Télécharger l’application
79.84% Dance Of The Red Peacock.Ind / Chapter 103: Kenangan Yang Terlupakan

Chapitre 103: Kenangan Yang Terlupakan

YangLe menoleh hendak melihat apa yang terjadi tapi baru saja membalikkan kepalanya.

Sreengg! Sebuah benda mengkilap terpantul sinar matahari sudah menempel di lehernya.

"Jangan bergerak, pedang ini mungkin tidak punya mata yang jeli" suara FeiEr, YangLe membalikkan kepalanya perlahan dan melihat FeiEr sudah berdiri di depannya, YangLe melirik pintu di mana terlihat beberapa anak buahnya yang sudah terkapar di halaman.

Hong melihat wajah Fei lama, ia mungkin asing melihat pemuda di depannya, tapi, perasaan saat melihat wajah itu, sangat tidak asing.

"Adik, apa yang terjadi padamu? Ini kakak Fei apa kau sudah melupakan kakak?"

YangLe menggeser ujung pedang FeiEr dengan jarinya.

"Tuan muda Jie, anda tidak mungkin berpikir anda bisa melarikan diri dengan mudah bukan? Lagipula apa yang anda harapkan? Adik Hong bahkan tidak mengenalimu lagi, apa yang bisa kau perbuat?"

Tangan Fei gemetar, Hong melihatnya dengan tatapan asing, adik kesayangannya itu sama sekali tidak mengenalinya, seketika Fei merasa udara di sekitarnya begitu berat untuk dihirup, bagaimana adiknya sampai tidak mengenalinya, tangan Fei yang lemas menjatuhkan pedang yang digenggamnya erat ke atas lantai.

Prangg!

DaHuang dan AhLei yang mendekat melihat Fei dengan tatapan bingung.

"Tuan muda"

Tak lama dari pintu BuAn dan YuTang masuk bersama beberapa pengawal lainnya, hendak menyerang tapi tangan YangLe mencegahnya.

"Biarkan saja Bu, biarkan saja tuan muda Jie di sini"

Tak lama kemudian di pekarangan paviliun Peony.

Fei masih meragukan cerita YangLe yang mengatakan kalau sebulan yang lalu saat hendak kembali ke Hua ia menemukan rombongan mencurigakan di perbatasan, yang setelah diselidiki membawa sesuatu yang sangat penting, Hong yang tak sadarkan diri diikat di dalam kereta, tanpa berpikir panjang YangLe merebut Hong dari rombongan itu dan bergegas membawanya ke istana untuk berobat, tapi tidak disangka Hong tidak mengingat apapun soal masa lalunya, hingga YangLe memutuskan untuk memberi identitas baru bagi Hong agar pemuda itu tidak terlalu banyak berpikir, kondisi tubuhnya tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan jauh hingga kembali ke Tang mungkin adalah pilihan yang sangat buruk.

Fei menghapus air matanya, ia tidak bisa menahan diri memikirkan betapa ia sangat merindukan adiknya tapi di sisi lain Hong sama sekali tidak mengingat siapa dirinya.

"Kenapa, anda tidak mengirim utusan untuk memberitahu soal kondisi adik? Anda tidak tahu bagaimana cemasnya Ibunda dan Ayahanda menunggu, apalagi paman Kaisar yang siap menyerang siapa saja yang dicurigai telah membawa adik pergi, anda, menahannya di sini begitu lama"

YangLe mengangkat cangkir tehnya, menahan napasnya sejenak dan melihat wajah FeiEr.

"Aku berharap bisa melakukan itu, tapi kondisi saat ini sangat berbahaya, penculik adik Hong mungkin masih mengintai di luar saja hingga aku tidak bisa mempercayai siapapun untuk saat ini, mengirim utusan akan membuat keberadaannya diketahui siapapun yang berniat jahat padanya, tuan muda Jie, anda, mungkin tidak percaya, tapi aku tidak punya niat jahat pada adik Hong, tadinya aku berharap bisa membawanya kembali ke Tang tapi mengingat kondisi kesehatannya kini, aku tidak bisa berbuat banyak"

Fei menahan diri, berpikir lama, apa yang harus dilakukannya kini? Ia tidak mungkin meninggalkan adiknya tapi adiknya itu sama sekali tidak mengenalinya, apa yang harus ia lakukan? Mendekati adiknya saat ini membuat Hong menderita karena berusaha mengingatnya hingga ia akan selalu jatuh pingsan. Tangan Fei menggepal kuat.

"Heh adik"

.....

Fei tidak bisa meninggalkan Hong walau adiknya itu lupa akan dirinya, sementara ia akan terus tinggal di istana Gao hingga Hong kembali mengingatnya, atau setidaknya kondisinya jauh lebih baik agar ia bisa membawanya pulang ke Tang, Ibunda dan Ayahanda pasti sangat mencemaskannya kini, tapi seekor merpati yang dibawa AhLei bisa mengirimkan pesan secepatnya ke Tang, mereka melakukannya tanpa diketahui YangLe yang masih mencurigakan di mata FeiEr, ia tidak bisa mempercayai orang itu, walau mungkin ceritanya benar tapi menahan adiknya selama puluhan hari di sini tanpa diketahui keluarganya adalah hal yang salah.

Burung kecil itu terbang setinggi-tingginya menghindari pengawasan para pengawal, kemampuan mistis AhLei sangat bisa diandalkan dalam kondisi seperti itu, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan hewan, salah satu keahlian yang didapatkan sejak ia kecil, mungkin keturunan ibundanya dari suku Pendeta sakti membuat AhLei secara alami memiliki kemampuan yang walau tidak begitu tinggi tapi masih bisa digunakannya sekali waktu.

Fei, DaHuang dan AhLei tinggal di salah satu bungalow tak jauh di belakang pavilion Peony, mereka harus memikirkan bagaimana caranya membawa HongEr keluar dari istana bagaimanapun caranya.

.....

Hong duduk menyandar di atas ranjangnya, tubuhnya lemah, sakit di kepalanya membuat ia tidak bisa turun dari tempat tidur atau ia akan terjatuh dengan sendirinya, pria muda di depannya, mengambil handuk berisi air hangat dan membasuh tangannya, entah kenapa Hong tidak menolak saat pria muda yang mengaku kakaknya itu menyentuhnya di sana sini, bahkan di balik pakaiannya.

Fei tersenyum.

"He apa yang kau pikirkan dik?"

Hong mengalihkan pandangannya, ia sudah terlalu lama melihat wajah Fei yang diakuinya sangat akrab.

"Eh ti tidak, em, apa, kakak Fei, benar kakakku? Lalu, kak Yang itu, juga, kakaknya kak Fei? Jadi, emm" Hong berpikir keras, Fei menurunkan tangan Hong yang memegang kepalanya, ia tersenyum.

"He sudahlah adik tidak usah terlalu dipikirkan, saat ini adik sedang sakit, lebih baik pikirkan kesehatanmu dulu, kelak adik pasti akan mengingat semuanya, heh"

Fei membelai rambut depan Hong, melihat wajah adiknya dengan senyum lebar, entah adiknya akan mengingatnya atau tidak ia tidak begitu memperdulikannya lagi, walau ia berharap Hong akan pulih, tapi yang paling penting kini adalah bisa melihat dan menyentuh tangan adiknya lagi, ini suatu hal yang sudah sangat jauh dari cukup disbanding sebelumnya. Fei menundukkan kepalanya, ia menahan diri untuk tidak mengeluarkan airmatanya di depan Hong, tapi sepertinya pemuda itu sudah melihatnya.

"Kak, jangan menangis" tangan lembut Hong membelai pipi Fei dimana setitik airmata mengalir turun, Fei mengenggam telapak tangan itu erat, tubuhnya bergetar dan mendekap jemari Hong seakan tidak akan pernah ia lepaskan lagi, selamanya tidak akan dilepaskan.

"Ems ini, karena mata kakak sakit saja, adik tidak usah cemas"

Hong terdiam, membeku di posisinya, tatapan mata Fei saat melihatnya dengan mata berkaca-kaca, sebuah bayangan ingatan muncul di kepalanya.

"Adik! Syukurlah!" seorang pemuda yang memeluknya erat, sangat hangat.

Hong menarik tangannya cepat, matanya membelalak lebar, pemuda dalam ingatannya, mungkin, adalah pemuda yang duduk di depannya kini, tapi, kepalanya sakit bukan main.

"Akh"

Fei menyadari itu, dengan segera diletakkan baskom di pinggir ranjang ke atas meja dan membantu Hong berbaring, sementara tangan Hong memegang tangan Fei dengan kuat.

"Adik kepalamu sakit lagi? Ayo berbaringlah, jangan terlalu memaksakan dirimu dik"

#######


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C103
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous