"Lyra, tunggu!" seru Lois, terus melompat dari atap ke atap untuk mengejar Lyra.
Lyra yang jaraknya sudah cukup jauh dengan saudari angkatnya itu tak menjawab.
"Kita bicarakan ini baik-baik, Lyra!!!" pekik Lois lagi, kali ini lebih keras. "Mungkin kita juga yang salah! Mungkin kita memang terlena, sehingga tidak memikirkan solusi yang lebih baik!"
Masih tak menimpali, Lyra melompat ke sebuah kompleks sekolah yang terbengkalai. Kompleks sekolahan itu penerangannya luar biasa minim karena hanya berasal dari bulan purnama. Lyra pun mendarat di lapangan upacara yang lantai betonnya sudah penuh lumut, juga dihiasi pula dengan rumput-rumput liar yang mencuat dari retakan-retakannya.
Lois ikut mendarat di sana, di tempat yang menjadi saksi bisa pertemuannya kembali dengan Lyra di bumi.
"Solusi? Memangnya kamu memiliki solusi apa, Lois?" tanya Lyra akhirnya, membelakangi saudari angkatnya itu. Suara Lyra sudah begitu parau dan tangannya terus menyeka air mata di pipi.