Matanya menerawang apa itu bahagia? Berli seakan buta dengan rasa bahagia.Setiap ia tersenyum atau tertawa ia menerka. Apa ia tertawa karena bahagia atau hanya sekedar tawa tanpa arti apapun.
Berli terlalu buta dengan emosi yang berupa bahagia.
Gadis cantik itu menatap kosong koper yang ada didepannya, koper yang penuh dengan uang pemberian ayahnya. Uang itu begitu banyak, bahkan ia yang suka dengan uang masih belum bisa menerima keadaan ini, sosok orang tua yang ia butuhkan justru membeli tanggung jawabnya dengan uang yang kini ada di hadapannya.
Matanya bengkak, wajahnya sembab. Berjam jam Berli menangisi nasibnya. Dalam hati ia masih mengharapkan perhatian dari orang tua, paling tidak sang ibunya namun pada kenyataanya justru sang ibu yang menyarankan ayahnya untuk membuang dirinya.
Lelah menangis Berli tidak sadar jika sinar matahari sudah menerangi kamar sempitnya, mentari itu memberikan cahaya Indah pada tumpukan-tumpukan uang yang ada didalam koper.