Di sebuah dunia yang moderen, seorang remaja yang terlihat tampan, sedang terlihat sangat bersemangat. Bagaimana tidak, remaja ini baru saja tiba ditempat ini, tempat yang sangat ingin dia kunjungi, baik dimasa lalu maupun sekarang.
Remaja tampan ini sedang asik berkeliling dengan wajah yang berseri - seri, seakan dia tidak akan pernah ketempat ini lagi. Walaupun dia hanya berjalan kesana kemari, tetapi bisa dilihat, dia sangat menikmati waktunya berada disini.
Remaja itu tidak lain adalah Zen. Setelah menghilang dari Alaska dan diteleportkan kesini, Zen langsung mengelilingi tempat ini sambil menikmati pemandangan yang belum pernah dilihatnya.
"Walaupun aku belum pernah ke Jepang, tetapi ini sangat mirip dengan Jepang dari duniaku." Kata Zen yang masih memperhatikan sekitarnya.
Disisi lain, beberapa orang disekitar Zen, sangat penasaran karenanya. Karena Zen hanya berkeliling tempat itu dan menyapa mereka satu persatu dengan senyumnya yang sangat memikat.
"Baiklah, apa yang harus aku lakukan selanjutnya, Irene?" tanya Zen setelah puas menikmati waktunya berkeliling.
[Kakak berhasil menyelesaikan hidden quest, silahkan buka menu quest untuk informasi lebih lanjut] kata Irene.
"Benarkah?, baiklah."
<Quest>
Hidden Quest:
[COMPLETE]
[Dunia Pertama]
[Memasuki Dunia Pertama]
[Hadiah]
[EXP: 500]
[Store point: 1.000.000]
[Acc Point: 50]
[Skill: Healing]
...
Hidden Quest:
[COMPLETE]
[Memasuki dunia 0.5]
[Memasuki dunia 0.5 pertama kali]
[Hadiah]
[EXP: 200]
[Store point: 100.000]
[Acc Point: 25]
[Item: healing Potion G X5]
[Level Up]
[Level Up]
"Woww... Aku langsung menyelesaikan dua hidden quest, dan terlebih lagi aku langsung meningkat dua level. Baiklah mari mengecek statusku selanjutnya." Kata Zen yang masih bersemangat.
<Status>
Status:
Nama: [Uchiha Zen]
Umur: [16]
Level: [4](200/400)
Bloodline: [God 1%]
HP: [400/400]
MP: ∞
Toko Poin: [1.100.000]
Status Poin: [75]
STR: J [7/10] > I [4/25]
AGI: J [5/10] > I [2/25]
INT: G [1/100] > G [8/25]
DEX: J [3/10] > I [0/25]
Skill: [Clean: 0] [Heal: 0]
"Wow.. bukan hanya levelku yang meningkat, statusku juga banyak berubah, dan terlebih lagi toko poin dan status poinku lumayan banyak untuk saat ini" kata Zen setelah memeriksa perubahan statusnya.
[Sebaiknya, Kakak menyimpan status poin Kakak, dikarenakan dengan status Kakak sekarang, Kakak bisa dibilang termasuk orang yang lumayan kuat didunia ini. Karena status rata- rata orang didunia ini berada pada level J hingga G] kata Irene.
"Baiklah" Kata Zen mengikuti saran Irene, lalu Zen mulai mengecek deskripsi skill barunya.
"Irene, tunjukan deskripsi skill yang baru kudapatkan" Kata Zen. Lalu sebuah layar imaginer muncul
[Heal: 0]
[Skill yang dapat membuat penggunanya dapat menyembuhkan diri sendiri maupun orang yang lain]
[Tidak dapat dipelajari]
[Membutuhkan Affinity Cahaya]
"Hmmm.. Cahaya ya. Baiklah apakah yang harus kulakukan selanjutnya" kata Zen didalam benaknya.
"Irene, bisakah toko poin ditukarkan dengan uang ditempat ini?" tanya Zen.
[Tentu, tetapi nilai tukarnya akan sama dengan toko poin] jawab Irene.
"Sama? tunggu.. bukannya tadi aku membeli baju dengan setelan lengkap dengan aksesoris, bukannya harusnya lebih mahal, jika menggunakan nilai tukar uang dengan nilai tukar yang sama dengan toko poin?" tanya Zen.
[Karena, nilai tukar uang tergantung dimana Kakak menukarkannya. Misalnya di Jepang kakak menukar 1000 toko poin akan menjadi 1000 Yen dan kalau Kakak menukarnya di Amerika akan menjadi 1000 Dolar Amerika]
[Begitu juga jika didunia yang Kakak kunjungi memakai nilai tukar koin emas akan menjadi 1000 koin emas.Tetapi tidak untuk benda yang ada di toko, Harga yang ada di toko sudah harga yang ditetapkan oleh sistem]
Jelas Irene.
"Jadi begitu, sekarang mari kita mencari tempat tinggal terlebih dahulu" kata Zen lalu mulai berjalan dan mengingat sesuatu.
"Namun Irene, bagaimana dengan identitasku?" kata Zen karena dia mengingat dia tidak mempunyai benda yang digunakan untuk menunjukan identitasnya.
[Silahkan buka menu penyimpanan, Kak.]
"Uhh.. Oke"
<Penyimpanan>
Penyimpanan:
Identitas Diri SSS
Healing Potion G [5]
"Identitas Diri dan peringkatnya triple S?" kata Zen setelah melihat list item yang berada di penyimpanannya.
[Identitas Diri SSS]
[Item yang berguna sebagai identitas]
[Tidak bisa ditukar menjadi kartu Adventure]
"Bisa tolong dijelaskan, Irene?" kata Zen
[Item ini bisa berubah menjadi kartu identitas, seperti kartu penduduk, sim, kartu pelajar dan passport. Namun tidak bisa diubah menjadi kartu Adventure.]
"Hmmm.. Baiklah, masalah identitas sudah teratasi, jadi sekarang aku membutuhkan alat komunikasi." kata Zen selanjutnya.
Lalu Zen mulai membuka menu toko sistem dan mulai mencari barang yang dicarinya.
"Wah.. ternyata banyak pilihannya" Lalu Zen mulai tertarik dengan smartphone dengan lambang apel dibelakangnya.
"Jadi harganya sama seperti diduniaku, jika toko poin mengkonveksikannya menjadi dollar" kata Zen.
Lalu Zen tanpa pikir panjang langsung membeli smartphone berlambang apel keluaran terbaru tersebut.
[1000 Toko Poin sudah dikurangi]
"Lalu bagaimana dengan providernya, Irene?" tanya Zen
[Tenang, barang di Toko Sistem kebanyakan spesial, seperti smarphone yang Kakak beli, smartphone itu bisa Kakak gunakan tanpa perlu memakai provider apapun.]
"Baiklah, kalau begitu" kata Zen yang senang karena dia tidak perlu memikirkan biaya provider lagi.
Lalu Zen mulai menelusuri semua informasi yang ingin dia ketahui dan semua informasi tentang biaya hidup di tempat ini menggunakan smartphone yang baru dibelinya.
Saat ini Zen sedang duduk dibangku sebuah taman dan masih asik mencari informasi yang dia inginkan.
Beberapa orang disekitar situ banyak yang memperhatikan Zen, bahkan ada beberapa wanita mencoba untuk melirik Zen dan mencoba menyapanya, dan hanya dibalas senyuman oleh Zen karena dia masih sibuk mencari informasi.
Banyak wanita yang merona melihat senyuman Zen, namun Zen saat ini hanya menghiraukan mereka.
"Jadi beginilah jika rasanya menjadi tampan" kata Zen sambil mengingat masa lalunya yang kelam.
Sedang asik mencari informasi sambil membalas sapaan orang - orang disekitarnya yang mencoba menyapanya, Zen melihat seseorang yang menurutnya sangat akrab dan mata Zen masih terpaku pada orang tersebut.
Seorang wanita berambut hitam sebahu, berpakaian sekolah abu - abu serta menggendong dua buah tas. Tas pertama tas biasa dan tas kedua adalah tas khusus untuk menyimpan pedang kendo.
Zen sepertinya sudah mengetahui identitas wanita tersebut, namun untuk membenarkan hipotesanya dia mulai berdiri dan mulai mengikuti wanita tersebut.
Disisi lain wanita tersebut yang merasa diikuti mulai membuka tas yang berisikan Kendo lalu mencoba menggiring orang yang mengikutinya kesebuah gang.
Zen yang mengikuti terus, akhirnya tiba disebuah belokan, dan saat menuju belokan tersebut, terlihat sebuah tebasan pedang kendo kearahnya.
"Plakk"