menciptakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan secara teknologi saat ini, jadi banyak kesalahan yang membuat kami harus mempelajari dari awal saat ini. Dan untung saja, semua buku yang kamu bawa ketempat ini sebelumnya, dapat membantu kami beradapatasi dengan cepat" jawab Rinko.

"Ya, terlebih lagi, kami harus menyesuaikan unsur teknologi dan sihir pada benda ini, jadi kami sedikit terhambat" kata Lisbeth selanjutnya.

Memang Zen tidak bisa menyalahkan mereka sepenuhnya, karena pada awalnya Rinko merupakan peneliti dengan pemikiran yang dibentuk melalui Sains dan Teknologi. Saat mereka menemukan sesuatu yang bertolak belakang seperti sihir, dia harus beradaptasi kembali saat ini.

"Hah.. Berarti aku harus kembali menunda keberangkatan kalian" kata Zen.

"Maafkan kami Zen, nanti aku yang akan menjelaskan kepada yang lain tentang penundaan ini" kata Rinko yang merasa bersalah.

"Tidak masalah, aku tidak akan menyalahkanmu tentang itu. Memang dari awal aku yang salah untuk membuat tengak waktu" Kata Zen sambil menenangkan mereka berdua saat ini.

Akhirnya Rinko dan Lisbeth bisa kembali tersenyum setelah mendengar perkataan Zen tersebut. Sekarang mereka memastikan akan membuat benda ini menjadi sempurna dan Zen akan sangat puas melihat hasil karya mereka saat ini.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C170
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous