"... Silakan soal apa?" kata Yuria yang menjawab dengan santainya, asal selama dia bisa membantunya.
"Ini soal Kana Ayami, gadis idol yang pernah datang ke sini beberapa hari yang lalu." Kata Fuyuki serius yang memandang Yuria dengan sungguh-sungguh.
"Ayami?"
Wajah Yuria seakan-akan tidak mengingatnya.
"Dare (Siapa) ...?"
*Oi oi apa Yuria sedang berakting menjadi kura-kura dalam perahu alias pura-pura tidak tahu ('-' )
Tsurara yang berada di dekat Fuyuki berucap dengan nada kesalnya pada Yuria yang dirasa sikapnya menyebalkan itu, "Oi! Nenek tua bangka! Setidaknya jangan mencoba untuk menjadi orang pikun, kek! Aku tahu kamu sebenarnya ingat, kan!?"
"Ara-ara bukannya tidak sopan menanyakan ramalan nasib orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri?" respons Yuria kali ini niat, dia sebenarnya tidak pikun. Ramalan nasib tiap orang akan menjadi privasi seseorang itu.
Etto, sebenarnya aku ingin menampilkan scene ini lebih jelas di rooftop yang makan 1-2 bab lagi. Tapi, karena Volume ini sudah mulai habis lalu aku terlalu terburu-buru bikin volume baru yang tidak bisa dihapus yah~ akhirnya terpaksa diakhiri dengan kesan sedikit memaksa.
Oh ya, silakan baca di awal bab volume selanjutnya, ya. Saya sebagai penulis sangat berterima kasih pada Anda sekalian sudah baca sampai sejauh ini, mata ne :D