Télécharger l’application
53.6% The Hidden Smile / Chapter 52: Nadia #7

Chapitre 52: Nadia #7

Alex memperhatikan Nadia yang masih memperhatikan kakinya. Gadis itu terlihat khawatir namun ia tidak memberikan ekspresi apapun. 'Apakah karena kejadian satu minggu yang lalu? Ah… Dasar Nadia!'

"Sekarang, giliran gue yang nanya." Kata Alex dan membuat mereka semua berbalik padanya. "Itu kenapa?" tanyanya sambil mengulurkan tangannya mendekati wajah Nadia.

Gadis itu langsung menepiskan tangannya. "Udah gue bilang itu blush on." Jawabnya dingin.

Pemuda itu pantang menyerah dan bahkan menyentuh dagu Nadia lalu menarik wajah gadis itu mendekati wajahnya. Nadia terkejut. begitu juga Elisabeth, David, orang tua Alex dan juga teman-temannya, namun Alex hanya fokus memperhatikan wajah Nadia.

"wajah lo memar, bibir lo pecah. Lo nggak apa-apa?" katanya lalu melepaskan Nadia.

"Yaiyalah gue nggak apa-apa. Kenapa emangnya?" jawab Nadia cepat.

"Enggak… cuman…" jawab Alex ragu. "Cuman apa?" tanya Nadia dan membuat Alex tersenyum dan menggeleng.

Steven memperhatikan keduanya yang bahkan dapat berbincang akrab dengan cara mereka yang paling kasar.

"Nad, Nad… nasib lo!" kata Alex tiba-tiba. "Apa?" tanya Nadia cepat.

"Lo tuh ya, udah nggak cantik, body lo juga nggak seksi, udah gitu lo brengsek pula. Sekarang lo babak belur, gimana lo mo dapat pacar, coba?!" lanjutnya lalu tertawa lucu diikuti teman-teman yang lain.

"Alex!" tegur Rossari saat mendengar Alex mengatakan bahwa Nadia brengsek di depan Ibu Nadia dan membuat pemuda itu tertawa malu.

David tertawa lucu mendengar deskripsi Alex tentang Adiknya yang benar-benar tepat. Nadia menatapnya tajam. "Lo mau nggak bisa jalan sampe tiga bulan ke depan?!"

"Nadia!" gantian Elisabeth yang menegur putrinya. Nadia menatap Alex kesal karena mendapat teguran dari Ibunya.

Henry sepertinya memikirkan sesuatu dari tadi namun tidak dapat menyampaikannya karena moment pertemuan Alex dan Nadia yang sayang untuk dilewatkan. Sekarang setelah teguran dari Ibu Nadia, Henry akhirnya memutuskan untuk mengungkapkan isi hatinya.

"Nad, kemaren pas mereka dipanggil pak David buat tanding basket, gue rada sedih karena gue yakin gue bakal garing sendirian selama seminggu tanpa mereka, tapi abis itu gue lega karena gue tau masih ada lo. Tapi, ternyata seminggu kemaren lo juga nggak ada. Lo kemana aja?" tanya Henry serius.

Alex dan Nadia spontan saling berpandangan. David yang mendengar pertanyaan Henry juga ikut berbalik pada Nadia dan menunggu jawaban adiknya. "Lo temenan sama mereka tapi nggak ngasi tau mereka?" tanya Alex heran.

"Ngasi tau apa?" tanya Grace cepat.

Nadia menatap mereka serius. Alex tersenyum melihat ekspresi Nadia seperti itu jika berbuat salah. "Gue cuman ngerasa aja kalo ini nggak penting buat lo semua tau." Jawab Nadia serius.

"Ingat pas kita janjian mo gerjain tugas kelompok trus gue bilang gue ada acara tiap weekend? Well, gue latihan karate tiap weekend, kemaren bahkan latihannya mulai hari kamis sampe minggu karena ada pertandingan. Jadi, kemaren pas mereka tanding basket, gue ada di lapangan laen tanding karate." Lanjutnya.

"Gue nggak tau kalo lo sekeren itu." Puji Henry.

"Lex, walaupun dia nggak cantik, body dia juga nggak seksi, udah gitu brengsek dan sekarang babak belur, dia pasti punya pacar karena dia peringkat dua sesekolahan dan juga bisa karate!" kata Henry bersemangat.

"Jadi, muka lo bukan blush on, kan? Tapi memar karena pertandingan kemaren." Tanya Amelia.

"Tapi dia juara dua lho! Kayak gue." Sahut Alex lalu tersenyum senang.

Nadia merasa aneh dengan tatapan Amelia dan Grace. Baru saja David akan mendekatinya, Nadia segera keluar dan duduk di deretan kursi di sepanjang koridor. Tak lama Amelia dan Grace datang dan duduk di sampingnya.

"Gue tau, kalo itu nggak penting buat orang laen tau kalo lo karateka atau bukan, sama kayak gue nggak peduli orang tau bahwa gue anggota tim basket atau enggak. Tapi kita temen, Nad. At least lo cerita aja sama kita walaupun itu nggak penting sekalipun." Kata Grace.

Mereka kemudian hanya terdiam. "Sekarang kita udah tau. Nggak apa-apa kan, kalo kita tau?" tanya Amelia pelan lalu memeluknya. Nadia terdiam karena terharu. 'Jadi ini rasanya punya temen yang normal nggak kayak Alex?'

Grace memalingkan wajah Nadia ke arahnya dan memperhatikan memarnya. "Mana lagi yang memar?" tanya Grace.

"Lengan?" jawabnya ragu.

"Sepadan sih, sama juara dua." Kata Grace sambil mengangguk lalu tersenyum padanya.


L’AVIS DES CRÉATEURS
Weird_Unicorn Weird_Unicorn

Like it? You may want to add this book to your library!

If you have some idea about my story,

please be free to comment it and let me know.

Creation is hard, so cheer me up!

*ps: your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C52
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous